Chapter 2

9 2 0
                                    

        Seorang murid baru masuk kedalam kelas bersama guru yang mengajar pelajaran awal hari ini. Guru dan murid itu pun masuk, murid-murid didalam kelas langsung berbisik-bisik tentang murid baru yang datang itu.

       "Itu kan anak baru yang tadi kulihat."

       "Aku ga nyangka dia masuk kelas kita."
Bisik murid-murid didalam kelas.

       "Selamat pagi anak-anak." sapa guru didepan kelas.

       "Selamat pagi ibu guru." sahut mereka dengan bersamaan.

       "Baiklah, disamping saya ada anak baru. Perkenalkan diri mu sayang." pinta guru itu dengan nada lembut.

        Murid itu menganguk mengerti dan menghadap ke depan dengan senyuman.
"Hay, perkenalkan nama saya Vero Prasati. Aku harap kita bisa berteman dengan baik." ujar Vero dengan melambaikan tangannya dengan ceria. Murid-murid pun terkekeh dan membalas nya dengan senyuman.

      "Baiklah nak Vero kau bisa duduk di meja kosong sana." terang guru itu dan Vero memberinya hormat lalu pergi ke bangku untuk duduk.

        Saat sampai ke bangku tersebut terdapat coretan dan sampah-sampah yang memenuhi bangku itu. Vero pun mengangkat tangan dan guru itu pun menoleh.

       "Maaf, bukan kah bangku ini sudah tidak layak dipakai?" protes Vero dengan nada lembut dan sopan.

       "Vero, tapi itu bangku satu-satunya disini. Kau bisa ganti saat sudah istirahat nanti." tutur guru itu membuat Vero menghela napas untuk sabar dan tersenyum kecil.

      "Hey? Vero. Nanti aku bantu cariin bangku." Vero menoleh ke suara yang berbicara kepadanya.

       "Ah terima kasih ....?"

       "Devan Rajamansa." ungkap laki-laki yang duduk disampingnya.

       "Ah oke terima kasih Devan." ucap Vero dengan senyuman yang tidak pernah pudar.

       "Baiklah anak-anak buka buku halaman ..."

Kring... (Saat nya istirahat.)

        "Terima kasih Devan sudah bantuin aku nyariin bangku." ungkap Vero sambil mengulurkan tangannya ke Devan dan Devan pun membalas nya dengan tulus.

        "Don't mention it." balas Devon.

        "Eh kamu mau ke kantin ga? Sambil aku ajak kamu keliling sekolah." ajak Devon.

        "Wih boleh tuh, ayo!" seru Vero dengan ceria membuat Devan terkekeh. Bagaimana orang yang baik ini bisa mendapatkan bangku paling jelek. Bahkan murid-murid dikelas ini tidak ada yang mau membantu nya.

         Mereka pun bersama-sama pergi ke kantin hingga bertemu dengan Leo dan Lara yang tiba-tiba menghampiri mereka.

        "Eh Leo,Lara? tumben." ejek Vero yang tidak menyangka dua saudara nya ini menghampiri nya. Sementara Devan bingung siapa dua orang ini.

         "Devan kenalin ini saudara ku." ungkap Vero.

        "Ini Leo." menunjuk Leo.

        "Dan ini Lara." menunjuk Lara.

        "O-oh iya, hay." ucap Devan sambil mengulurkan tangannya namun Lara membalasnya dengan senyuman sedangkan Leo hanya menatapnya datar.

       "Oh tidak mau ya? Baiklah." lirih Devan dan menarik tangannya kembali

       "Tenang saja Devan, mereka orang baik kok." bisik Vero sambil menepuk bahu Devan untuk menyemangati nya.

       "Baiklah ayo kita kekantin." ajak Vero dengan senyuman ceria.

THE LIVING DEAd SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang