Chapter 8

5 0 0
                                    

          Mata yang mulai terbuka melihat langit-langit sebuah UKS tiba-tiba tersentak dan duduk sambil ngos-ngosan, Pak Ija menoleh ke samping ternyata ada Vero disamping nya memasang ekspresi khawatir dan tersenyum.

         "Syukurlah bapak sudah bangun." ucap Vero dengan halus. Pak Ija menganguk dan meneguk ludah nya.

         "Bagaimana saya bisa disini?" tanya Pak Ija karena ia melihat dirinya sudah terbaring di UKS.

         "Saya menemukan bapak tergeletak dilantai dan membawa bapak kesini." jelas Vero dan Pak Ija hanya membalas dengan angukan.

          Suasana diam dan sunyi hanya beberapa menit kemudian Pak Ija teringat  sesuatu dan bergerak untuk bangun membuat Vero sedikit terkejut.

          "Pak Ija mau kemana?" tanya Vero sedikit berteriak. Namun Pak Ija mengabaikannya dan berlari tergesa-gesa, Vero pun mengejar dan mengikuti Kepsek. Pak Ija berlari ke arah kantor nya secepat mungkin dan Vero masih mengejar nya. Sesampai Pak Ija di kantornya dengan cepat ia membuka pintu nya dan melihat sesuatu di meja nya.

          Hewan peliharaannya sudah kabur entah kemana, kandang tikus itu di rusak oleh seseorang. Ekspresi Pak Ija mulai ketakutan hingga terduduk lemas, dimana tikus kesayangan nya itu? Vero pun sampai  dikantor dan melihat Pak Ija terduduk dengan ekspresi kosong.

         "Pak!! Ada apa?!" pekik Vero dengan panik lalu melihat sebuah kandang hancur membuat mata nya terbelalak.

         "Sudah pak jangan lemas seperti itu." desak Vero sambil menggoyang bahu Pak Ija yang termenung.

         "Pak itu hanya tikus bia-"

         "Tidak! Hewan itu istimewa bagi ku." potong Pak Ija dengan tatapan datar. Vero menaikkan alisnya sebelah, rasa penasaran nya semakin naik tentang tikus milik Pak Ija, istimewa? Hal istimewa yang membuatnya ingin mencari tahu detail.

          Seorang murid mulai masuk kedalam toilet untuk mencuci tangannya. Secara tidak sadar terdengar suara cicitan didalam toilet tersebut. Perhatian murid itu sempat teralih namun mengabaikannya. Tiba-tiba kaki nya terpatuk oleh tikus, karena geram murid tikus menginjak-injak tikus berkali-kali. Akhirnya tikus itu mati karena injakan kasar. Murid itu menggosok-gosok kaki nya yang terpatuk dan meringis kesakitan.

         Tubuh murid itu tiba-tiba membeku dan susah digerakan. Murid itu berusaha menggerakkan tubuhnya dan berdiri tapi ia berteriak histeris karena ia memandang ke cermin tubuh nya terlihat berurat hitam dan berwarna hijau abu-abu. Mata nya berubah menjadi putih membuat nya semakin histeris.
 
      

          Dua orang, ketua dan wakil osis sedang mengamati warga sekolah yang sedang beraktivitas setiap jam istirahat.

         "Aku lebih suka melihat hal damai seperti ini dari pada pertengkaran antar siswa." ucap Bunga lalu menatap Devan dengan senyuman.

         "Aku juga, kuharap aku dan kau bisa mengelola sekolah dengan baik selama masa jabatan ini." balas Devan dan Bunga hanya menganguk. Pandangan Bunga beralih kearah toilet terdapat murid yang berjalan lambat dan pincang.

          "Devan.. Lihat itu." Bunga menunjuk sesuatu di depan wc dengan ketakutan yang hebat. Mayat hidup mulai muncul berjalan dengan sempoyongan dan wajah yang menyeramkan.

           Devan pun menatap ke arah yang ditunjukkan Bunga. Mereka berdua langsung menegang, tubuh mereka tidak bisa bergerak dan hanya bisa membeku ditempat.

          "Apa yang terjadi? B-bagaimana bisa?" ucap Devan dengan nada panik dan ketakutan. Bunga langsung memegang pergelangan tangan Devan dan menganguk.

THE LIVING DEAd SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang