Chapter 10 : Sang Penguntit

86 17 3
                                    

Dua Minggu lepas, Shani Telah Tinggal di India. Bukan tanpa sebab, Tapi Tentu saja Untuk mengetahui akhir dari kisah Pansay dan Angkong hantu yang mengikutinya. Heatherleg menyimpulkan, Kalau Akhir dari kisah itu akan membawa Shani menemukan Obyek selanjutnya. Jadi selama Dua Minggu itu, Shani secara Langsung menguntit Pansay kemanapun dia pergi tanpa sepengetahuannya.

Sama seperti hari ini, Dimana Shani tengah menguntit Pansay yang tengah berkuda sendirian di sebuah taman Yang sepi. Berkuda merupakan Hobi yang masih sering di lakukan di India. Orang-orang terkadang Memahami keindahan alam Hanya dengan berkuda. Pada Satu kesempatan, Shani melihat Angkong itu lagi di hadapan Pansay. Namun kali ini, Pansay terlihat tidak takut atau lebih mencoba memberanikan diri untuk mendekati Angkong tersebut.

"Jadi, Kudengar kau bertunangan Jack sayang!" Shani bisa mendengar suara wanita yang duduk di atas Angkong itu. Suaranya terdengar lembut namun dingin dan menusuk. Keempat pria yang membawa Angkong tersebut nampak seperti mayat hidup. Terlihat pucat dengan tatapan kosong.

"Aku yakin itu adalah sebuah kesalahan, sebuah kesalahan yang fatal. Kau akan lihat! Suatu hari kita akan kembali menjadi teman baik seperti dulu." Kembali wanita di atas Angkong tersebut bersuara.

Pansay terlihat seperti seorang lelaki yang kejam. Jawabannya mungkin akan melukai seorang lelaki tangguh sekalipun. Itu akan melukai seorang perempuan sekarat yang telah berubah menjadi hantu, seperti ayunan sebuah cambuk.

"Ayolah, Maafkan aku Jack. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Tetapi ini suatu kebenaran, ini kebenaran!"

Pansay terdengar mengucapkan beberapa patah kata, sebelum akhirnya dia berbalik dan meninggalkan Angkong itu untuk meneruskan perjalannya dalam damai. Untuk beberapa saat, Shani melihat pansay seperti seekor anjing yang kejam. Empat lelaki yang bertugas membelokan angkongnya dan menghilang pada udara kosong.
Shani menghela nafas, kisah ini akan sangat panjang menurutnya.

Pada hari berikutnya, Shani melihat pansay dan Kitty Mannering pergi ke pedagang perhiasan, dan Shani tau kalau mereka membeli sebuah cincin. Lalu Shani mengikuti keduanya berkuda melewati jembatan pada suatu tempat. Shani cukup jauh berada di belakang mereka dengan menaiki kuda pula. Meski begitu, Shani bisa melihat dengan jelas apa yang tengah di lakukan oleh kedua sejoli yang ia ikuti. Tampak kuda pansay berhati-hati melewati jalanan yang rapuh, tunangannya Kitty malah asik tertawa-tawa dan mengobrol di samping pansay.

Jalanan itu padat, tetapi kemudian Shani melihat sebuah gelagat aneh pada pansay. Shani turut pula mendengar suara tipis memanggil nama pansay dari jauh. Shani mengenali nada dan suara bisikan tersebut. Suara perempuan yang selalu duduk di atas Angkong. Tetapi kemudian Shani melihat gelagat aneh lainnya pada pansay. Dan ketika Shani menyadarinya itu adalah empat orang lelaki berpakaian hitam putih menarik sebuah Angkong berwarna kuning. Dan Shani yakin kecuali dirinya dan pansay, tidak ada orang lain yang bisa melihat Angkong tersebut.

"Kitty!" Pansay terdengar berseru. "Mereka adalah orang-orang Upahan Nyonya Wessington yang malang! Aku penasaran siapakah yang mempekerjakan mereka sekarang?" Ucap Pansay.

Shani menyadari keanehan di sini, Pansay sudah tau kalau Nyonya Wessington telah meninggal. Lalu kenapa dia tidak berfikir kalau mereka adalah hantu. Seolah dia biasa saja menanggapi semuanya. Dan bahkan Shani ragu kalau sahabatnya Kitty bisa melihat Angkong tersebut. Shani juga tidak tau apakah Kitty mengenal sosok Nyonya Wessington.

"Apa? Mana? Tanyanya. "Aku tidak melihat mereka di manapun.

Dia mengenalnya, Tapi tentu saja tidak bisa melihat sosoknya. Bahkan saat dia berbicara, Shani melihat kuda Kitty berjalan lurus menembus tepat di hadapan angkong itu. Kuda dan penunggangnya berjalan menembus keempat lelaki dan Angkong itu layaknya udara tipis.

SHANI : Holders New Generation ( BOOK 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang