Bab 17 : My Fate Pair is Rose

272 30 4
                                    

"Mama? Uhm... Mama dimana?" ucap Milo setengah terbangun. Ia mencari-cari Joan namun lelaki omega itu tidak ada disampingnya. Bocah sepuluh tahun itu kemudian menuju ke kamar ayahnya ingin bertanya dimanakah mama barunya itu.

"Papaaa!" Teriak Milo dengan marah karena kesal. Ia menggedor-gedor pintu kamar ayahnya yang tengah dikunci.

Joan mulai tersadar karena suara berisik yang membangunkannya. "Uhh... Astaga apa yang terjadi, uhm..."

Ia kemudian terbangun dan memegangi kepalanya yang pusing. "Eh, a-apa ini... " ucap Joan ketika sesuatu yang erat melingkar di perutnya. Ia lalu melirik ke belakang. Sosok alpha itu dengan tenang tengah tertidur pulas. Bulu mata keperakan itu tampak sedikit bercahaya karena cahaya matahari mulai memasuki celah-celah ventilasi.

" Tn. Silas?" Joan mengucek matanya untuk memastikan kembali ia tak salah lihat. "Tidak mungkin! Ke-kenapa Tuan Silas?!" Joan mundur kemudian melepaskan tangan besar itu dari pinggangnya.

Ia melirik sebentar pergelangan tangan kirinya yang tengah di balut dengan perban. Dengan tergesa-gesa, Joan bangun dan hendak membuka pintu namun kakinya terseret dengan selimut tebal hingga ia terjatuh.

"Mama!! Mama ada di dalam? Papa!! Buka pintuu!! " Milo menggedor dengan lebih keras membuat telinga Daniel terasa ingin pecah. Tubuhnya enggan bangun karena hampir semalam penuh ia begadang untuk menemani Joan dan tentunya mengerjakan pekerjaannya yang tak kunjung selesai.

(Suara pintu dibuka)

"Mamaa... " Raut wajah Milo ingin menangis. Bocah berumur sepuluh tahun itu langsung memeluk Joan degan erat.

Joan menghela napasnya, ia pun membelai rambut keperakan itu dengan lembut.

"Mama kenapa pindah tempat tidur? Apakah karena semalam Milo ngiler? Oh atau karena Milo mendengkur dengan keras ya?" ucap Milo dengan sedih.

Joan menggeleng pelan, "tidak sayang... "

"Ta-tangan Mama kenapa ini?" ucap Milo dengan panik. "Apakah Papa yang melakukan semua ini? Papa!! Bangun!! " Milo berteriak dengan keras hingga pada akhirnya Daniel terpaksa untuk bangun.

Ia menguap sebentar dan meregangkan badannya, " Milo sayang, sebentar ya... Ini hari cuti papa... Papa ingin kembali tidur sejenak, tolong jangan ganggu Papa... " Daniel menutup kembali kepalanya menggunakan selimut.

Joan yang sedikit bingung dengan apa yang tengah terjadi kemudian terduduk di pinggir kasur sambil menatap kedua orang yang tengah bertengkar di depannya.

"Mama? Ini sakit ya? Shuh... Shuh... Semoga cepat sembuh, " Milo meraba dan meniup lembut tangan kiri milik Joan.

Joan sedikit terkejut, namun kemudian tersenyum. Ia sangat tersentuh melihat aksi bocah bandel itu.

Tiba-tiba terbersit ide gila dari benak anak sepuluh tahun itu. Entah darimana Milo belajar.
"Ah, Mama dan Papa sedang buat adik untuk Milo ya?" Ucapnya dengan penuh percaya diri. Sorot matanya tampak berbinar-binar.

Tiba-tiba jeweran mendarat di kuping Milo, anak bandel itu dijewer oleh ayahnya sendiri. "Milo, ini urusan orang dewasa, kau tidak perlu ikut campur paham! Sudah, sekarang Milo bangun, lalu sarapan. Minta Bibi Su untuk menyiapkan sarapan... " Daniel terbangun dari kasurnya tepat di belakang punggung Joan, posisi ini tambah ambigu karena tubuh Daniel yang besar seperti memeluk Joan dari belakang.

Detak jantung Daniel terdengar cukup jelas mengalir di punggung Joan. Omega itu melirik ke belakang, wajah tegas dan tampan khas alpha itu terlihat sangat jelas.

Milo dengan tegas menggelengkan kepalanya. "Bibi Su tidak ada di rumah, Pa. Sekarang juga sudah pukul tujuh, hehe... Milo sudah terlambat ke sekolah, jadinya Milo mau membolos saja!"

[BL ABO] AmarylisWhere stories live. Discover now