08. Bimbang dan sedikit kejutan

80 39 8
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING



Satu minggu berlalu setelah Rio pulang dari rumah sakit, ia semakin dekat dengan arin. Namun kedekatan nya hanya sebatas telepon, karena Arin sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Rio selalu meminta bertemu, tetapi Arin selalu menolak. Arin selalu beralasan belum siap bertemunya atau sibuk bekerja.

Tapi disisi lain juga Arin juga selalu khawatir dengan Rio yang sudah tua tapi hidup sendiri.

Arin selalu overthinking dengan segala hal yang berkaitan dengan Rio. Apalagi minggu kemarin Rio baru saja pulang dari rumah sakit kecelakaan tabrak lari yang menimpa nya beberapa minggu lalu.

Sebenarnya Arin ingin sekali menemani rio di masa tua nya, tapi Arin tidak bisa percaya lagi pada rio.

◇◇◇

Merebahkan tubuhnya diatas pulau kapuk itu, Arin mulai menutup mata nya menuju Alam mimpi.

Rio dengan pakaian nya yang basah karena hujan itu mendekat ke arah Arin yang sedang meneduh di halte bus. Wajahnya yang terlihat pucat dengan badan yang gemetar, terutama pada tangan nya yang mengeriput karena kedinginan itu.

Arin yang melihatnya meringis merasa iba, "Bapak kenapa hujan hujanan?"

Rio hanya tersenyum.

"Pak? Ini bapak?"

Masi sama seperti tadi, ia hanya tersenyum sambil mengangguk.

Arin mendekati nya, memegang tangan nya yang mengeriput itu. Hancur sudah pertahanan arin, ia menangis memegang tangan lemas seperti tidak bertulang itu.

"Maafin Arin yang selalu hindarin bapak." Ucap Arin di sela-sela tangis nya.

"Bapak gak kenapa kenapa rin, bapak cuman mau bilang sesuatu."

"Iya pa, Arin dengerin."

"Tapi sebelumnya bisa, kamu jemput bapak di jalan pemuda?"

Arin semakin bingung, apa maksudnya.

Arin mengusap air mata yang tak henti nya luruh di mata nya itu. "Bapak kan ada disini, kenapa bilang begitu"

Arin mengerjapkan mata nya, kemudian mendongak menahan air mata itu agar tidak terus keluar sebelum kembali berucap. "Loh, bapak kemana?" ucapan nya terpotong, arin terkejut saat melihat dihadapannya tidak ada siapa siapa.

"Pak"

"BAPAK"

"BAPAK KEMANA" Ucap nya berteriak.

"BAPAK, TADI AKU LIHAT BAPAK"

"BAPAK KEMANA"

Arin seperti orang tidak berakal yang berteriak teriak sendiri ditengah malam yang sunyi ini.

AFTER 1074 DAY'S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang