®33

438 100 8
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀.....

Cahaya ufuk timur nampak malu-malu mengintip melalui celah-celah tiap tirai yang menari anggun pada kaca jendela mansion megah itu. Langkah kaki yang terdengar pelan rajut merajut kala bibi Nam selaku ketua maid mansion itu memerintahkan para maid dan bodyguard lainnya untuk mengerjakan tugas dari tuan besar Jeon Jungkook.

Dua bodyguard mengangkat meja makan dengan mudah
"Letakkan di sana, pastikan sudut runcing meja itu sudah terlapis dengan pelindung karet"

Bibi Nam memberikan arahan kepada tiap-tiap orang yang telah ia pinta melakukan tugas-tugas masing-masing. Pagi-pagi buta sang tuan rumah mengumpulkan semua maid dan beberapa bodyguard yang ia pinta agar membantu pekerjaan berat untuk berkumpul di ruang tamu. Jungkook meminta mereka untuk merombak tatanan ruang tamu, ruang makan dan dapur serta tempat-tempat yang biasanya di gunakan sang istri mungil.

Ia memerintahkan agar semua peralatan di ganti dan sterilkan dengan baik. Kursi makan harus berlapis bantalan yang lebih empuk dan melapisi siku meja makan dengan karet pelindung agar tidak menimbulkan runcing tajam. Sofa ruang tamu harus di ganti dengan yang lebih lembut dan empuk, ruang santai Jimin yang biasa di gunakan untuk menonton televisi kini terlihat seperti kolam kapas dengan lantai marmer yang berlapis karpet berbulu putih bersih.

Dan semua itu benar-benar di lakukan dalam waktu yang amat singkat.

Berbeda dengan para maid dan bodyguard yang sibuk di bawah. Sang tuan muda mungil yang kini tengah berbahagia atas kehamilannya itu kini tengah berdiri pada balkon kamarnya menikmati keindahan taman mawar yang telah ia rawat hingga begitu subur dan indah. Senyum manis yang mengalahkan kehangatan mentari pagi tak hentinya terbit di bibir ranum nan indah itu.

"Apa yang kau lakukan sayang?" Tangan kekar Jungkook dengan mudah mengalung pada pinggang ramping Jimin.

"Ggukie, lihat" menunjuk pada taman di bawah sana.
"Bunga-bunga yang ku tanam tumbuh subur dan cantik, kan?"

"Hmm, tapi tidak secantik istri ku" menghirup aroma harum dari tengkuk Jimin sebelum meletakkan kepalanya pada pundak sang istri.

Jimin tersenyum manis mendengar pujian sang suami yang kini membungkus hangat tubuhnya dengan pelukan.
"Ggukie tidak ke kantor?"

"No baby, aku akan menemanimu di rumah hari ini"

"Aku sungguh tak apa jika Ggukie ingin ke kantor, lagipula ada bibi Nam yang menemani ku"

Jungkook melepaskan pelukannya dan membuat sang istri berhadapan dengannya.
"Tidak untuk hari ini, karena ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu"

"Sesuatu?"

"Hmm, ah lebih tepatnya aku ingin mengenalkan seseorang padamu"

Jimin memandang Jungkook penasaran
"Siapa"

Tersenyum, Jungkook mengecup bibir ranum kesukaannya sebelum berbicara
"Kita akan mandi dan kemudian turun untuk menemuinya, dia akan datang sebentar lagi"

"Kau membuatku semakin penasaran Ggukie" Jimin menatap kesal pada suaminya.

"Ayo mandi sayang, nanti kau juga akan tau" tak menghiraukan kekesalan sang istri, Jungkook menggendong Jimin menuju kamar mandi tanpa penolakan dari sang empu.

____

"Kau juga di sini?" Ucap seorang pria tinggi yang baru saja memasuki mansion Jeon.

"Hmm, tuan Jeon meminta kami datang" jawab pria lainnya yang sudah duduk di sofa ruang tamu bersama seseorang di sampingnya yang hanya memasang wajah datar.

"Apa ada hal penting yang membuat Jungkook tiba-tiba memanggil kita?"

"Mungkin, aku juga tidak tau"

Langkah kaki terdengar menuruni anak tangga yang membuat ketiga pria di ruang tamu itu spontan mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara.

Jungkook terlihat berjalan perlahan menuruni tangga dengan menuntun sang istri yang beberapa kali protes karena sikap protektif yang ia anggap berlebihan dari suaminya ini.

"Kalian sudah datang" ucap Jungkook saat melihat orang yang di hubunginya pagi-pagi buta sudah berkumpul.

"Yoongi Hyung" Jimin tersenyum cerah saat melihat salah satu dari ketiga orang itu adalah Yoongi, ia refleks berlari kecil memeluknya tanpa tau suaminya hampir saja jantungan akibat ulahnya.

"Jimin! Apa yang ku katakan untuk lebih berhati-hati?" Peringat Jungkook yang hanya di balas kekehan.

Sedang Yoongi yang mendapat pelukan itu hanya tersenyum gemas melihat tingkah pemuda mungil yang hampir sama dengannya.

"Kenapa Hyung bisa di sini?" Tanya Jimin.

"Aku bersama Hoseok" melirik pria yang berada di sampingnya
"Dia bilang suami mu yang mengundang kami"

Ah Jimin lupa, Yoongi kan tunangannya Hoseok. Bahkan sedari awal dia tidak pernah menyadari ini.

"Ggukie?" Heran Jimin dan hanya di balas anggukan Yoongi.

Ia menatap sang suami yang kini tengah berbicara dengan Hoseok dan seorang pria lainnya yang belum Jimin kenal. Bahkan dalam ingatannya sekalipun, pria ini sama sekali tak ada dalam cerita. Tiba-tiba Jimin merasakan sesuatu yang tak menyenangkan, ia sekali lagi harus teringat akan kenyataan tentang dunia ini.

"Sayang kemarilah" Jungkook menuntun sang istri agar duduk bersamanya
"Perkenalkan, dia Namjoon. Kim Namjoon, salah satu kepercayaan ku seperti Hoseok"

Jimin memandang Namjoon yang tersenyum singkat padanya kemudian Kembali memandang sang suami, bermaksud mempertanyakan maksud Jungkook memperkenalkan mereka.

Sedang yang di pandang seolah tau apa yang ada dalam otak sang istri.
"Kau akan tau segera, sayang"

Mengalihkan pandangan pada ketiga pria di depannya, Jungkook memasang wajah serius.
"Aku akan memberitahu sesuatu pada kalian, ini tentang istriku"

"Saat ini Jimin sedang mengandung"

Hening sesaat. Yoongi langsung memandang Jimin dan tersenyum bahagia yang dibalas tak kalah bahagia oleh si empu.

"Dan aku ingin meminta sesuatu dari kalian" lanjut Jungkook yang membuat mereka terheran.

"Seorang Jeon meminta izin untuk mendapatkan sesuatu dari kami, aneh sekali" tanggap Namjoon yang seketika mendapat tatapan maut dari Jungkook, namun dia tak menyadarinya.
"Biasanya kau akan langsung mendapatkan keinginan mu dengan--

"Kim Namjoon!" Penuh penekanan.
Seketika suasana di ruangan itu hening dengan aura Jungkook yang menebar atmosfer dingin.
"Sepertinya kau lupa sedang berada di mana saat ini!"

Namjoon dan sikapnya yang seolah menyatu dengan segala hal dari dunia bawah tanah, ia lupa saat ini dirinya tengah berhadapan dengan seorang malaikat milik tuannya. Namjoon lupa bahwa Jimin tak mengetahui apapun tentang sisi lain suaminya dan andai bukan karena kehadiran sosok mungil itu, sudah di pastikan sebuah peluru sudah akan melubangi kepalanya karena kesalahan yang ia buat.

Ketegangan menyelimuti ruang tamu itu.

Menatap tatapan Jungkook yang menghunus padanya, Namjoon tak mengucapkan sepatah katapun saat rasa tercekat mengganjal kerongkongan miliknya.

"G-_Ggukie" nada lirih yang begitu lembut seketika menyadarkan Jungkook akan sikap iblisnya yang tak terkendali.

Menarik nafas dalam, ia berusaha menekan emosi yang sempat naik dan menatap sang istri yang kini menundukkan kepalanya dengan tangan saling menggenggam satu sama lain.

Jiminnya ketakutan dan itu karena sifat iblisnya yang di luar kendali.

Sial!

Sungguh, setelah ini Jungkook pastikan untuk memberi peringatan tegas pada Namjoon. Bahkan jika perlu maka satu peluru tidak akan membunuhnya.

























Vote ‼️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rewriting Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang