28 : Not Right

699 214 65
                                    

Meja makan berukuran cukup besar tersebut terlihat penuh diisi oleh delapan orang pemuda yang tengah menyantap sarapan paginya.

"Oh ya, Yangyang kau tinggal dimana?" Tanya Jaemin tiba-tiba yang memecah keheningan.

"Aku bukan asli Korea sebenarnya, appa dan eommaku orang China. Tapi eommaku besar di Busan, lalu waktu masuk senior high school eomma dan appaku memutuskan pindah ke Busan. Nah aku pindah ke daerah di dekat villa ini." Jelas Yangyang yang tentunya adalah kebohongan semua, dan hal itu membuat Renjun mendengus kencang.

"Jadi karena itu kau lumayan tau daerah di hutan ya!" Sahut Jeno semangat yang diangguki oleh Yangyang.

"Kalau begitu sehabis sarapan kita mampir ke rumah Yangyang bagaimana?" Tawar Shotaro yang diangguki oleh Jeno, Sungchan dan Jaemin. Tapi tidak dengan Yangyang yang kini tengah membulatkan kedua matanya.

"Jangan!!! Eum anu...itu...dua tahun yang lalu appa dan eommaku meninggal dengan banyak hutang...jadi aku harus menjual rumah itu dan membayarkan uangnya pada penagih hutang...tapi...ternyata mereka masih mengejar-ngejarku sampai sekarang jadi lebih baik jangan kembali ke daerah dekat rumahku." Yangyang berujar dengan nada dan wajah sedihnya yang membuat Renjun ingin memberikan piala besar untuk akting malaikat pencabut nyawa di sampingnya.

"Wah...kasihan sekali...kau benar-benar masih dikejar-kejar oleh mereka?" Tanya Jaemin dengan raut sedihnya yang diangguki oleh Yangyang.

"Oy Hyuck, kau tidak minat menambah pengawal lagi?" Jeno tiba-tiba membuka suaranya yang membuat Donghyuck seketika membulatkan kedua matanya.

"Tidak! Satu saja sudah repot!" Ketus Donghyuck yang tanpa sadar mengundang tatapan tajam milik Renjun.

"Repot apanya?! Aku yang repot harus mengurus bayi manja suka tantrum sepertimu!" Sewot Renjun.

"Hhh...mereka itu sehari saja tidak bertengkar sepertinya tidak bisa." Ujar Shotaro sembari menggelengkan kepalanya, sedangkan Jaemin yang melihat keduanya hanya terkekeh pelan.

"Kenapa tidak kau saja Jen?" Jaemin tiba-tiba melontarkan pertanyaannya pada Jeno, membuat Jeno seketika membulatkan matanya dan menggeleng cepat.

"Aku tidak suka punya pengawal, rasanya tidak ada privasi. Lagian aku tidak mau cinlok seperti kau dan seseorang." Tolak Jeno cepat yang membuat Jaemin mengerutkan keningnya bingung, sedangkan Yangyang yang mendengar ucapan Jeno pun mendengus pelan.

Baru saja Jaemin akan membuka suaranya kembali, tapi terhenti saat suara tembakan sudah lebih dulu menginterupsi ucapannya disusul dengan suara kaca yang pecah. Tanpa membuka suaranya, Minhyung dengan cepat menarik tubuh Jaemin dan mengeluarkan pistolnya.

"Hyung kau selalu membawa pistol?" Sungchan yang berada di sebelah Jaemin seketika membuka suaranya.

"Minhyung hyung memang begitu, bahkan mau mandi pun tetap dia bawa." Bukannya Minhyung yang menjawab melainkan Jaemin, membuat Sungchan membulatkan matanya. Tapi yang membuatnya lebih syok adalah, kenapa Jaemin bisa tahu kalau Minhyung mandi membawa pistol?

"Renjun, bawa yang lain pergi ke kamar." Perintah Minhyung yang diangguki oleh Renjun.

Baru saja Renjun berniat menarik Donghyuck, tapi seketika langkahnya terhenti saat mendapati belasan pria berjas hitam tiba-tiba menerobos masuk ke dalam villa Jeno dan mengarahkan senjata api mereka tepat ke hadapannya dan Donghyuck.

"Mereka ini bisa tidak jangan pakai pistol." Cicit Renjun sembari mengangkat kedua tangannya, sedangkan Donghyuck yang berada di belakang tubuhnya hanya membulatkan matanya panik.

Your ColourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang