48. Lamaran Resmi

347 37 6
                                    

🌞🌞🌞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌞🌞🌞

"Assalamualaikum, Abi..Umi!"

Aisyah dan Adam yang sedang menonton acara televisi itu, seketika kompak menoleh. Keduanya terkejut saat melihat ada seorang pria yang datang lalu berdiri diam diambang pintu. Senyuman pria itu terukir dibibirnya menatap kedua orang yang telah berjasa di dalam hidupnya. Kurang lebih dua tahun mereka berdua tak bertemu secara langsung. Hanya bisa bertemu lewat panggilan video. Tapi kini, saat kembali bertemu langsung dengannya, penampilan pria itu terlihat berbeda. Sakha semakin tampan.

Kedua bola mata Aisyah berkaca-kaca, wanita paruh baya itu sontak berdiri lalu disusul oleh Adam di sampingnya yang ikut berdiri.

Sedetik kemudian Sakha mulai berjalan menghampiri keduanya. Setelah berhadapan dengannya, pria itu pun langsung menundukkan kepalanya. Sakha begitu merindukan mereka. Ia rindu dengan nasihat-nasihatnya. Ia rindu dengan kemarahan mereka padanya.

"Wa'alaikumussalam." sahut Aisya dan Adam kompak.

"Abi, Umi Sakha kangen kalian. Maafin Sakha baru bisa pulang sekarang." ucapnya sambil menahan air matanya.

Air mata Aisya sudah lolos dari pipinya, tak lama kemudian wanita itu mulai memajukan langkahnya, lalu setelah itu Aisya memeluk putranya erat ke dalam dekapannya.

"Sakhaaa, ya Allah. Anak Umi, Maa Syaa Allah, Kha! Umi rindu sama kamu," ungkap Aisya sambil mengelus kepala belakang Sakha.

Sakha membalas pelukannya. "Sakha juga rindu, Umi."

"Abi enggak?" tanya Adam.

Sontak hal itu membuat Sakha dan Aisya terkekeh pelan.

"Sakha juga rindu Abi," sahutnya.

Adam menarik senyumannya, lalu setelah itu ia ikut berpelukan dengan mereka.

Setelah saling merindu, kini Sakha akan memulai untuk membicarakan hal penting pada mereka. Saat ini Adam dan Aisya sedang duduk bersampingan sedangkan Sakha berada tepat di hadapan mereka. Sejujurnya, ia merasa sedikit gugup untuk mengatakannya.

Aisya dan Adam saling menatap kebingungan. Mereka sudah penasaran tentang hal apa yang akan putranya bicarakan. Apakah sepenting, itu?

"Pertama-tama Sakha banyak berterimakasih atas kalian berdua, karena berkat doa kalian akhirnya Sakha bisa menggapai cita-cita Sakha yaitu jadi seorang dokter. Sakha berterimakasih yang tak terhingga. Dan mohon maaf jika Sakha pernah berbuat hal yang bisa buat kalian marah, kecewa. Sakha minta maaf sebesar-besarnya."

"Ini acara lebaran, ya Mi?" tanya Adam melontarkan candaan.

Aisya menahan senyumnya, "Bukan, Abi. Yaudah dengerin aja anakmu sampai selesai."

Adam terkekeh pelan, ia sengaja mengganggu putranya.

"Jadi, sebenarnya..." Sakha sengaja menggantungkan kalimatnya.

Away to Guard [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang