Cinta itu, membunuhmu...
Dan jika kamu terbunuh, maka cinta itu juga akan hilang....
.
.Lambat laun dari lelapnya mata yang terpejam, waktu terus berlalu. Seorang gadis telah jatuh pingsan dalam keadaan yang menyedihkan. Tangisan yang menggemakan ruangan dan kondisi sesak yang sangat mencengangkan. Itulah, yang tadi telah dirasakan Ileana. Yang membuatnya harus terbaring di ruangan dokter sekolah, untuk menjaganya dari penyakit yang terjadi baru saja.
Ketika bangun, Ileana menoleh ke segala arah, mencari orang yang mungkin ada saja menemaninya. Saat sudah menatap ke seluruh sudut, akhirnya seorang pria berjas putih datang mendekatinya. Sepertinya, pria itu adalah dokter yang sudah mengobatinya.
"Ileana, apa kamu sudah merasa lebih baik?" tanya dokter itu padanya.
Dia segera mengangguk. Karena tubuhnya memang lebih baik dari sebelumnya. "Iya, dokter."
Dokter itu mengelus puncak kepalanya. "Ileana, kamu memiliki penyakit gangguan panik. Aku harap, mulai sekarang kamu harus bisa menjaga kondisi dirimu dengan baik. Jangan memikirkan hal-hal yang membuatmu sedih lagi, mengerti?"
Dia membalas dokter dengan anggukan lagi. Ternyata, itu nama gejala sakitnya. Sebenarnya, dia mulai merasakan sakit ini setelah kepergian Ibunya. Dan akibat perlakuan keras dari Beril yang menghancurkannya. Sehingga, ketika sekarang mendapatkan hal-hal buruk, maka gejala itu akan mengiringinya. Bersamaan dengan ingatan naas bersama Ibunya. Yang saat itu, melindunginya dari reruntuhan bangunan rumah akibat bom peperangan.
Kala itu, saat dia tertidur pulas di malam hari. Ibunya tidak tidur, Ibunya terus menjaga karena Ayahnya sedang berada di medan perang. Pada awalnya, tidak ada tanda-tanda bahwa bom akan menghancurkan bangunan rumah. Tapi di detik-detik terakhir malam, kejadian itu terjadi. Dia harus terbangun, saat suara ledakan begitu menggema di seluruh bangunan.
"Ileana, ayo kita segera pergi!"
Ibunya langsung menggendongnya ke ruangan bawah tanah, yang biasa digunakan untuk berlindung ketika terjadi peperangan.
"Ibu, bukankah Ayah bilang tidak akan ada bom yang terlempar ke rumah kita?" Saat sudah berada di ruangan bawah tanah, suara bom terdengar lebih jelas.
"Ileana, kamu dengarkan ibu. Jangan kemana-mana, tetap di sini ya. Ibu akan melerai peperangan di luar," perintah Ibunya.
"Tidak Ibu! Jangan pergi! Bagaimana denganku?"
"Ileana, Ibu akan kembali. Ingat, jangan keluar jika Ibu tidak ke sini lagi!"
Dia tidak bisa menahan Ibunya lagi yang berlalu meninggalkannya duluan. Dia, hanya bisa berdoa agar Ibunya diberi keselamatan untuk kembali dan menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Ileana
RomancePemberitahuan, novel ini HIATUS di wattpad ya. Dan sedang berlangsung di AU tiktok aku @ruangtitik_official dengan judul terbarunya "Rosa Lilien" *** "Because love never looks at the throne, Ileana. If the answer is you, then it has to be you." -Nor...