• 08

148 50 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Makasih, ya, udah anter gue." ucap Nia berterimakasih kepada Adit yang sudah mengantarnya.

"Sama-sama." sahutnya dengan singkat.

"Mau singgah dulu, gak? Sekalian gue pengen ngenalin lo ke mama gue," ajak Nia.

"Hmm ... gimana ya? Yaudah deh, sekali-kali." Ah, kebetulan Adit merasa lelah untuk melanjutkan perjalanan pulang, tidak ada salahnya untuk beristirahat sebentar di rumah Nia.

"Nah gitu dong ...!" dengan semangat, Nia langsung mengajak Adit menuju ke ambang pintu yang terbuka.

"Ma!" teriak Nia.

"Eh, anak mama udah pulang," ucap Kartika sambil tersenyum tipis.

"Hehe, oh iya, kenalin Ma, ini Adit. Dia yang udah anter Nia ampe rumah," ucap Nia memperkenalkan Adit kepada ibunya.

"Halo, Tante," sapa Adit sambil menjabat tangan wanita paruh baya itu.

"Halo juga, Nak. Kamu temannya Nia?"

"Hmm ... Sebenarnya bukan, Tante. Soalnya kita juga beda jurusan, cuman saya kenal Shania emang udah lama."

"Oalah ... yaudah yuk, masuk duluh biar Tante buatin air minum," ajak kartika ramah.

"Eh ... gak perlu repot-repot, Tante," tolak Adit berterima kasih kepada mama Nia.

"Udah, gpp Nak ... oiyah Nia, kamu aja temen kamu duduk dulu ya, biar mama ke dapur, bentar," Sahut Kartika lalu berjalan menuju dapur.

Kemudian Nia mengajak Adit untuk duduk di sofa, lebih tepatnya di ruang tamu. Adit melihat di sekeliling rumah yang bernuansa putih itu, banyak sekali foto-foto keluarga Nia di sudut-sudut rumah.

"Nia, ada yang pengen gue tanyain nih."

"Nanya apa?" Nia balik bertanya.

"Denger-denger ... Lo mantannya Refano ya?"

Pertanyaan Adit membuat Nia terkejut. Nia membulatkan matanya, Seketika Nia berfikir sejenak, dari mana Adit mengetahui jika dulu ia dan Refano mempunyai hubungan?

"Lo tau dari mana?"

"Gak penting, Lo jawab duluh pertanyaan gue!"

'nih orang maksa banget, gue jawab apa, lagi.' pikir Nia.

"Ehm?"

"Iya, bener. dia mantan gue," ungkapnya.

Adit hanya mengangkat alisnya, seolah-olah responnya biasa saja.
Selang beberapa menit, seorang wanita paruh baya tiba dengan segelas teh hangat yang ia bawa.

"Nah, ini, Tante bawain segelas teh hangat buat kamu, Nak. Ini sebagai tanda terimakasih Tante karena kamu sudah nganterin anak Tante," ucap Kartika sambil menyodorkan segelas teh hangat itu, tak lupa pula ia tersenyum tipis.

TKJ vs TKR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang