Part 11

481 41 0
                                    

_o0o_

~Happy reading~







Part lanjutan dari part 9*

——————————————————————

    Bayangan sekilas pada masa kecilnya terlintas, bagaimana dia berada di bangunan putih nan besar, membuatnya terkurung seperti dalam penjara. penuh orang² yang membuatnya tak nyaman di dalamnya.
—————————————————————
.
.
.

   "Semua ada yang ngatur, se. Ga harus sesuai keinginan, ga bisa semua lu kendalikan. Tugas lu buat dia nyaman hidup di dunia, jangan bikin pandangan liar tentang dunia yang jahat menurut dia."

"Gapapa se, semangat buat lu. Itu belum terjadi, jangan di pikirin." Ucap Jiandra.

"Makasih"

Berakhir mereka bercerita panjang lebar, bercerita pasangan, bercerita cabang bisnis. Hingga Shean lupa dengan izinnya pada Gracia yang akan segera pulang cepat.

———

   Di bangunan rumah Shean, kini teman-teman Gracia berada di sana, seperti yang di katakan Gracia tadi. Jika temannya akan bermain ke rumahnya.

Mereka ber-empat bercerita-cerita dan bermain truth or dare, apalagi di sini ada Siska, membuat circle mereka ramai.

"Cepetan jawab dong, sis." Ucap Cindy yang menggebu-gebu segera ingin tau jawabannya.

"Owner cafe jamet kan ada dua tuh, lu suka yang mana?" Tanya Gracia.

"Yang tingginya setinggi harapan ortu kalian. Udah, puas kalean!" Bukan Siska namanya jika tidak meng-Elpiji (gas).

"Puas! Udah buru puter lagi botolnya." Ucap Gracia.

Botol hijau bekas minuman sprite itu berputar, putarannya sangat pelan dan yap... Botolnya mengarah ke Gracia.

"Sengaja lu ya!" Tak terima botol hijau itu mengarah ke dirinya.

"Ga ada! Cepet pilih, Dare or dare?" Tanya Siska.

"Apaan anjir, dare or dare?!"

"Gapapa, cepetan pilih"

"Pilihannya sama ya kocak. Yaudah apa cepetan."

"Shean ga ada di rumah kan ini?" Tanya Siska.

Ingin sekali dia balas dendam dengan pertanyaan Gracia tadi. Teman-teman, bantu Siska untuk membalaskan dendam pribadinya.

"Ngga ada, dia ke kantor tadi. Jangan aneh² lu." Was-was Gracia pada Siska.

"Chat Shean, terus suruh dia pulang." Ternyata Cindy yang memberikan dare.

Tidak-tidak, itu dare dari Siska yang di bisikkan pada Cindy, untuk memperlancar serangannya.

Teganya kalian pada Shean. Apa tidak panik si Shean nanti, tidak ikut bermain tapi di bawa-bawa.

"Buat apa weh?" Tanya Gracia.

"Suruh beliin nasi Padang buat kita, tapi belinya di Padang beneran" ucap Siska.

"Ga kelamaan tuh beli di Padang?" Tanya Feni.

"Agak gila si Siska." Ucap Cindy.

Siska, ide nya terlalu gila, tidak kah kasian pada suami temannya itu.

"Kasian suami gue, tapi gue juga pengen deh." Ucap Gracia sambil membayangkan memakan nasi Padang yang di beli dari kota Padang langsung. Apakah rasanya sama saja atau lebih enak? Pikirnya.

Biasanya juga jika dia ingin nasi Padang akan beli di rumah makan Padang daerah kota Jakarta ini.

"Nah kan, istrinya menyetujui." Seru Siska.

"Bentar gue chat dulu. Nunggunya sambil main aja, masih siang juga ini." Saran Gracia.

"Main kemana?" Tanya Cindy.

"Pantai gas?" Ide Feni.

"Gas"

Yap, setelah Gracia memberi pesan pada Shean, dia dan teman-temannya pergi ke pantai. Bersenang-senang dengan sahabat sebelum punya bayi, pastinya akan susah untuk di ajak keluar jika sudah punya ekor masing-masing.

———

   Kembali pada Shean yang masih menongkrong di jamet cafe, Shean masih mendengar cerita cabang bisnis yang di buat oleh temannya. Cabang cafe jamet yang di kunjungi oleh Pucho.

"Bagus lah udah makin berkembang aja bisnis kalian berdua." Ucap Shean, bangga pada kedua temannya yang memulai dari awal berdua.

"Makasih, berkat lu berdua juga yang bantu kita, kasih modal buat gue sama Pucho." Ucap Desta. 

Dari awal mereka berkenalan saat masih duduk di bangku SMA, mereka sempat terpisah saat menuju impiannya. Pucho dan Desta di satu perguruan tinggi yang sama, mereka membangun bisnis cafe di mulai dari menjual kopi-kopi pada saat
Car free day terkadang berjualan saat ada event di sekolahan atau di perusahaan.

Mereka berdua bertemu dengan Shean dan Jiandra kembali pada acara pembukaan perusahaan Shean. Pucho dan Desta di panggil karena buatan kopinya sangat enak, bukan hanya sekedar kopi biasa, tetapi ada resepnya.

Tink*

Bunyi notifikasi hp terdengar keras dari saku Shean, hp nya bergetar. Memberhentikan obrolan mereka, Shean mengambil hp nya yang berada di saku celana. Membuka pesan notifikasi yang bertuliskan 'Grc my wife'.

"Ji, lu mau gue ajak ke Padang?"

"Ngapain weh?"

"Gracia minta nasi Padang, tapi belinya di Padang langsung."

"Gracia hamil? Turutin Ngidam itu?" Tanya Desta.

"Kata dia kaga, ngaco lu ah. Coba dah liat." Ucap Shean dengan memperlihatkan chat Gracia.

"Lu mau ikut ga?" Tanya Shean pada Desta.

"Ga dah, gue masih jaga nih cafe, lumayan rame soalnya. Lu aja sama Jiandra." Tolak Desta dengan baik.

"Kita berangkat dulu, makasih udah nemenin cerita." Ucap Shean, kemudian berdiri dari duduknya di ikuti Jiandra.

Mereka berdua meninggalkan jamet cafe, pergi ke bandara dengan Jiandra. Sempat bingung karena belum mendapatkan tiket pesawat penerbangan tercepat di siang ini.


_o0o_



——————————————————————


Yeayy, aku up juga di X
Nama akun X: @Msafzeey

Part ini aku up nya sedikit, huhu.

Seharian nulis 3 bagian Narasi, nikmatin ya gengs.

Jangan lupa vote atau bantu promosiin juga boleh.

SHEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang