LMD-12

24.2K 1.1K 13
                                    

Maaf ya yg waktu itu kepencet makanya dikit.

~~~~~

"Selamat kalian akan segera menjadi orang tua. Kandungan Ibu sudah berusia 7 minggu, nanti saya akan berikan resep untuk menguatkan kandungan Ibu" ucap dokter dengan senyuman nya.

"Apa saja yang tidak boleh istri saya lakukan, dok?"Aku menoleh ke arah ali.

"Sebaiknya tidak melakukan pekerjaan yang membuat dia lelah. Ibu juga harus lebih berhati-hati dalam melakukan apapun. Dan untuk Bapak sebagai Suami harus menjaga istri Bapak lebih baik lagi"jawab dokter itu.

"Kalau berhubungan gimana, dok? Masih bolehkan?"

Aku menatap ali tajam dan langsung menghadiahi nya dengan cubitan di perutnya.

"Masih, tapi berhati-hati lakukan dengan perlahan. Kalian masih bisa melakukan nya sampai usia kandungan menginjak 20 minggu atau 5 bulan. Syaratnya cuman harus berhati-hati" Dokter cantik itu terkekeh pelan.

Ya ampun. Malu aku, ada-ada aja sih pakai nanya itu segala.

"Oh iya makasih dok"pamit kami.

-----------

Sesampainya dirumah, aku menyenderkan punggungku ke sofa. Diara berlari ke arah aku "bunda habis dari rumah sakit ya?"

Aku mengangguk menarik nya untuk aku peluk. "Ada apa nih pelukan gitu?"

Aku melepaskan pelukan ku dengan diara. Menghela nafas, ali duduk di sampingku. "Kamu sudah pulang sekolah?" Pertanyaan bodoh. Iya lah udah balik kalo belum ya gak bakal diara udah dirumah.

"Udah dong, ayah. Siapa yang sakit yah?"

"Gak ada sayang. Malah ayah sama bunda bawa kabar gembira untuk kamu loh"jawabku mengelus rambutnya.

"Apa bunda?"

"Kamu akan punya adik loh"

Diara memasang wajah kaget nya. "Benar bunda? Bunda hamil? Di perut bunda ada adik diara? Bunda gak bohong kan?"

"Iya bunda hamil. Bunda gak bohong kok"

Diara langsung memeluk tubuhku. "Diara seneng banget"

Aku dan ali terkekeh bersamaan. "Berarti diara harus bantu ayah jaga bunda juga"ucap ali. Diara mengangguk dengan cepat.

"Hm. Tapi bunda harus tidur sama diara sampai dedek bayi nya keluar"pintanya.

"Loh kok gitu? Gak bisa dong. Nanti ayah tidur sama siapa?"protes ali dengan nada kesal nya.

"Ayah tidur sendiri. Diara kan takut kalau bunda tidur sama ayah nanti bunda di apa-apa kan sama ayah" aku sontak tertawa. Ali mendengus kesal.

"Sok tahu!!" Ali berjalan ke arah kamar.

Ngambek ceritanya. Hahaha.

"Ayah ngambek tuh sama kamu"bisikku.

"Biarin aja. Sekarang Bunda lagi mau apa?" Diara mengelus perutku yang masih rata.

"Hm..." aku bergaya seolah berfikir.

"Samperin ayah yuk"ajakku hendak menggendongnya. Tapi dia menolak.

"Gak usah gendong aku Bunda kasian nanti dedek bayi nya"ucap nya mengaitkan jemarinya di jemariku. "Ayo"

--------
Ali bergelut di atas kasur dengan selimut nya. Hm.... aku dan diara mendekatinya. "Kamu ngambek?"tanyaku. Dia menongolkan wajahnya lalu menggeleng.

"Masa sama anak sendiri ngambek gini?"sindirku.

"Enggak. Aku gak ngambek"

"Yakin?"

Love My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang