67-Ingin ku ceritakan dongeng sebelum tidur

413 63 0
                                    

Wulan membolak-balikkan halaman buku diary milik Wulan Karnika. Dia ingin melihat, apakah ada rahasia atau apapun yang dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah ini?

Tapi ini sangat sulit, terutama saat ada sepasang mata yang menatap mu dengan tatapan ingin mencabik-cabik mu~

"Ada apa? Apa kamu tidak bisa tidur?"tanya Wulan yang menyerah untuk berkonsentrasi membaca buku diary itu.

"Mungkinkah kamu butuh cerita sebelum tidur? Ingin ku ceritakan dongeng sebelum tidur?"Wulan dengan murah hati menwarkan, tetapi Jagat masih memberikannya tatapan sinis.

"Aku tidak akan jatuh hati padamu! Sebaiknya lepaskan aku, jika tidak maka jangan salahkan aku karena kasar!"

"Apa yang bisa kamu lakukan?~
Kamu bahkan tidak bisa lepas dari rantai"batin Wulan mengeluhkan kondisi Jagat yang terikat, tapi suka mengumpat disetiap kesempatan.

"Jadi apakah kamu ingin dengar dongeng?"

"Kamu?!"Jagat ingin membongkar kepalanya, apasih isi kepalanya?

Apa dia bodoh?!

Aku ingin pulang!

"Baiklah, jangan marah-marah. Kamu ingin pulangkan? Ini bukannya tidak mungkin~"Wulan memainkan rambut panjangnya, lalu berjalan menuju tempat tidur itu. Wulan duduk di ujung kasur itu, dan menatapnya dengan senyuman tipis.

"Aku akan membebaskan, selama kamu berjanji satu hal padaku"

"Berjanji? Janji apa?! Janji untuk menikahi mu?~ berhenti bermimpi! Aku tidak akan menikahi mu, dasar jelek!"

"...."Wulan menatapnya dengan tatapan tidak ramah, apa kamu pikir aku tidak dapat menindas mu?

Wulan mengambil rotan yang tidak jauh darinya, dan memukul kepalanya dengan keras.

"Apa yang kamu lakukan?! Wanita gila!"

"Aku tidak mau menikah dengan mu, jadi jangan khawatir~ lagi pula, kamu tidak setampan Karna~"dengus Wulan kesal.

Meskipun di tau dalam hatinya, bahwa itu kebohongan~

Entah itu, Karna ataupun Ashoka. Mereka berdua memiliki ketampanan yang sulit untuk dibandingkan~

Singkat cerita, mereka memiliki daya tarik tersendiri.

Tunggu dulu, kenapa aku jadi memikirkan tentang wajah pria tampan?!

Wajah Wulan memerah padam, dia menggelengkan kepalanya keras. Jangan pikirkan hal-hal aneh, kita harus fokus pada misi!

"Karna? Hehehe.... Pria malang mana lagi yang menjadi sasaran Raksasi jelek ini~ itu pasti merupakan kemalangan untuknya"

"...."Wulan akhirnya tidak dapat menahan kemarahannya, dia mulai memukulinya hingga rasa amarahnya menghilang.

Setelah setengah jam, pemukulan sepihak yang dilakukan Wulan. Akhirnya Jagat menutup mulutnya, karena khawatir akan mendapatkan pukulan tambahan.

"Aku akan membebaskan mu, tapi kamu berjanji untuk tidak mengatakan bahwa aku yang menculik mu! Apa kamu paham?!"

"Kenapa? Apa kamu takut dengan Paman Rama? Bagaimanapun kakek mu, mati ditangan paman ku"

"Diam!"mata Wulan menggelap dan memancarkan warna merah darah, akibat kemarahannya. Sepertinya ingatan akan tubuh asli muncul kembali.

Meskipun Rahwana adalah seorang yang digambarkan jahat, dia cukup menyayangi cucu perempuan bungsunya ini. Dirinya selalu dimanja dan di turuti segala macam permintaan yang tidak masuk akal.

Jadi saat nama itu disebutkan, dia merasa emosinya tidak terkendali.

Jagat sepertinya menyadari kemarahannya, karenanya dia menutup mulutnya.

"Maafkan aku, sepertinya aku terbawa suasana. Lupakan saja, terserah kamu ingin mengatakan kebenarannya atau tidak. Aku akan melepaskan mu, tengah malam ini"Wulan berjalan keluar dari ruangan itu, dia ingin menjernihkan pikirannya terlebih dahulu.

Jagat menatap wajah Wulan dengan ekspresi tidak nyaman, dia tidak bermaksud untuk membuatnya sedih.

"Ada apa dengan ku? Jelas dia yang menculik ku, seharusnya aku yang marah disini!"geram Jagat, dan memutuskan untuk beristirahat sebentar.

***

"Wulan!"Wulan berbalik dan melihat siluet gadis cantik dengan rambut dikepang.

Gadis cantik ini, adalah Trijat, dia adalah putri dari Raja Wibisana. Jadi dia adalah kakak sepupu ku.

"Apa yang membuat mu, melamun?"tanya Trijita penasaran.

"Bukan apa-apa, kak. Hanya menikmati sinar rembulan"

"Ah.... Begitukah?~
Kebetulan sekali, aku membawa teman yang dapat menemani mu, menonton rembulan bersama-sama"ungkap Trijita dengan senyuman.

"Siapa?"Wulan akhirnya melihat siluet pria tampan, dengan rambut tertata rapi.

"Hallo, nama ku Galih"dia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan dengan Wulan, Wulan membalasnya dengan memperkenalkan dirinya.

"Namaku Wulan"

***

Bersambung ~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang