Sasuke mencoba melepaskan dirinya dari cengkraman kuat pasir Gaara.
Akan tetapi pasir itu menjerat tubuhnya sangat erat."Sial! Tidak bisa lepas!" Sasuke menggertakkan giginya.
Angin yang begitu besar menerpa dirinya, dikarenakan saat ini bijuu Gaara terus mengeluarkan meriam angin dari mulutnya.
Naruto yang berhasil meninju Gaara dengan taktik menggabungkan dirinya bersama Gamabunta dengan jurus perubahan menjadi rubah berekor sembilan, sehingga dia mampu mendekati medium dari Shukaku.
Setelah kendali di ambil kembali oleh Gaara. Dia mulai menjerat kaki Naruto menggunakan pasirnya. Dengan cakra merah terakhir yang dimiliki Naruto, dia mampu membebaskan diri dari jeratan pasir.
Dan dengan tenaga yang tersisa dia saling membenturkan dahinya, yang menimbulkan keretakan pada wujud Shukaku.
Wujud itu mulai retak sehingga kedua bocah itu terjun ke bawah, tapi berkat gelombang asap yang di timbulkan oleh kepergian Gamabunta, tubuh mereka tersangkut di atas pohon.
Naruto serta Gaara dengan napas terengah-engah mencoba saling meninju dengan satu pukulan, mereka berdua terjatuh kembali dari puncak pohon.
Naruto merayap mendekat Gaara karena kehabisan tenaga.
Ekspresi Gaara terlihat ketakutan melihat Naruto semakin mendekati dirinya.
"Jangan mendekat!" Teriak Gaara dalam posisi terlentang tak mampu menggerakkan tubuhnya menjauh.
"Rasa sakit sendirian...sangat tidak tertahankan, bukan?
Perasaanmu, entah kenapa aku mengerti karena itu benar-benar menyakitkan." Setetes airmata Naruto membasahi pipinya.
"Namun, aku telah bertemu seseorang yang penting bagiku. Aku tidak akan membiarkan orang yang kusayangi tersakiti!" Tatapan penuh tekad tergambar jelas di bola mata kebiruan itu.
"Mengapa? Mengapa kau berjuang sekeras ini demi orang lain?!" Teriak Gaara tidak mengerti.
"Berkat Nii-chan orang pertama yang mengulurkan tangan padaku dari derita kesendirian, Dia membuatku memiliki ikatan dengan semua orang yang tidak pernah kubayangkan dimasa lalu. Mereka yang melihatku apa adanya.
Apa kau tahu... Sebelum aku datang kemari dan melawanmu. Dia berkata kau sama sepertiku." Kekehan sedih terdengar di telinga Gaara.
"Dia mengkhawatirkanmu dan ingin membuktikan bahwa kau tidak sendirian. Nii-chan juga pernah mengatakan bahwa kita sama-sama manusia dan memiliki hak untuk menghirup udara bebas.
Yang membedakan hanya karena kita terlalu istimewa, itu saja. Kau tahu apa yang dia katakan padaku?" Airmata Naruto mengalir tanpa dia sadari.
"Karena aku tidak bisa membiarkan seorang bocah hidup seperti itu. Sama halnya denganmu.
Kalian seharusnya bersenang-senang bukan mengemban tugas yang hanya di tanggung orang dewasa maupun dibenci oleh semua orang." Naruto tersenyum sedih, dia mencoba menggerakkan tubuhnya sekali lagi.
Gaara membelalakkan matanya. Dia selalu mengingat perkataan Cale dalam memorinya sampai saat ini.
"Kau akan menemukannya orang-orang yang mencintaimu dan percaya serta peduli padamu suatu hari nanti. Jadi bersabarlah. Kau bocah yang kuat sama seperti adikku."
Gaara menggigit bibirnya cukup kuat untuk menahan emosi yang tak pernah ia ingat lagi. Kepalanya menghadap keatas melihat semilir angin yang menerpa pohon.
'Cinta-kah?' pikir Gaara juga mengingat perkataan yang pernah di ucapkan oleh pamannya.
Sasuke yang merasakan cengkraman pasir pada tubuhnya mulai melemah, dia bergegas turun menuju di tempat Naruto berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ketiga Cale Henituse
AdventureSetelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka. Cale yang sudah memperkirakan meski dia akan mati itu sudah cukup untuk melanjutkan hidup pemalasnya di alam yang damai. Namun nyatanya tak...