18 - Kekhawatiran

131 13 39
                                    

Setelah keberhasilan kampanye udara di wilayah semenanjung Malaya, pasukan Javeinda yang didukung ribuan pasukan Infanteri, IFV dan Tank, mulai maju dan kini mereka semua sudah menguasai Kuala Lumpur dan Putra Jaya, militer kini berencana untuk menaklukkan seluruh wilayah semenanjung Malaya, setelah Malaya takluk Sumatera akan jadi target selanjutnya.

Hōrflok - Javeinda
21 Juli - 1902

Saat ini di istana Kekaisaran yang megah terlihat seorang laki-laki dari ras beastkin rubah berusia sekitar 21 tahun, dia adalah Endrich Javeinda, dia adalah anak pertama dari Kaisar dan sekaligus pewaris tahta Kekaisaran, dia kini sedang berada di ruangan Kaisar sedang mempresentasikan strategi yang dia buat untuk operasi penaklukan.

Endrich, mempresentasikannya di hadapan seluruh anggota keluarga Kekaisaran, dia dengan bangga dan semangat memberitahu ide-ide strateginya kepada Kaisar atau ayahnya.

"Jadi seperti itu Ayahanda! Kita harus menyerang pulau ini karena ditakutkan musuh akan memperkuat pertahanan disini!" Ucap Endrich, sambil menunjukkan pulau Sumatera di peta operasi penaklukan.

Seluruh anggota Kekaisaran memberikan tepuk tangan kepada Endrich termasuk Kaisar, kecuali satu orang yang tidak memberikan tepuk tangan yaitu Vincent Javeinda, seorang laki-laki dari ras beastkin rubah berusia 17 tahun, dia adalah pangeran ketiga dari Kaisar.

"Kau jenius Endrich! Akan ku beritahu panglima dan menteri pertahanan, untuk melancarkan startegi ini!" Puji Kaisar.

"Maaf..." Tiba-tiba Vincent menginterupsi, lalu semua orang melihat kearahnya.

"Ada apa wahai anakku?" Tanya Kaisar.

"Sebelum maaf, saya hanya ingin meluruskan kalau strategi yang dibuat Kak Endrich tidak realistis... Kita tidak bisa menyerang sembarangan, kita harus memikirkan suplai jika kita menyerang pulau itu maka pasukan akan terbagi dua garis, dan menurutku kalau kita membagi dua pasukan seperti yang Kakak katakan-"

"Tch! Kau tau apa soal strategi? Jangan merasa paling cerdas disini! Kau ini harus lebih banyak belajar!" Ucap Endrich meremehkan Vincent.

"Ta-tapi kak-"

"Sudahlah nak, benar apa kata kakakmu, kamu harus banyak belajar lagi..." Ucap Kaisar yang membela Endrich.

Mendengar kata-kata ayahnya, Vincent tak bisa melawan dia hanya terdiam, "Baik Ayahanda..." Lalu Vincent mendesah pasrah.

Lalu pertemuan anggota keluarga Kekaisaran pun berakhir, kini Vincent berjalan di lorong istana bersama seorang gadis dari ras beastkin rubah berusia 15 tahun yang bernama Valentina Hämmerli Schmitz, dia adalah adik perempuan Vincent.

Selama perjalanan Vincent terlihat murung, dia teringat kata-kata kakaknya yang meminta untuk lebih banyak belajar, dia merasa dipermalukan di hadapan seluruh anggota keluarga Kekaisaran, padahal menurut pandangan dia strategi yang dibuat oleh kakaknya sangat tidak realistis, dia bahkan bingung kenapa kakaknya tiba-tiba menjadi ahli militer padahal dia tidak pernah mendapatkan pendidikan militer, namun yang membuat Vincent sedih adalah ayahnya malah mendukung ide yang tidak realistis itu.

"Kak?" Valentina memanggil Vincent, Vincent berhenti dan menoleh kearah adiknya.

"Ya?" Tanya Vincent, dengan ekspresi murung.

Melihat itu Valentina mendesah, lalu Valentina memegang tangan kanan Vincent, "Kak, tolong omongan Kak Endrich jangan dipikirkan... Aku pikir yang kau katakan lebih masuk akal dari kak Endrich~" Ucap Valentina sambil tersenyum manis.

Vincent merasa sedikit senang mendengar itu lalu tangan Valentina menyentuh dan mengelus pipi Vincent, "Ayo~ tersenyumlah~" Valentina kembali tersenyum kearah Vincent.

Indonesia - Malaysia Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang