Sudah 3 tahun berlalu sejak Kalandra menikah dengan wanita pilihan ibu tirinya. Banyak yang ia sesalkan karena harus berpisah dengan kekasih hatinya yang selama ini tidak pernah bisa ia lupakan. Kaluna, nama yang terdengar mirip dengan namanya itulah pemilik dari hati Kalandra sepenuhnya. Kaluna adalah wanita yang dulunya seorang junior di kampusnya.
Namun impian untuk hidup bersama sampai tua di hancurkan oleh siasat licik yang di susun ibu tirinya. Meski sudah menikah dengan Ninda, istri yang di jodohkan dengannya itu. Kalandra tetap tidak bisa membuka hatinya pada wanita pilihan ibu tirinya karena ia tahu jenis wanita apa yang di sodorkan kepadanya.
Di sisi lain Kalandra juga sudah mencoba untuk mencari Kaluna. Namun entah mengapa ia sangat sulit untuk menemukannya. Ia berpikir mungkin itu ada hubungannya dengan ibu tiri maupun istrinya.
Foto itu di ambil saat dirinya dinyatakan lulus dari kampus dimana ia menimba ilmu. Hubungannya dengan Kaluna sudah berjalan selama hampir 5 tahun lamanya. Saat itu dirinya baru masuk kuliah dan kenal dengan Kaluna yang baru kelas 2 SMA. Keduanya jelas saling mencintai satu sama lain.
Tok
Tok
Tok
"Masuk," lamunan Kalandra buyar tat kala suara ketukan pintu membangunkannya dari khayalannya.
"Permisi Pak. Saya mau mengantarkan berkas calon-calon sekretaris yang baru untuk bapak cek," tangan kanan Kalandra, Vino masuk sambil membawa berkas di tangannya lalu di taruh di meja. Saat ini ia sedang membutuhkan seorang sekretaris karena beberapa kali pekerjaan yang Kalandra lakukan keteteran. Sekretaris yang dulu keluar karena ia pindah lokasi kerja di cabang yang sedang di kerjakan oleh Kalandra.
"Masih aja galau bos. Emang sesusah itu apa lupain cewek di masa lalu? Lagian kan sekarang udah ada bini masih aja mikirin masa lalu," celetuk Vino dengan tidak tahu dirinya. Meski merangkap sebagai tangan kanan Kalandra, Vino adalah sahabat seperjuangan Kalandra dari masa sekolah dulu. Jadi tidak heran jika sikapnya yang tengil itu terkadang tidak tahu tempat.
"Lo tau sendirikan kalo si jalang itu cuman anteknya si nenek sihir. Ga mungkin dia mau nikah ama gue kalo ga ada maunya. Gue bahkan ga bisa lupain Kaluna sedetik pun," Kalandra menghela nafas dengan berat. Kepalanya ia sandarkan di kepala kursi kebesarannya sambil memejamkan mata.
Vino tahu kisah percintaan antara sahabatnya dengan wanita berjilbab itu. Dirinya adalah salah satu saksi dimana pasangan sejoli itu selalu lengket dimanapun dan kapanpun itu. Hanya saja kebersamaan mereka harus hancur karena Kalandra menikah dengan wanita pilihan ibu tirinya. Melihat sahabatnya yang selalu suram selama 3 tahun ini memuatnya merasa simpati.
"Yaudahlah terserah lo. Gue harap lo dapat menemukan kebahagiaan yang selama ini lo cari," selepas itu Vino pergi keluar dan membiarkan Kalandra sendiri. Kalandra kembali menghela nafasnya dan mulai memilah beberapa berkas calon sekretarisnya yang baru. Saat sedang membaca beberapa nama, mata Kalandra terpaku dengan salah satu berkas yang biodatanya sama dengan kekasih hatinya. Jantungnya berpacu dengan cepat menandakan dirinya tidak percaya dengan apa yang ia pegang. Kaluna Wulandari. Itu adalah profil milik kekasih yang selama ini ia cari.
Mata Kalandra langsung berkilat akan obsesi. Tidak akan ia biarkan wanita itu pergi lagi dari hidupnya. Lalu dengan tergesa ia menghubungi pihak HRD untuk langsung menerima Kaluna dan menyuruhnya untuk mulai bekerja besok pagi. Dirinya sungguh tidak sabar menantikan pertemuan dengan Kaluna.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Kaluna sudah bersiap dengan kemeja putih ketat yang menonjolkan bagian dadanya yang begitu menggoda. Dipadukan dengan rok sepan sepanjang mata kaki yang juga menampilkan bokongnya yang montok.