02. Bulan November

2.2K 296 164
                                    

Happy Reading 💙

Kasih aku 750 comment dan 250 vote aja untuk update bagian selanjutnya!

***

Ada 12 bulan setiap tahunnya. Dari Januari hingga Desember, setiap orang pasti memiliki bulan berbeda yang paling dinanti. Entah karena alasan hari kelahiran atau datangnya hari kebahagiaan yang paling ditunggu-tunggu.

Alca paling suka bulan Desember. Bukan karena bulan kelahirannya, melainkan karena ada satu tanggal yang paling dia suka, hari di mana Garvi Nugraha---sang tunangan pertama kali mengaku suka.

Hari yang mengubah pandangan Alca terhadap sosok itu. Di mana dulu dia berpikir Garvi tidak menaruh rasa tertarik padanya. Tapi malah mengaku sudah lama memperhatikannya diam-diam.

Hari yang mengubah status mereka dari yang dijodohkan karena faktor keluarga, menjadi sebuah pasangan yang saling menyimpan rasa.

Waktu itu, sekitar 2 tahun yang lalu, pada bulan Desember. Tepatnya 22 Desember 2022.

Hari itu bertepatan dengan hari ibu nasional. Sebagai anak tunggal dan tentu saja putri kesayangan sang ibu. Alca bermaksud membuat kejutan untuk menyenangkan ibunya. Niat Alca ingin memberikan cake buatannya kepada sang ibu. Tapi dia yang tidak tahu apa-apa soal memasak berakhir gagal, ujung-ujungnya malah ketahuan dan berakhir dibantu oleh sang ibu.

"Udah sana Alca istirahat, biar Mama yang selesaikan semuanya." Dian ibunya menyuruh seperti itu. Alca jelas tidak mau, dia yang membuat dapur jadi kotor, sekarang malah ibunya yang harus repot membereskan semua. Padahal saat itu ibunya baru pulang dari kantor.

"Tapi Ma?" Alca berucap penuh rasa bersalah. "Biar Alca aja yang bersihin semuanya. Tadi kan Alca yang berantakin dapurnya."

Dian tertawa, menanggapi ucapan sang anak yang menurutnya lucu. "Nggak perlu, ini mudah buat Mama karena udah biasa. Malah kalau Mama biarin Alca yang bersihkan, dapur kesayangan Mama ini bisa jauh lebih berantakan." Dian mencolek dagu sang anak, wanita itu kembali tertawa karena menemukan wajah Alca yang menjadi masam. "Alca istirahat aja, besok masih harus pergi sekolah, kan?"

Dari kecil Alca memang hanya dibiasakan dengan belajar. Selain sekolah waktu sehariannya akan habis dengan les tambahan dan pengulangan materi di dalam kamar. Jadi untuk masalah dapur, bersih-bersih dan segala urusan yang menyangkut keadaan rumah Alca tidak pernah tahu.

Alca lantas pergi karena ibunya yang telah menyuruh.

"Alca?"

Suara sang ibu membuat tubuh Alca kembali berbalik. Dia menunggu dengan penasaran apa yang ingin ibunya katakan. Terlebih wanita itu menatapnya dengan tersenyum.

"Makasih buat cake-nya, Mama seneng tau Alca inisiatif buat ini untuk Mama."

Rasanya detik itu Alca hampir menangis, dia buru-buru berlari dan memeluk tubuh ibunya dengan erat. "Selamat hari ibu, Ma. Makasih udah jadi Mama yang hebat buat Alca. Makasih karena Mama selalu sabar ngurusin Papa yang sakit."

Alca berhasil mengatakan semua isi kepalanya. Kebanggan pada sang ibu yang menurutnya tidak ada lawan. Pokoknya dia bangga memiliki sosok ibu bernama Dian Almira.

Malam itu meski gagal membuat kejutan untuk sang ibu. Tapi Alca merasa lebih dari sekadar senang.

Sekitar pukul setengah sepuluh malam Alca selesai mandi, dia juga sudah mengganti pakaiannya dengan setelan tidur berwarna pink. Warna kesukaannya sejak kecil. Gadis itu lantas mengambil ponselnya yang sejak pagi dianggurin.

Hal pertama yang Alca cek tentu saja notifikasi pesan dari status bar. Senyum di ujung bibirnya tercetak lebar saat menemukan pesan dari sang sahabat yang begitu banyak. Namun detik saat matanya bergerak ke bawah, tubuh Alca mematung. Seketika terdiam melihat pesan dari sosok yang tidak pernah mengirimnya sebuah pesan.

Menuju DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang