13. departure

229 51 6
                                    

Saat ini Gito telah bersiap dengan pakaian andalan nya, yaitu hodie dan celana panjang yang match.

Tok! Tok! Tok!

"Git!" Panggil Eli dari luar, sambil ia mengetuk pintu kamar Gito.

Gito yang mendengar ketukan dari pintunya, sontak mengalihkan pandangan nya dan perlahan berjalan ke arah pintu.

Cklek!

Gito membuka pintu kamarnya, terlihat Eli sedang berdiri di depan pintunya. Dengan pakaian rapi, yaitu seragam sekolah.

"Udah siap Li?" Tanya Gito melihat Eli dari ujung kaki sampai kepala.

"Lo liat sendiri aje git!" Kesal Eli, pasalnya si Gito Gito ini sudah ngeliat di depan matanya lho.

"Basa basi busuk Li" ucap Gito acuh.

"Btw... Lo, beneran mau balik sekarang?" Tanya Eli yang masih setengah tidak percaya.

"Hu'um" jawab Gito sambil mengangguk kepalanya singkat.

"Yah.. gak ada yang masak dong" keluh Eli dengan nada sedih.

"Pesen aja nanti" usul Gito, lalu ia berjalan kembali ke dalam kamarnya dan mengambil tas nya. Di dalam nya terdapat barang barang yang akan Gito gunakan untuk perjalan ke kampung halaman.

"Boleh deh.. sesekali, tapi Lo harus balik cepet oke" ucap Eli ke Gito, dengan nada sedikit tegas.

"Gua usahain, lagian.. disana nanti ada om gua juga kok" Jawab Gito dengan senyuman tipis.

"Huft.. yaudah deh, hati hati lho git" peringat Eli ke Gito. Setelah nya, Eli pun pergi dari sana.


***


"Mbok! Aku mau nginep di rumah temen aku ya mbok" izin Marsha ke salah satu art.

"Berapa hari non?" Tanya art tersebut dengan nada lembut.

"Em.. gak tau mbok, mungkin selesai tugas nya" bohong Marsha ke art nya itu.

"Yaudah, non Marsha hati hati" peringat art tersebut, Marsha pun mengangguk pelan.

"Btw mbok.." pamit Marsha, lalu ia melangkah pergi dari sana dan menuju ke mobilnya.







∆∆∆∆







Sudah 1 jam Gito mengendarai motornya menuju kampung halaman nya, ia memutuskan untuk istirahat sebentar di Indomaret terdekat.

"Panas banget" keluh Gito saat menyentuh terik nya matahari di kulitnya.

Beberapa menit kemudian, Gito menyudahi sesi istirahat nya. Dan ia pun melanjutkan perjalanan nya menuju ke kampung halaman tercinta nya.





***



Marsha saat ini terjebak macet, karena ia membawa mobil. Jadi Marsha tidak bisa menyalip mobil dan motor yang ada di jalanan.

"Duh.. lama banget sih ini lampu merah" kesal Marsha menatap rambu rambu lalu lintas depan nya.

"Mana sendiri lagi! Jadi bosen kan.." lanjut Marsha kesal, setelah ia menghela nafas panjang.

"Ayo sha! Lo pasti bisa.. pasti sekarang  kak Gito nunggu Lo" monolog nya memberi semangat pada diri sendiri.

Lampu merah pun berganti ke lampu hijau, tanpa ba bi bu Marsha segera menjalankan mobil nya dengan cepat.


Brak!

Tiba tiba mobil Marsha menabrak seseorang pengendara sepeda motor, semua orang yang menyaksikan kecelakaan tersebut langsung cepat membantunya. Tak terkecuali Marsha yang menabrak pengendara itu.

Terlihat pengendara motor itu pingsan, karena mungkin kecelakaan cukup keras.

Darah yang mengalir di balik helm nya, dan tangan yang terluka akibat bertatapan dengan aspal. Untung saja hanya telapak tangan nya yang terluka, sedangkan untuk lengan nya masih selamat. Karena pengendara tersebut memakai jacket.

"Pak bawa ke mobil saya aja pak, saya bawa ke rumah sakit terdekat" ucap Marsha yang melihat pengendara tersebut di bopong oleh bapak bapak.

"Siap neng" jawab salah satu bapak yang membopong pengendara itu.

Segera ke dua bapak bapak yang membantu orang kecelakaan, memasukkan tubuhnya ke kursi penumpang mobil Marsha.

Dirasa sudah selesai di masukkan, Marsha meminta bantuan kepada orang orang untuk menjaga sepeda motor milik orang kecelakaan.

Sudah beres urusan Marsha dan orang orang, ia langsung mengendarai mobil ya menuju rumah sakit terdekat. Yang tentu dicari lewat maps.

Tak butuh waktu lama, Marsha sampak di rumah sakit terdekat. Disana ia meminta bantuan suster dan perawat untuk memeriksa orang tadi.

Setelah di bawa dan akan di periksa, Marsha sedikit menghela nafas lega. Marsha berharap bahwa orang tadi baik baik saja.

Selama pemeriksaan, Marsha mondar mandir sambil menggigit kukunya karena panik. Tiba tiba saja ia teringat akan motor dari pria yang di tabraknya.

Marsha langsung saja mengambil ponselnya, dan mencari kontak seseorang disana. Lalu segera menelfon orang tersebut.

'halo

'.......

'bawa dan perbaiki

'.....

'motor, pastikan seperti baru

'.....

'di jalan xxxx

'....

Marsha pun menutup teleponnya sepihak, tepar saat itu dokter keluar dari ruangan. Membuat Marsha langsung menghampiri sang dokter.

"Dok gimana keadaan nya dok?" Tanya Marsha khawatir, cemas sekaligus panik.

"Pasien mengalami koma, tapi tenang saja.. koma nya tidak akan lama" jawab dokter tersebut.

Mendengar jawaban dokter itu, membuat Marsha lega. Tapi disisi lain ia merasa bersalah sungguh.

"Saya permisi" pamit dokter itu, dengan perawat di belakangnya.

Saat dokter dan perawat itu sudah pergi, tubuh Marsha langsung lemas sehingga ia jatuh seketika.

"Syukurlah..." Ucap syukur Marsha.

Setelahnya, ia berdiri dari tempatnya dan melangkah untuk melihat pria yang di tabraknya tadi.








To be continued












Kalo author gak up, berati ide nya masih buntu alias gak ada.















DaraganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang