First Dating

22.1K 1.2K 10
                                    

(AUTHOR POV)

Arga melajukan mobil sport hitamnya kesebuah toko yang menawarkan semua keperluan untuk pernikahan. Mulai dari kebaya, wedding dress, sepatu, tuxedo, aksesoris pernikahan, cincin, dll.

"Lo mau bawa gue kesini?" Tanya zea tak percaya

"Iya, emangnya kenapa?"

"Disini mahal-mahal coeg, gue gak mau bokek mendadak karna belanja disini peak" kesal zea dengan bahasa barunya

"Aku yg bayar sayang" arga mengedipkan sebelah matanya dan turun dari mobil. Sementara itu zea masih mengerjap-ngerjapkan mata karena dipanggil sayang oleh arga.

Jantung zea berdebar-debar membuatnya tak sanggup turun dari mobil. Arga yg sudah membukakan pintu untuk zea merasa heran dengan calon tunangannya itu.

"Pipi kamu kok merah?" Tanya arga curiga

JLEB, jantung zea makin lari-larian muterin badannya karena menahan malu sekaligus menahan sesuatu yang tak dapat ia artikan

"Aku baik" zea keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam toko setelah mengumpulkan keberaniannya

Baru saja masuk toko zea langsung terpana dengan gaun-gaun pernikahan yang sangat cantik.

"Mulutnya biasa aja sayang gak usah nganga gitu, malu diliatin orang" ejek arga yg membuat zea marah.

Zea menginjak kaki kanan arga dan pergi menuju bagian kebaya. Karena di acara pertunangannya nanti mereka akan menggunakan kebaya untuk wanita dan jas untuk pria.

"Aku baru ingat, kita tunangan kan 2 hari lagi dan kebaya itu gak bisa dibeli gitu aja. Aku harus ngukur badan aku dulu, milih bahan baru deh mereka buat" jelas zea

"Kebayanya udah di buat sayang, ukuran kebaya kamu juga udah ada sejak seminggu yg lalu. Kecuali kalau berat badan kamu naik" sindir arga padahal tubuh zea tetap proposional. Dia memiliki tubuh yang ideal dan bisa dibilang langsing.

Wajah zea merah padam karena arga membahas berat badannya disini

"Eh aku itu gak gendut, kalau kamu gak suka liat aku gendut, aku juga akan lebih bahagia karena pertunangan ini dibatalkan. Kalau karena ini kamu mau minta dibatalin, aku gak akan segan-segan makan sebanyak-banyaknya biar kamu batalin semuanya" teriak zea yg membuat beberapa orang disekitarnya menatap horor.

"Bukan maksud aku gitu sayang, aku tebak pasti kamu lagi dapet kan? Gak berubah sifatnya dari dulu" arga mencubit pipi zea gemas dan lagi-lagi mendapat tatapan iri dari beberapa wanita yang juga sedang ada di toko itu

"Pergi sana, gak sudi gue deket-deket sama lo"

Setelah bicara seperti itu arga malah makin menempel dengan zea, menggenggam tangannya erat. Saking eratnya zea pasrah karena gak kuat lagi ngelepasin tangan arga dari tangannya.

Arga berbicara sebentar dengan penjaga toko dan menyuruh zea untuk masuk ke fitting room dan mencoba beberapa kebaya yang sudah dipesan oleh arga.

Zea memperhatikan satu persatu kebaya yang dipilih arga untuknya. Mulai dari bahan, motif dan warna. Semuanya kebaya itu menarik perhatiannya, namun hanya satu masalah, harganya sangat-sangat mahal. Harga kebaya-kebaya itu setara dengan saat zea jalan-jalan selama seminggu di eropa.

"Dalam rangka apa dia mau beliin gue kebaya-kebaya mahal ini? Bukannya dulu dia yg bilang jangan suka beli barang mahal. Nah ini siapa yg milih coba? Dasar egois. Bahkan dia gak biarin gue milih sendiri kebaya yang gue mau. Sebenarnya sih semua kebaya ini selera gue, kok bisa tau sih dia" zea berbicara sendiri lalu mengenakan kebaya yang paling cantik menurutnya

Kebaya berwarna campuran antara merah, cokelat dan ungu dengan lengan yang ada di bawah bahu dan menampilkan bahu mulus dan punggungnya. Potongan corak juga menempel di atas dadanya menampilkan kesan elegant.

setelah siap dia keluar dari fitting room dan melihat arga yang tengah melihat-lihat cincin disana

"Menurut lo gimana?" Tanya zea to the point

"Kamu suka atau mau coba yg lain?"

"Aku mau yang ini aja, gak mau yang lain. Selebihnya itu buat kamu aja deh" ucap zea lalu pergi

Arga menimang-nimang perkataan zea tadi, dia gak bisa membayangkan kalau tubuh sixpacknya dilapisi oleh kebaya-kebaya itu. Dia pun tertawa kecil, dan wanita-wanita yang ada di dekatnya menatap dengan pandangan memuja pada pria berhidung mancung itu.

(ARGA POV)

Zea sangat cantik dengan kebaya tadi dan aku juga sudah memilihkan cincin yang akan dia kenakan sebagai tanda pertunangan kami, mungkin dia gak akan tertarik untuk melakukan pertunangan ini karena dia masih benci denganku, karena itu aku sudah menyiapkan semuanya tanpa campur tangan zea

"Cincinnya juga udah aku pilih, ayo kesana" tunjukku ke ring stage setelah zea keluar dari fitting room

Gadisku itu mengerucutkan bibir dan tetap berdiri pada posisi semulanya

"Loh kamu kenapa?" Tanyaku heran

"Kok semuanya kamu yang milih sih? Aku kapan milihnya? Yang mau tunangan disini bukan cuma kamu, tapi aku juga. Kalau satu-satunya cara supaya aku yg milih dengan aku yang bayar juga gak apa kok, aku juga bisa bayar. Jangan karena kamu yang bayar semuanya, aku jadi gak bisa milih apa yg aku mau" ucapnya dengan air mata yang sudah tertampung dipelupuk mata bulatnya itu

Jangan menangis ze, air mata kamu kelemahan aku. Please jangan nangis

"Maafin aku sayang, aku kira kamu masih marah sama aku dan gak niat untuk nyiapin semua pertunangan kita. Makanya aku yg siapin semuanya, jadi kamu terima beres aja" aku memegang pipi chubbynya dan menatap lembut ke matanya yg sudah memerah

"Aku yang milih boleh ya?" Tanyanya dengan suara serak dan terdengar lucu sekali

Aku mengangguk mantap dan menggenggam tangannya.

Aku harap dia sudah memaafkanku dan benar-benar akan kembali seperti zea yang aku inginkan seperti dulu lagi.

Setelah melihat-lihat cincin disana, akhirnya dia berhasil menemukan cincin yang dia suka

"Cantik kan?" Tunjuknya saat memperlihatkan cincin itu

"Iya cantik, itu cincin yang aku pilihin tadi buat kamu. Eh kamunya malah mau milih sendiri. Jodoh itu memang sehati ya ze, kayak kita" godaku

"Lho kok bisa sama? Yaudah ganti-ganti" dia mulai panik dan mencari cincin yang lain

"Udah yang itu aja" aku mengambil cincin itu dari tangannya dan memberikan kepada penjaga ring stage itu.

Lagi-lagi zea mengerucutkan bibirnya dan membuatnya semakin terlihat lucu.

Setelah semua yg kami perlu telah dibeli, kami masuk kemobil dan aku mengantar zea pulang. Dia berkali-kali menolak tawaranku untuk makan siang dulu, padahal aku tau kalau dia lapar. Namun wajah lelahnya membuatku mengerti kalau dia hanya ingin tidur saat ini dan tidak butuh waktu lama dia juga sudah tertidur di mobilku. Inilah kebiasaannya dari saat aku mengenalnya dulu, dia tidak berubah dari dulu.

Aku berhenti di sebuah restoran padang dan memesan sebuah nasi kotak untuk zea makan setelah dia bangun nanti. Kalian tidak tau kan kalau makanan favorit zea saat kelelahan adalah nasi padang.

###$$$$$$
Jangan lupa vote dan commentnya yaaa...
Thank you for reading readers


Give Me A Second Chance My ExWhere stories live. Discover now