Accident

21.8K 1K 0
                                    

(AUTHOR POV)

Gadis di atas bankar itu mengerjapkan matanya berulang kali, mengumpulkan semua kesadaran yg sudah 3 hari ini hilang. Bau obat yg pertama kali ia rasakan di ruangan serba putih ini. Suaranya serak dan seseorang tengah tertidur pulas disampingnya sambil menggenggam tangan gadis itu. Ia menggerak-gerakkan tangannya agar pria itu terbangun

(ARGA POV)

Aku terbangun karena seseorang menggerakkan tangannya, siapa lagi kalau bukan zea. Aku sudah menemaninya sejak pulang kantor kemarin. Aku juga bisa melihat dari sorot lelah wajah ibunya yg sudah menemani zea dari pagi hingga sore, akhirnya aku menyuruh ibunya pulang agar aku gantikan.

Zea terlihat sulit berbicara namun aku tau apa keinginannya

"Mau minum?"

Dia mengangguk

Aku segera menuangkan segelas air untuknya dan membantunya untuk duduk.

"Makasih" ucapnya setelah menghabiskan segelas air yg aku kasih

Aku segera memencet bel agar dokter datang ke ruangan zea, setelah memeriksa sebentar dokter itupun berbincang-bincang denganku

"Ada kabar baik ze" ucapku dengan senyum sumringah

"Jadi gimana?" Tanya zea sedikit khawatir

"Kamu boleh pulang seminggu lagi"

"Ha seminggu? Trus kerjaan aku gimana? Nanti siapa yg ngurus? Sekretaris aku juga pasti sibuk, gimana dong? Atau aku kerjain disini aja deh" pertanyaan bertubi-tubi dari zea dan akhirnya dia sendiri yg menjawab.

"Gak boleh, kamu dirawat disini karena disuruh istirahat sayang. Jadi gak ada ceritanya kamu capek. Kerjaan kantor kamu biar aku yg ngurus"

"Lah trus kerjaan kamu gimana? Kamu kan juga pasti sibuk"

Ternyata dia masih saja perhatian denganku dan gak ingin aku repot

"Aku punya asisten yg bisa gantiin aku kapanpun"

(ZEA POV)

Sudah 6 hari aku dirumah sakit, 3 hari saat kritis dan 3 hari saat dalam masa pemulihan. Dan selama itu pula keluargaku bergantian menjagaku tidak lupa juga Arga. Dia selalu datang tiap pagi dan sore hanya untuk mengetahui keadaanku. Kalau boleh jujur dia memang pria yg baik, gak ada salahnya aku memaafkannya toh itu semua cuma karena salah paham. Devan orang yg aku kira tulus denganku ternyata bermain di belakangku.

Hari ini masih jam 1 siang, semua keluargaku pasti sedang kerja sekarang.
Tiba-tiba hp ku berdering

"Halo" sapaku pada manager hotel milikku yg ada di bali

"Maaf mengganggu bu, hotel ibu kebakaran. Kami sudah memanggil pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas-berkas penting. Saya harap ibu bisa segera kesini"

Perkataannya tadi membuat jantungku berlari-lari. Hotel itu adalah investasi terbesarku saat ini dan merupakan hotel terbesar yg aku punya karena terhubung langsung dengan apartment dan mall.

"Saya akan kesana"

Dengan cepat aku melepas jarum infus yg ada di tangan kiriku dan segera mengambil tas. Aku tidak peduli lagi akan kesehatanku, hanya saja aku masih merasa terhuyung saat berjalan.

Aku menaiki taksi dan segera melaju ke bandara, dengan cepat aku memesan tiket melaluu hp ku. Dan aku mendapatkannya, penerbangan pukul 2 siang. Sekarang masih setengah 2 dan aku sudah sampai di bandara.

Aku berlari masuk tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang yg melihatku. Iya aku seperti pasien rumah sakit jiwa yg lari. Hanya menggunakan pakaian rumah sakit, sendal tidur doraemon dan rambut yg hanya ku ikat asal.

(ARGA POV)

Aku merasa sangat ingin bertemu dengan zea saat ini. Walau waktu pulang kerja jam 5, namun karena aku sudah disegani di kantor zea ini aku segera pergi ke rumah sakit. Ternyata sekretaris zea tidak ada di mejanya, mungkin dia sedang ke toilet.

Sesampainya di rumah sakit aku mencari-cari keberadaan zea namun nihil, para susterpun juga tidak tau dimana keberadaannya. Aku segera menelfon fika, bisa saja zea ada di kantor sekarang.

"Halo pak"

"Ada zea disana?" Tanyaku panik

"Tidak ada pak, saya baru diberi tau kalau hotel yg ada di bali kebakaran pak. Bis saja ibu zea kesana sekarang"

Aku segera mematikan sambungan dan melajukan mobilku ke bandara dan segera memesan tiket lewat hp ku

Aku melihat seorang wanita yg sedang terengah-engah karena berlari. Dia gadisku, ya itu pasti dia.

Aku segera mengejarnya dan menahan tangannya

"Zea kamu disini" aku segera memeluk erat tubuhnya yg lemah dan dia hanya diam karena terlalu lelah.

"Aku kan udah bilang sekarang aku yg ngurus perusahaan kamu sampai kamu keluar dari rumah sakit. Kamu gak harus capek-capek ke bali sayang, aku gak mau kamu kenapa-kenapa"

Aku sangat takut sekarang melihat wajahnya yg sangat pucat

"Hotel aku..." hanya itu kata-kata yg terlontar dari mulut zea lalu ia menangis

"Kamu pulang ya sekarang, biar aku yg urus semuanya"

Ia menggeleng "aku harus urus hotel aku yg disana, itu hotel pertama yg aku bangun. Aku ingin ngeliatnya ga, aku mau liat" dia terus saja menangus sampai-sampai orang-orang di sini melihatku dengan tatapan horor. Mungkin mereka kira aku yg membuatnya menangis

"Yaudah oke sekarang ayo kita bali, kita selesaikan semuanya"




Give Me A Second Chance My ExWhere stories live. Discover now