Bermula

3K 292 4
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Terik mentari begitu menyengat di siang hari ini, untungnya saat ini para siswa tengah berkumpul di ruang Aula yang tentu saja terasa lebih dingin daripada cuaca di luar sana.

Baru saja disampaikan pengumuman mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah untuk semester baru ini. Ada juga pengumuman mengenai jajaran siswa-siswi yang berhasil menjuarai perlombaan dan mengharumkan nama sekolah. Selain itu, ada pengumuman tentang hadirnya murid baru di pertengahan semester, yaitu murid pindahan yang lolos masuk melalui jalur beasiswa. Setiap pergantian semester memang selalu ada student exchange yang rutin dilaksanakan.

Pengumuman yang terakhir itu membuat erine berdecak malas, menurutnya penambahan murid jalur tersebut tak pantas di agung-agungkan sampai harus diberitahukan ke seluruh warga sekolah. Karena bagi erine, mereka hanyalah hama yang tersesat di tempat ini.

Murid baru itu dipersilahkan untuk memberikan sedikit prakata di depan mimbar. Semua orang disana menyaksikannya berbicara, tapi dari kebanyakan murid hanya memasang raut wajah datar seakan tidak peduli juga akan kehadirannya.

Meski sedikit kikuk, gadis berkacamata frame bening browline itu menyelesaikan obrolannya hingga tuntas. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Lily atau Kailee Xaviera.

"Lo tertarik sama yg ini gak?" bisik Lana pada erine.

Tatapan erine menelanjangi lily dari ujung kaki hingga kepala. Erine tidak merespon Lana. Tapi ia merasa tak berminat untuk merundung siswi tersebut. Ada yg jauh lebih penting, Ia masih berurusan dengan ribka perihal tadi pagi (?)

Jam istirahat akhirnya tiba, Erine beranjak dari tempatnya. Dengan segera Lana hendak ikut, tapi erine melarangnya. Erine bilang hanya ingin ke toilet. Tumben erine mau pergi sendirian?

Lana mengerling pada kimmy, sedangkan kimmy hanya mengangkat kedua bahunya lalu kembali membereskan peralatan di atas meja.

Sementara itu di toilet, Ribka terkejut ketika mendapati erine sudah berada di depan bilik toiletnya.

Ribka mencoba mengatur degup jantungnya, ia juga terheran karena erine hanya seorang diri disini.

Sorot mata erine sulit dijelaskan, membuat ribka semakin bingung.

"a-ada perlu apa?"

erine berdehem sebelum mulai berbicara. "yang tadi siapa?" ucapnya agak ragu.

"kakak gue(?)" Ribka mencoba mengingatnya.

"gue minta nomornya. Ada yg perlu gue balikin ke dia"

hah?

Melihat ribka yg hanya membisu, erine kembali berujar "it's ok kalo gak ada" erine tetap mempertahankan gengsinya.

"gak gak. ada kok" meski sedikit gelagapan, ribka menengadahkan tangannya.

Erine memberikan hp miliknya pada ribka.
"hubungi dia sore aja. siang ini dia ada kelas" Ucap ribka sambil fokus mengetik.




flashback.

Sore sepulang sekolah, Erine nampak mendengus sebal dan tak hentinya merapalkan kalimat sumpah serapahnya. Bukan tanpa alasan. Ellion Immanuel atau kerap disapa Lion, kekasihnya itu baru saja dengan teganya meninggalkan erine sendirian dipinggir jalan.

Lion menurunkan erine dari motornya karena erine terus mengoceh, menuntutnya agar jujur perihal perselingkuhan yg dirinya lakukan. Iya, Lion memang telah berselingkuh dari erine. Sifat manja dan kekanakan erine membuatnya lelah, hingga akhirnya lion pun menyerah dan menduakannya.

"gua udah gak bisa sama lo. kita putus, erine"

Mata erine melebar. apa-apaan!
Tidak berarti kah hubungan mereka selama satu tahun ini bagi ellion?!

"gak! lo gak bisa putusin gue. Pokoknya gue yg minta putus duluan! kita putus."

Dahi lion mengernyit. Terserah sajalah. Tidak penting siapa yg meminta putus lebih dulu, yang jelas sekarang ia bisa terbebas dari erine.

Tanpa banyak bicara lagi, lion kembali melajukan motornya.

Erine terus mengumpat meneriaki namanya sampai kini lion menghilang dari pandangannya.

Nafas erine memburu, wajahnya memerah. Erine dengan cepat membalikan tubuhnya untuk menuju trotoar, namun karena saking tergesa-gesa, erine tanpa sengaja menabrak seseorang yg entah kenapa secara kebetulan lewat dengan langkah yg terburu-buru juga.

bruk.

Erine sedikit terpental karenanya. Dengan sigap orang itu menahan tubuh erine yg hampir saja terjengkang ke jalan raya. Akibatnya, membuat posisi badan keduanya kini menjadi cukup rapat.

Pandangan mereka bertemu sesaat. Sama-sama terpaku memandangi paras cantik orang dihadapanya.

Tidak berlangsung lama, erine mengerjap sembari membenarkan posisi tubuhnya.

Erine menghentakkan kaki merasa kesal. Kenapa hari ini dirinya mendapat kesialan secara bertubi-tubi? Kedua bahu erine naik turun, bibirnya mulai bergetar. Pandangan matanya terasa kabur, yap, genangan di pelupuk matanya sudah tak bisa tertahan. Erine menangis.

Perempuan jangkung itu nampak kebingungan dengan reaksi tiba-tiba ini. Tidak perlu menerka-nerka, perempuan berbalut pakaian serba hitam ini adalah oline.

"ngapain sih lo ganggu gue?! gue lagi marah! ngapain coba malah berdiri disini, bisa gak gausah ngalangin jalan gue!"

Air mata erine terus berjatuhan dengan deras. Oline semakin bingung harus bereaksi seperti apa. Tanpa banyak bicara, oline mengulurkan sapu tangan miliknya pada erine. Erine tak kunjung menerima. Mulutnya terus mengomel misuh-misuh.

Akhirnya oline pun mengusapkan sapu tangan itu, menghapus jejak bening di wajah erine. Seketika membuat erine bungkam.

Erine menatapnya lekat-lekat walaupun dengan pandangan yg masih kabur. Entah kenapa perutnya saat ini merasa geli, seperti ada banyak kupu-kupu bertebangan di sekitarnya.

cakep juga.

Oline memberikan sapu tangan itu, membuyarkan lamunan erine. erine lalu meraihnya.

"sorry" ucap oline singkat kemudian pergi berlalu begitu saja meninggalkan erine yg masih membeku ditempatnya.

"liat aja ellion. Emang lo doang yang bisa cepet dapet gandengan baru" segaris senyuman miring terlukis diwajah erine. di pandanginya kain bermotif graph checks yg kini setengah basah ditangannya.

flashback end.

***

CHECKMATE 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang