"Lingling Sirilak Kwong.."
Mata Orm melebar saat Kwang menyebut nama itu dan hampir tersedak brownies yang dia makan. “Batuk… Apakah kamu serius bekerja sebagai asistennya?” Orm bertanya di sela-sela batuknya.
Melihat Orm tersedak, Kwang segera memberinya segelas air. “Makan perlahan dan jangan bicara saat sedang makan. Sepertinya kebiasaanmu tidak berubah sama sekali.”
Orm mengambil gelas itu dan meminumnya untuk menenangkan tenggorokannya, lalu meletakkannya kembali di atas meja. “Jawab pertanyaanku, apakah kamu benar-benar bekerja sebagai asistennya?” Orm bertanya lagi sambil menatap Kwang dengan serius.
"Aku serius. Aku sudah bekerja dengan Khun Lingling selama dua tahun terakhir," jawab Kwang sambil mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu bertanya sampai matamu akan keluar seperti itu? Apakah ada yang salah?"
Orm yang tadinya duduk di seberang Kwang kini berpindah duduk di sampingnya. “Kamu bilang Khun Ling sedang mencari asisten baru, kan? Aku ingin mencoba melamar pekerjaan itu,” kata Orm sambil meraih kedua bahu Kwang. "Dan kamu harus membantuku."
Kwang langsung menarik tubuhnya ke belakang saat Orm mendekat, "Hah? Bukankah kamu bilang kamu tidak ingin menjadi asisten artis karena terlalu rumit? Sekarang kamu tiba-tiba ingin melamar pekerjaan itu?"
“Setelah dipikir-pikir, aku ingin mencoba sesuatu yang baru. Bekerja dengan artis terkenal seperti Khun Lingling sepertinya akan menambah pengalamanku,” jawab Orm antusias.
"Ya, menambah pengalaman mengerikanmu..." gumam Kwang, mencoba menakuti Orm. “Aku sudah memberitahumu ini sebelumnya agar kamu bisa mempertimbangkannya kembali. Khun Lingling tidak seperti yang kita lihat di TV. Dia sangat perfeksionis dan tidak dapat diprediksi.”
"Tidak apa-apa! Mungkin awalnya terasa sulit, tapi aku akan belajar menjadi asisten yang baik untuk Khun Ling," jawab Orm yakin.
"Apakah kamu benar-benar serius untuk pekerjaan ini? Bagaimana dengan kuliahmu? Kamu perlu mendapat izin dari orang tuamu terlebih dahulu sebelum aku merekomendasikanmu kepada Khun Ling," tanya Kwang meyakinkan Orm dengan niat tersebut.
"Aku serius. Aku bisa mengatur waktu kuliahku, dan aku akan segera mendapatkan izinnya," jawab Orm dengan penuh keyakinan.
“Baiklah kalau begitu… Aku akan merekomendasikanmu kepada Khun Ling setelah kamu mendapat izin, dan jika Khun Ling belum menemukan asisten yang tepat. Dia sangat pemilih, jadi bekerja dengannya bisa sangat menantang,” kata Kwang.
Orm segera memeluk Kwang dengan erat. “Kamu benar-benar teman yang baik! Aku akan pastikan untuk mendapatkan izin secepatnya,” serunya dengan semangat.
Kwang tidak menolak pelukan itu dan hanya pasrah dengan situasi tersebut. “Jangan terlalu bersemangat dulu; ekspektasimu mungkin tidak sesuai dengan kenyataan,” Kwang memperingatkan.
Orm melepaskan pelukannya dan menatap mata Kwang, berbicara dengan penuh tekad. Senyum percaya diri terlihat di wajahnya. “Saya akan membuktikan bahwa saya bisa menjadi asisten Khun Lingling.”
••••
Jam menunjukkan pukul lima sore ketika Orm akhirnya tiba di rumah. Begitu dia melangkah masuk, aroma makanan langsung menusuk hidungnya dan membuatnya untuk langsung menuju dapur tempat dari mana aroma menggoda itu berasal.
"Khun Mae~" Orm menyapa Koy Naruemon, ibu tercintanya.
Mae Koy yang sedang sibuk menyiapkan makanan menoleh ke arah putrinya sambil tersenyum hangat. "Oh, kamu sudah pulang, sayang?" dia bertanya.
"Iya, Mae. Kelasku sudah selesai hari ini." jawab Orm sambil meletakkan tasnya di atas kursi. Dia kemudian mendekati ibunya, mengamati hidangan yang sedang disiapkan. "Biarkan aku membantumu, Mae."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drown to You - LingOrm (END)
RomanceLingOrm - GxG Kita jatuh cinta di tengah badai ketidakpastian, ketika dunia berkata 'tidak', tapi hati kita bersikeras 'ya'