Ayura masuk ke dalam kamar yang ditempatinya selama di sini, kamar Devan. Ayura baru saja mengantarkan Nicholas ke depan pintu rumah Devan.
Mengantarkannya sendiri tanpa diantarkan sang pemilik rumah.
Tatapan mata Ayura menatap ke sekeliling kamar dan menemukan pria yang sejak tadi memang di carinya.
Devan terlihat mendudukkan tubuhnya di ranjang dan menatap Ayura dari posisinya saat ini.
Pria itu terlihat menekuk wajahnya dan membuat Ayura menghela napas pelan. Tangan Ayura dengan refleks memegang perutnya dan mengusapnya pelan.
Sepertinya tidak hanya cobaan hamil saja yang harus ditanggungnya. Melainkan ia harus mengurusi bapak hamil di depannya saat ini.
"Kau benar-benar tak mendengarkanku ?" Suara Devan terdengar dan membuat Ayura memutar matanya.
Sebelum menutup pintu dan berjalan mendekati ranjang. Sebelum akhirnya memilih berdiri dan menatap Devan yang masih dengan ekspresi wajah ditekuknya.
"Aku sudah mengatakannya bukan. Jangan bersikap ramah dengan Nicholas lagipula dia bawahan..."
"Ya ya ya, dia bawahanmu. Bisakah kau tidak mengatakannya berulang kali ? Jika kau lupa aku juga bawahanmu, Mr. De Lana. Dan kau seharusnya tidak boleh seenaknya sendiri seperti itu"
Devan terlihat ingin membuka mulutnya dan menutupnya kembali karena terkejut Ayura akan membalas ucapannya.
Tetapi Ayura sejak tadi gemas sendiri dengan bapak hamil satu ini. Bagaimana bisa pria itu meributkan hal yang bagi Ayura hanya masalah sepele.
Alasan Devan merajuk dan tak mengantarkan Nicholas ke depan karena Ayura bersikap ramah dengan Nicholas.
Kemudian Ayura juga menawarkan akan mengantarkan pria itu ke bandara. Dengan sikap labil menyebalkan milik Devan. Pria itu merajuk dan tak mengijinkannya untuk pergi mengantarkan Nicholas.
Tetapi bukan Ayura namanya jika menuruti pria manja itu begitu saja. Ayura memilih mengantarkan Nicholas sampai ke depan rumah dan hal itu yang membuat Devan marah saat ini.
Itu sangat tidak masuk akal dijadikan alasan untuk merajuk.
Dan saat ini Ayura benar-benar yakin jika tingkah ajaib ibu-ibu hamil benar-benar ada. Namun sayangnya kali ini bukan ibu hamil yang merasakannya.
Melainkan pria tampan yang tengah duduk di ranjang dengan tangan terlipat di dada itu.
"Nicholas bekerja denganmu dan jelas secara tidak langsung dia membantumu. Seharusnya kau berterima kasih dan peduli padanya. Bukan merajuk seperti ini"
Devan yang mendengar omelan Ayura memilih memalingkan wajahnya dan membuat Ayura yang melihat hal itu menjadi tidak enak hati.
Perkataan dokter tentang kondisi Devan seketika melintas di ingatannya kembali.
"Sebenarnya ini kasus jarang terjadi. Mungkin Mr. De Lana hanya akan merasakannya untuk beberapa waktu saja. Tetapi tentu saja hal ini berbeda dengan gejala ibu hamil pada umumnya"
Ayura mendengarkan perkataan tersebut dengan seksama. Sedangkan Devan sedang menunggu di luar karena memang dokter ingin berbicara empat mata dengan Ayura untuk saat ini.
Lihat. Bukankah ini sudah jelas aneh ? Harusnya Devan yang berada di posisinya. Bukan malah sebaliknya seperti ini.
"Jika ibu hamil pada umumnya akan sering menangis. Lain hanya jika dirasakan oleh calon ayah. Mereka mungkin akan berbeda dari sifat aslinya dan bahkan mungkin lebih sensitif daripada ibu hamil pada umumnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...