"Astaga dinginnya. Apa kau tak kedinginan ?" Ucap Devan ketika mereka baru saja masuk ke dalam restoran yang sudah lama tak dikunjungi Ayura.
Pria itu terlihat sangat kedinginan. Sedangkan Ayura terlihat biasa saja. Semenjak hamil Ayura menyadari jika dirinya lebih betah dingin dan bahkan sering merasa kegerahan.
Berbanding terbalik dengan Devan yang sering sekali kedinginan.
"Aku tidak" jawab Ayura yang membuat Devan mengernyitkan keningnya.
"Sini... Gandeng tanganku. Supaya terlihat romantis"
Ayura membiarkan saja ketika Devan menarik tangannya untuk bergandengan. Tangan dingin Devan langsung melingkupi tangannya.
Mereka berdua berjalan mendekati salah satu meja dan mulai memesan makanan yang diinginkannya.
Sudah hampir dua tahun Ayura tidak datang ke sini. Ini adalah restoran Ramen 24 jam yang dulu sering didatanginya bersama Catarina saat sahabatnya menginap.
Namun karena padatnya pekerjaan mereka. Ayura dan Catarina sudah lama tidak saling menginap dan lebih sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Apalagi ini jaraknya cukup jauh dari apartemennya dulu. Tetapi Devan tidak mengeluh mengantarkannya ke sini. Bahkan pria itu dengan semangat menyetir dan bernyanyi riang.
Ayura memberikan buku menunya kepada pelayan sebelum pelayan tersebut pamit pergi setelah mencatat pesanan mereka.
Devan menatap ke sekitar restoran sebelum kembali menatap Ayura.
"Terima kasih telah mengantarkanku ke sini" ucap Ayura dan Devan tersenyum.
"Apapun untukmu, dear" jawabnya yang membuat Ayura berdehem dan Devan menarik turunkan alisnya.
"Bukankah gombalanku keren ?" Ucap pria itu dan Ayura tertawa mendengarnya.
Selalu seperti itu.
*-*-*
Kecupan di keningnya membuat Ayura menggeliatkan tubuhnya dan perlahan membuka matanya. Sosok Devan terpampang di depannya dengan senyuman manisnya.
Melihat hal itu Ayura memejamkan matanya lagi dan tersenyum. Pemandangan yang begitu indah bukan ?
"Selamat pagi, cantik" bisikan serak suara Devan membuat Ayura terkikik pelan.
Cantik.
Itu adalah panggilan yang sering digunakan Devan saat ini. Entah darimana sifat perayu ulung pria itu datang setelah menikah.
Padahal sebelumnya pria itu sama sekali tidak ada sikap centil ataupun menggoda seperti itu.
Tetapi bakat pria itu muncul ketika mereka setelah menikah dan sialnya pria itu selalu menggoda serta merayunya setiap hari.
Contohnya seperti ini.
"Kau akan berangkat kerja ?" Gumam Ayura dan Devan berdehem pelan sebelum sebuah kecupan tersemat di pipinya kembali.
"Ya, sudah hampir siang. Kau ingin bangun atau kembali tidur ? Kau bilang ada janji membuat kue dengan Jessie hari ini"
Mata Ayura seketika terbuka ketika mendengar ucapan Devan. Suaminya itu yang tau apa yang dipikirkannya seketika tertawa dan beranjak dari tempatnya.
Membuat kue adalah jadwal yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Sulit sekali menyempatkan waktu untuk membuat kue bersama Jessie, pelayan handal Devan.
Perempuan itu terkadang sering kembali ke rumah Ayah dan Ibu Devan. Alhasil Ayura harus membuat janji terlebih dahulu dan ini adalah waktunya.
Jadi Ayura tidak mungkin melewatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...