03 [Revisi]

13 1 0
                                    


Don't Forget to Follow,
Vote, And Comment.

Happy Reading!

"Masalalu akan terus menghantui disetiap helaan nafas beratmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalalu akan terus menghantui disetiap helaan nafas beratmu."
BRAIN

---☆☆☆---

Faqih menatap nanar bangunan berlantai tiga dengan bentuk melingkar bagai sebuah benteng di depannya. Terdapat Running Text bertuliskan 'Asrama Siswa dan Siswi Rutherfordium High School' di atas lobby. Asrama ini terdiri dari tiga lantai, dimana di lantai dasar berisi 250 kamar yang dibangun khusus untuk para calon murid baru, sedangkan di lantai dua berisi kamar bagi mereka yang nantinya lulus ujian seleksi, atau kata lain murid tetap sekolah ini. Jangan tanyakan lantai tiga, karena gedung itu hanya dibangun khusus murid-murid di Genius Class. Perlahan, kakinya melangkah memasuki area asrama yang padat. Tujuan utamanya kini adalah mading. Dia penasaran letak kamarnya dimana. Netra itu menyusuri setiap nama yang tertera di setiap kamar.

"Gila! Huruf F aja gue udah berada di kamar nomor 80. Keren," kagumnya dengan pupil mata yang sedikit membesar.

Dia berbalik. Menatap nanar ke seluruh sudut asrama yang berbentuk melingkar ini. Perhatiannya terkunci pada papan yang tertempel di dinding dengan nomor 80. Dengan rasa penasaran yang tinggi, dia melangkah menuju kamarnya berada. Pergerakannya terhenti di ambang pintu saat melihat kamar itu sudah terisi oleh tiga pemuda. Apalagi keadaan kamar yang lumayan berantakan membuat pemuda itu menghela nafas pelan.

"Oh–hai? Anggota kamar ini juga? Faqih Gentala atau Farrellino Abiansa?" tanya salah satu dari mereka yang baru menyadari keberadaannya.

"Faqih Gentala."

"Masuk aja, Qih! Kita nggak gigit kok!" sahut seorang pemuda yang sedang sibuk menata barang-barangnya ke dalam loker.

Faqih tersenyum tipis menanggapinya. Dia melangkah mendekat ke arah loker guna mencari namanya. Setelahnya, dia langsung menata barang bawaannya ke dalam loker dengan telaten.

Kamar ini terdiri dari lima kasur one size yang berjejer rapih, satu karpet bulu di tengah-tengahnya, lima meja belajar bagi masing-masing murid, dua puluh buah loker, dan satu kamar mandi. Fasilitas yang lumayan untuk sekolah bergengsi berbasis international.

BRAIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang