13

9.6K 403 17
                                    

Keesokan harinya...

Aelin sedang membuat pancake untuk sarapan pagi, sudah lama dia tidak membuat pancake. Tiba-tiba ada seseorang memeluknya dari belakang, gadis itu terkejut dan membalikkan badannya.

"Bang Damon."

Aelin terkejut karena yang memeluknya adalah Damon, sedangkan pria itu hanya tersenyum tipis seperti tidak terjadi apa-apa.

"Pagi, sayang," ucap Damon.

"Sayang?" Aelin sedikit terkejut mendengar Damon memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Kenapa tidak balas sapaan abang, hm?" tanya Damon, pria itu berjalan mendekati Aelin.

"Pagi juga, bang," jawab Aelin sedikit gugup.

"Kamu sedang buat apa, hm?" tanya Damon. Pria itu mengelus pipi Aelin dengan ibu jarinya.

Aelin terdiam kaku dengan perlakuan Damon yang tiba-tiba seperti ini, apalagi abang tirinya tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Pancake," jawab Aelin gugup.

"Abang suka makan pancake, jangan terlalu manis ya. Sudah cukup kamu yang manis," ucap Damon.

Aelin menunduk kepalanya dan memalingkan wajahnya, kedua pipinya memerah karena rayuan dari Damon.

"So cute," ucap Damon. Pria itu mengangkat dagu Aelin sehingga dia bisa melihat pipinya yang memerah.

"Bang, aku harus mengoleskan krim pada pancake," ucap Aelin.

"Silahkan, aku akan menemanimu," ucap Damon.

Aelin langsung membalikkan badannya, gadis itu memoleskan krim vanila ke arah pancake. Damon melingkarkan tangannya ke pinggang Aelin, dia memeluk dari belakang.

Damon sudah mengusir maid dan koki yang bertugas memasak dari sana, karena dia ingin berduaan dengan Aelin. Sedangkan gadis itu sendiri tampak sedikit gugup.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di mansion Morgan...

Terlihat seorang pria tampan sedang bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaannya, pria itu adalah Robert Morgan yang tidak lain ayah kandung Aelin.

"Entah kenapa Aelin begitu mirip dengan perempuan itu?tapi itu tidak mungkin, entah kenapa aku memikirkannya?" gumam Robert sendiri.

"Ada apa, sayang?"

Terlihat seorang wanita cantik yang bernampilan glamor berjalan menghampiri Robert, wanita itu adalah Ursula Morgan. Dia istri Robert dan ibu kandung Aiden.

"Tidak ada, sayang," ucap Robert. Pria itu mengelus rambut Ursula dengan lembut.

"Sayang, hari ini aku ikut arisan dengan teman-teman sosialita ku. Jadi kemungkinan aku pulangnya sedikit malam," ucap Ursula.

"Iya, sayang," ucap Robert.

"Sayang, kira-kira kapan Aiden dan Yvonne ditunangkan?" tanya Ursula menatap Robert.

"Sayang, apa kamu lupa kalau Aiden masih berpacaran dengan Aelin?" Robert menghela nafasnya, apalagi dia tahu kalau Aiden memiliki 2 kekasih sekaligus.

"Sayang, Aiden itu mencintai Yvonne bukan Aelin. Jadi sebaiknya kita mempertunangkan mereka berdua," ucap Ursula.

Ursula sedikit tidak suka melihat Aelin, wanita itu sedikit familiar dengan wajah Aelin yang begitu mirip dengan Aelia. Dia begitu membenci perempuan itu, karena mengandung anak suaminya. Tapi dia sedikit bahagia karena Aelia keguguran dan meninggal dunia.

Tapi sebenarnya Aelia tidak keguguran, nyatanya Aelin sudah tumbuh besar bahkan sampai menjadi pacar Aiden.

"Nanti aku pikir-pikir dulu ya, sayang," ucap Robert.

"Iya, sayang. Ooo iya aku harus segera berangkat, maaf aku tidak membuat sarapan pagi ini," ucap Ursula.

"Tidak apa-apa," ucap Robert.

Robert mengecup dahi Ursula, lalu wanita itu meninggalkan kamar mereka berdua. Terlihat Robert menghela nafasnya, dia sedikit tidak nyaman dengan keputusan Ursula. Apalagi mendiang Johannes adalah sahabatnya, bagaimana mungkin dia menyakiti putri sahabatnya?

"Johannes, aku harus bagaimana?" Gumam Robert sendiri.

Robert merasa sangat hangat saat bersama Aelin, dia juga menyayangi gadis itu seperti anaknya sendiri.

"Papi."

Terlihat seorang pria tampan berjalan menghampiri Robert, dia adalah anak pertama Robert dan Ursula yang bernama Ronan Morgan.

"Iya, Ronan," ucap Robert.

"Papi sedang memikirkan apa?" tanya Ronan penasaran, dia selalu dekat dengan sang ayah dan tempat berkeluh kesah sang ayah.

"Mami mu ingin mempertunangkan Aiden dan Yvonne, kamu tahu sendiri kalau adik mu berpacaran dengan Aelin. Papi bingung," ucap Robert.

"Bagaimana kita suruh Aiden memilih salah satu dari kekasihnya?" usul Ronan.

"Papi tidak tahu kenapa adik mu itu memiliki 2 kekasih?" ucap Robert sambil menghela nafasnya.

"Mungkin saja Aiden mengikuti jejak papi," ucap Ronan.

"Iya...iya papi tahu kalau papi playboy, tapi papi sudah bertobat saat menikah dengan mami kalian," ucap Robert.

"Papi, jangan cemas. Aku akan mencari jalan keluar untuk hal ini," ucap Ronan.

"Terima kasih, Ronan. Kamu benar-benar anak yang bisa diharapkan," ucap Robert.

Robert memeluk Ronan, sudah lama dia tidak memeluk anak pertamanya karena selalu sibuk mengurus perusahaannya sendiri. Ronan merasa nyaman saat di peluk sang ayah, dia begitu merindukan pelukan hangat Robert.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di mansion Lucenzo...

Kaysen dan keluarga kecilnya sekarang sedang sarapan pagi bersama, mereka sarapan dengan pancake buatan Aelin.

"Pancake buatan mu sangat enak, Aelin," puji Kaysen.

"Terima kasih, dad," ucap Aelin.

"Dad?" ulang Kaysen sedikit terkejut, dia tidak menyangka Aelin memanggilnya dengan sebutan dad.

"Kenapa? Apakah tidak boleh?" tanya Aelin.

"Tentu saja boleh, dad tidak melarangnya," ucap Kaysen.

"Ma, aku malam ini akan menginap di mansion mendiang papa," ucap Aelin sambil menatap ke arah Elena.

"Jadi kamu sudah tahu, nak?" tanya Elena menatap Aelin dengan lembut.

"Sudah, ma. Jadi aku menginap sementara di mansion Lamont untuk malam ini," ucap Aelin.

"Baiklah, tapi jaga diri mu baik-baik di sana," ucap Elena.

"Bolehkah aku ikut bersama Aelin, ma?" Damon menatap ke arah Elena.

"Tentu saja boleh, nanti Aelin akan membawa mu berkeliling mansion itu," ucap Elena.

Aelin hanya diam saja karena dia tidak bisa menolak, apalagi sekarang Damon mengelus pahanya karena mereka berdua duduk berdampingan.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang