Waktu pulang sekolah sudah berlalu sendari tadi. Arga, Aldi dan Fikri bahkan sudah selesai mencari rumput. Saat ini ke-tiganya tengah mengobrol dengan gaya kedua kaki yang dikaitkan pada batang pohon sebagai penompang tubuh,dan kepala berada dibawah. Persis seperti monyet gelantungan dipohon.
"Andaikan aja kita bisa jadi monyet ya, pasti seru setiap hari bisa gelantungan dipohon. Gak perlu susah-susah sekolah kaya manusia," ucap Aldi mengahayal kan hal konyol.
"Gue gak mau jadi monyet, soalnya gue gak suka pisang. Gue pengennya punya karpet permadani yang bisa terbang. Biar gue kalo kemana-mana naik permadani aja." Kini giliran Fikri yang menghayal kan hal yang lebih mustahil.
"Seruan punya burung elang yang gede, terus bisa kita naikin. Uh, kayaknya seru banget kalo berangkat sekolah naik burung elang!" sahut Arga yang ikut berkhayal seperti Aldi dan Fikri.
"Haluan kita ko gak ada yang waras ya?" tanya Aldi pada Fikri dan Arga.
"Orangnya aja gak waras, jadi gak usah heran kalau haluannya juga ikut gak waras," jawab Arga yang dibenarkan oleh Fikri dan Aldi.
Mereka bertiga memang mengakui jika mereka tidak waras. Jadi tidak perlu kalian omong lagi!
"Ini bisa gak sih ganti gaya yang normal gitu, selayaknya manusia pada umumnya. Pusing banget kepala gue kalo ngegantung begini!" ujar Fikri yang merasakan sakit pada kepalanya.
"Yaudah yok, ganti gaya duduk yang bener ajalah. Gak usah cosplay jadi monyet segala. Lama-lama pusing juga kepala gue," tutur Aldi.
Aldi, Arga dan Fikri duduk dengan benar namun masih diatas pohon. Arga yang tengah santai menikmati mangga ditangan dengan kedua kaki yang memggelantung digerakkan maju mundur. Tiba-tiba mendapatkan pertanyaan yang tak terduga.
"Lo beneran open bo, Ga?" tanya Fikri hati-hati, takut melukai hati Arga.
"Ya enggak lah dongo! Ngapain gue harus open bo. Gue juga masih waras, uang balapan aja udah cukup buat kehidupan sehari-hari. Gak sampe harus open bo segala kali!" sungut Arga yang menonyor kepala Fikri kuat.
Jika saja Fikri tidak berpegangan dengan dahan pohon. Maka sudah bisa dipastikan Fikri akan jatuh dengan sangat mengenaskan
"Selamet! Untung gue gak jadi jatuh." Fikri mengelus area dada yang berdetak hebat karena kaget.
"Nanggung banget gak jatuh, harusnya tadi lo jatuhin aja dong Fik! Gak seru ah," kesal Arga pada Fikri.
"Mata lo Ga, manusia mana yang mau nyelakain dirinya sendiri?" sungut Fikri pada Arga.
"Ga, gue mau tanya serius sama lo ya. Beberapa hari ini lo gak pernah lagi ngelatih anggota kita buat balapan. Dan lo juga gak pernah tidur di kossan lo. Sebenarnya lo pergi kemana Ga-"
"-Gue gak nuduh apapun, tapi sebagai sahabat seharusnya lo jujur sama kita. Lo pergi kemana,sama siapa,dan kenapa sekarang lo gak pernah pake motor lo sendiri. Baju, tas, sepatu yang lo pake juga baru semua. Lo dapet dari mana?" lanjut Aldi bertanya banyak pada Arga.
Rumah Aldi dan Fikri itu tidak jauh dari kossan Arga tinggal. Dan sudah beberapa hari ini, setiap Aldi dan Fikri bermain ke kossan Arga saat malam hari. Arga tidak pernah ada disana, dan saat ditanyakan pada tetangga terdekat, mereka juga tidak tau Arga dimana.
Aldi dan Fikri juga sangat memahami kebiasaan hidup Arga yang tidak suka pamer ataupun sekedar bergaya seperti anak muda jaman sekarang. Tapi entah kenapa pagi ini Arga memakai barang baru semua. Dan harga barang yang dipakai Arga itu tidak main-main.
Fikri dan Aldi tidak bermaksud menuduh Arga dengan semua fikirin kotor diotak mereka. Hanya saja mereka penasaran kenapa Arga bisa mendapatkan semua itu, Arga dapat darimana?
Arga nampak diam dengan perasaan tak menentu. Bola mata Arga terus bergerak karena merasa gugup. Arga bingung harus menjawab apa. Karena Arga masih belum mau jika mereka berdua sampai mengetahui identitas aslinya.
"Gue-gue... dapet dari giveaway iya giveaway yang Raffi Ahmad post di Instagram. Sumpah gue gak bohong!" jawab Arga sedikit gugup. Dan tentu saja bohong.
"Bohong deng! Masa hoki amat hidup lo. Amat aja gak se hoki lo!" Aldi tentu saja tidak langsung percaya. Karena Aldi juga sering ikut giveaway seperti itu, tapi tidak pernah dapat.
Udah follow sana-sini masih saja zonk hasilnya.
"Gak percaya ya udah, bodo amat. Oh iya, nanti malem lo berdua yang ngelatih mereka balapan ya. Terus besok hari saptu gue gak berangkat sekolah," ucap Arga.
"Ngapain gak berangkat sekolah?" tanya Fikri yang penasaran.
"Hari saptu gue sakit, jadi gak bisa berangkat sekolah. Tolong ijinin ya..." pinta Arga pada Fikri dan Aldi.
"Mata lo Ga! Sekarang aja lo masih sehat. Bisa-bisanya lo ngomong hari saptu sakit. Emang kalau mau sakit kita bisa tau duluan apa?" tukas Aldi yang tak habis pikir dengan kelakuan Arga.
"Pokoknya hari saptu gue sakit, harus diijinin. Dah, gue mau pulang. Terimakasih sudah dibantuin cari rumput." Tanpa menunggu persetujuan dari Aldi dan Fikri. Arga langsung turun dari pohon lalu mengambil sekarung rumput yang Arga ambil tadi.
"Motor lo gue pinjem ya Al, nanti lo ambil di kos gue. Tidak menerima penolakan, terimakasih." Arga langsung pergi meninggalkan Aldi yang uring-uringan diatas pohon.
_____****
Arga hanya pulang ke-kos sebentar untuk memberi makan kambing. Berbincang dengan Kero dan Sumbing setelah itu pergi lagi menuju mansion dengan salah satu motor Arga. Kali ini Arga pergi dengan motor Sogun berwarna biru. Model motor jaman bahela.
Setelah sampai di mansion, Arga disambut dengan tidak baik oleh seseorang yang Arga kenal. Sudah tiga tahun Arga tidak bertemu dengan orang ini. Namun dari sorot mata saja, Arga bisa menebak jika tidak ada yang berubah dari orang itu.
"Masih inget rumah ternyata, kukira kau sudah mati diluaran sana. Karena orang lemah sepertimu akan sangat mudah untuk ditindas!" ucap orang itu dengan memandang hina pada Arga.
Arga tersenyum getir saat kata lemah kembali bergema ditelinga. Sudah tiga tahun ini tidak ada yang mengatakan Arga lemah. Dan kini Arga harus kembali mendengar kata menyebalkan ini.
"Pangeran yang tampan, baik hati dan tidak sombong sepertiku. Sangat haram mendengarkan suara lolongan anjing murahan!" Balas Arga yang tak mau kalah.
"Kau!" Mata orang itu melotot dan dalam benaknya tidak percaya jika bocah lemah yang sudah tiga tahun tidak bertemu kini berubah, dan sudah berani membalas.
Bismillah
Jangan lupa vote plus komen
Kalo baca tolong bantu vote ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Argavanil
Teen FictionArgavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau a...