Arga berdiri didepan semua anggota keluarganya yang tengah menginterogasi Arga. Atau lebih tepatnya Arga sedang di sidang saat ini. Saat diarea balapan Arga diseret oleh Travis dan anak buah Travis dengan kejam.
"Jadi kenapa kamu balapan?" tanya sang daddy pada Arga yang tengah menatap langit-langit. Arga berusaha menghindari tatapan maut keluarganya.
"Butuh uang," jawab Arga cepat.
"Vanil! Tidak sopan jika sedang bicara kamu menghindari kontak mata lawan bicaramu!" tegur Rega pada Arga.
"Orang matanya Vanil juling! Makanya muter-muter kaya si- Kero," sangkal Vanil. Seakan tidak peduli dengan teguran Rega.
"Vanil... tatap mata orang yang sedang mengajakmu bicara. Jika kamu terus menghindari tatapan daddy, itu tidak sopan!" tegur Garan dengan halus.
Mendengar suara lembut Garan abang keempatnya. Vanil langsung mengangguk dan menatap kearah daddynya. Hal itu sukses membuat Rega kesal bukan main.
Jika dengan Garan saja langsung menurut tanpa banyak mengelak. Sedangkan dengan Rega sudah dibentak malah banyak tingkah dan tidak mau menurut.
Dasar Vanil adik durjanam!
"Daddy tanya sekali lagi. Kenapa Vanil balapan?" kata sang daddy.
"Butuh uang," jawab Vanil.
"Vanil! Apa kamu mau daddy bawakan kaca pembesar. Agar kamu bisa melihat isi dalam tas sekolah mu itu. Disana ada banyak macam kartu ATM yang daddy siapkan untukmu. Dan ada banyak lembar uang yang daddy siapkan untukmu juga Vanil-"
"-Daddy sengaja menyiapkan banyak uang cash. Karena kamu suka sekali jajan dipinggir jalan. Tapi kenapa kamu masih membutuhkan uang. Memangnya mau uang yang mana lagi?"
Frustasi sudah Darman dibuat oleh Arga. Kenapa jalan otak anak bungsunya ini sangat sulit untuk ditebak. Dan kenapa sangat sulit untuk memahami kemauan Arga.
"Dad! Vanil baru inget sesuatu. Dad, punya uang duapuluh juta enggak?" tanya Arga.
"Punya kenapa memangnya?" kata sang daddy. Jangankan duapuluh juta. Ratusan juta di mansion ini juga banyak.
"Vanil minta boleh? Tapi sekarang ini ya..."
Dengan wajah pasrah sang daddy mengambil uang sesuai permintaan Arga. Lalu menyerahkannya kepada Arga. Dan Arga tentu saja langsung sumringah saat mendapatkan kemauannya.
Arga menerima uang itu dengan baik. Lalu meletakkannya dimeja. Setelah itu Arga pergi mengambil tas yang tadi sudah diisi oleh uang hasil balapan. Dan menyerahkan uang hasil balapan ke tangan sang daddy. Lalu memasukkan uang dari daddynya ketas.
Dengan kata lain ditukar!
"Jadi gini Dad. Ini uang duapuluh juta, nominalnya sama kaya yang Daddy kasih ke Vanil..."
"Jadi intinya kita sekarang tukeran uang ya Dad. Inget, Vanil gak minta uang ke Daddy. Tapi Vanil cuma ngajak tukeran uang aja sama Daddy."
"Ini maksudnya apa miskah?" tanya Rega yang bingung.
Apa maksudnya coba dengan tukeran uang. Sama saja uangnya dan sama saja nominalnya. Ngapain juga ditukar coba. Kurang kerjaan sekali!
"Jadi gini Bang. Uang Vanil tadinya kan haram karena hasil dari balapan. Nah, biar jadi halal Vanil tuker sama uang daddy yang halal-"
"Jadi sekarang uang Vanil sudah halal. Sedangkan uang daddy jadinya uang haram!"
"Astaga!" Kaget Darman dengan penjelasan bungsunya. Seketika Darman langsung menepuk jidatnya karena lelah dengan tingkah laku Arga yang diluar bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argavanil
Teen FictionArgavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau a...