01| (Yourname)

1.5K 170 30
                                    

01 | "And I'm crawling on the floor just thinking that I'm a fool," –Nonsense (Madeon ft Mark Foster) [on multimedia]

-

(Author's POV)

YN berlari selama tiga jam penuh. Hal gila yang tidak akan dia lakukan bahkan dalam kelas olahraga sekalipun.

Hebatnya lagi, dia melakukannya nyaris tanpa sadar. Yang ia pikirkan selama berlari hanyalah "Greyson" dan "terus berlari".

Lalu tebak apa.

Sepertinya ia tersasar.

Daritadi dia melalui gang-gang gelap lalu tahu-tahu tiba di sebuah kawasan... pertokoan? Sepertinya iya. YN hanya bisa menduga-duga karena sekarang hampir pukul 10 malam, dan sebagian besar pintu gedung-gedung disana telah tertutup. Keadaan sepi total seperti daerah pseudovisi gagal yang terbengkalai. Ada beberapa bangunan yang memiliki rolling door. Lampu semua gedung sudah mati. YN hanya bisa melihat keadaan jalan disekitarnya melalui cahaya penerangan lampu jalan yang terpasang setiap satu meter.

Gadis itu memutuskan untuk beristirahat—bernapas. Napas YN super pendek dan super cepat. Dia sampai harus menggunakan sistem pernapasan ekstra yakni dengan mulut dan hidung, agar bisa memasok oksigen sebanyak-banyaknya. Ya, paru-parunya sebentar lagi bisa rontok seperti daun kering kalau tidak cepat-cepat diisi oksigen.

Ia membungkuk, bertumpu pada kedua lututnya dan sebentar-sebentar nyaris jatuh terduduk ke trotoar. Kepalanya pening bahkan sampai berkunang-kunang akibat berlari berkilo-kilo meter secara nonstop. Otot perutnya seperti diganti dengan batu kali—kaku dan sakit jika digerakkan sedikit saja.

Tapi YN masih harus tetap bergerak.

YN tidak bisa bergerak dan berbicara selama sesaat, dan dia merasa sangat beruntung daerah itu sepi. Jadi tidak mungkin ada yang akan melihatnya dan menegur, "Hei apa kau melakukan latihan marathon? Di jam 10 malam? Wah, wah, semangatmu luar biasa sekali, nak."

Yang benar saja, batinnya, mengenyahkan pemikiran bodohnya tadi jauh-jauh. Astaga gue kesurupan apa sih? Lari jauh banget kayak dikejar monster. Tapi...

Pelan-pelan dia berusaha bangkit berdiri tegak—ia sempat nyaris terjungkal saking kakinya gemetaran dan lemas. Capek—lalu menoleh ke belakang, ke jalanan gelap di belakangnya. Jalanan itu tampak mengerikan karena seperti sesuatu yang tanpa ujung atau bagian dalam dari mulut monster yang bisa menelan apa saja.

Namun YN hanya mengharapkan satu hal.

Semoga tidak ada yang mengikutinya.

---

Rasanya semua itu baru terjadi kemarin. Namun sekarang ini dia tersesat sendirian—bodohnya itu karena kemauannya sendiri—di kota sebesar Wembley. YN berjalan pelan menyusuri trotoar, masih merasakan sakit di perutnya sedikit. Kakinya nyaris tidak terasa lagi sebagai kaki—terlalu lemas dan ingin copot. YN sempat berpikir bagaimana jika kedua kakinya memiliki mulut atau bisa berkehendak sendiri, pasti dua tungkai kurus itu akan melakukan aksi mogok bergerak selama tiga bulan.

Tahan sebentar lagi, duh lemah, rutuknya pada kakinya. Ya, YN sungguh-sungguh berkomplain. Kemudian dia terus menyeret kaki-kakinya yang lemas pelan-pelan menyusuri sisa trotoar.

YN super lelah dan super mengantuk. Bayang-bayang kasur empuk melintas dalam benaknya, sungguh menggoda. Hingga setengah dari akal sehatnya mengingatkan bahwa dia adalah seorang gadis yang berjalan sendirian pada malam hari di tempat tak dikenal. Berbahaya.

Maka, terjadilah percakapan seru dalam kepalanya sendiri:

Bagaimana kalau ada serigala?

Eh gak mungkin ini kan di kota.

PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN TRILOGY #3)Where stories live. Discover now