10 | (yourname)

1K 137 36
                                    

dedikasinya belum hehe, mungkin tiap dua chapter sekali baru gue kasih dedikasi. sekalian 2-2.

--

10 | "All I wanna hear her say is 'Are you mine?' " – R U Mine [Arctic Monkeys]

-

"Jadi... ini yang lo mau?" Dini bertanya waktu itu kepada YN. Mereka berdua berada di balkon kamar YN yang berada di lantai dua. Dini menatap YN, sedangkan YN menatap ke hamparan bangunan rumah yang begitu luas tanpa ujung. Langit siang berwarna biru cerah tanpa awan. Angin sejuk berhembus lumayan sering, namun tidak meredakan gejolak perasaan YN.

Dia menghela napas, masih belum mau memandang balik sahabatnya. "Nggak juga sih." akunya. Dini tidak buru-buru menyela.

"Tapi nggak... Maksud gue... Mungkin ini cuma trauma aja. Kejadian yang dulu itu, tau kan?"

"YN, lo nggak bisa terus-terusan nyembunyiin perasaan lo." kata Dini. "Kenapa lo bertahan sama dia kalau gitu?"

"Gue sayang sama Greyson." sahut YN tegas. Tapi sorot matanya berkata lain. "Gue udah susah payah ngedapetin Greyson, masa gue ngelepas dia gitu aja?"

Dini menggeleng. "Kalau gitu, itu namanya bukan sayang. Sekarang liat lagi. Dia udah berapa hari gak ngasi lo kabar?"

"Sebulan... lebih seminggu, sih. Tapi dia bisa aja sibuk. Gue liat dari fanbase katanya Greyson lagi siapin album—"

"Fanbase," ulang Dini. "Lo pacarnya. Lucu tau gak, pas lo malah tau informasi soal pacar lo dari fanbase alih-alih dia."

Tenggorokan YN mulai tercekat oleh rasa panas. Dini mengatakan apa yang persisnya ia pikirkan. Alhasil, pemikiran-pemikiran yang lebih buruk yang selama ini ia simpan malah keluar semuanya. Detik itu juga.

"Dia baik-baik aja," kata YN setelah menundukkan kepala. Ditekurinya ukiran besi pembatas balkon kamarnya sendiri dengan ekspresi murung. "Semuanya udah aman. Corbin udah dipenjara. Semua itu udah lewat dua tahun. Greyson baik-baik aja..."

Dini memeluknya dari samping dan terisak. Dinding pertahanan YN seketika runtuh. Dia memejamkan matanya dan air mata mulai berjatuhan diikuti isakan parau.

Berhari-hari setelah itu berlalu seperti biasa. Tidak ada perubahan. YN tetap berbaring lesu di kamarnya sepulang sekolah. iPhone di tangannya dengan aplikasi Twitter terbuka, terhubung dengan headset dan terpasang di kedua telinganya. Namun sekeras apapun lagu yang diputar oleh YN, kegelisahannya tidak berkurang sama sekali. Satu-satunya yang bisa membuatnya tenang adalah kabar dari Greyson. Greysonnya langsung.

Dia kemana, gumam YN dalam hati sambil terus me-refresh Direct Message. Tidak ada perubahan.

YN menjatuhkan iPhonenya ke sisi lain kasur. Dia berguling ke arah yang sebaliknya, menekan headset makin dalam ke telinganya dan mencoba memejamkan mata. Kepalanya berdenyut luar biasa sakit memikirkan Greyson. Sudah beberapa bulan terakhir Greyson selalu hilang kabar, dan meskipun akun fanbase tentang dia selalu menginfokan soal pembuatan album dan lain sebagainya, hati YN tidak pernah sepenuhnya tenang.

Bagaimana jika Greyson mulai bosan dengannya? Bagaimana jika Greyson menemukan orang baru? Bagaimana jika Greyson melupakannya? Apakah dia memang betul-betul sibuk atau hanya—YN tidak mengharapkan ini, tapi bisa jadi 'kan, Greyson mengarang alasan padanya? Dia menghilang, tidak memberi kabar selama berbulan-bulan. Apakah itu yang namanya rasa 'sayang'? Meninggalkan pesan pendek 'Hi I miss u, take care bye' lalu menghilang hingga sebulan lebih kemudian dan kembali dengan mengulang kalimat yang serupa, 'Hi I miss u how's life?'. Basa-basi tidak penting.

PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN TRILOGY #3)Where stories live. Discover now