*
Menjelang sore hari, Lora sudah memasuki tahap akhir mempersiapkan makan malam. Ia sibuk menghias makanan dalam piring saji agar terlihat lebih estetik. Setelah itu ia menata piring dan cutlery di atas meja makan.
Di tengah kesibukannya Lora merasakan kehadiran seseorang. Ia menoleh dan lantas menyaksikan seorang pria dengan tubuh tinggi tegap datang ke ruang makan. Pria itu memakai setelan pakaian rapi; atasan kemeja putih, dasi dan celana bahan abu-abu. Untuk alas kakinya sang pria sudah berganti memakai slipper.
Lora menyipitkan matanya saat mengetahui William berjalan memotong jarak dengannya. Ia bahkan melihat William menyembunyikan satu tangan di belakang punggung.
Sementara itu, William terus mengendap-endap mendekati Lora yang ada di depan meja makan. Begitu tersisa satu langkah dari gadis itu, ia segera memamerkan benda yang tadi ia sembunyikan di balik punggung. Satu ikat besar mawar pink dengan tangkai serta daun hijaunya yang segar kini berada tepat di depan wajah Lora.
Netra besar Lora awalnya membeliak namun kemudian menyendu tatkala tau William membawa sesuatu yang indah dan kebetulan sangat ia sukai.
"Mau hias mejanya pakai ini?" suara berat William menggema. Tersirat ia tak memberikan mawar itu untuk diri Lora. Mungkin karena tak ada ikatan romantis diantara mereka hingga ia harus beralasan bahwa mawar tersebut hanyalah untuk hiasan. Walau begitu, ini adalah kali pertama baginya membawakan bunga untuk seseorang.
Lora mengagguk-angguk sambil tersenyum.
"Cantik banget" katanya sambil meneliti mawar pink tersebut. Ia kemudian menerimanya dari tangan William lalu mendekapnya."Mmmhh... wanginya" Lora mencium kumpulan kelopak mawar yang menguarkan harum semerbak. Ia lalu menengadah menatap William. Matanya bersinar sembari menghadiahi William senyuman yang amat manis sebagai tanda terima kasih sudah bersikap perhatian.
Melihat senyum tulus Lora, William langsung terkesiap. Entah mengapa setiap Lora mempersembahkan tatapan dan senyum manis untuknya, hatinya selalu merasakan aliran kehangatan yang mengharu-biru.
"Sudah selesai masaknya?" William bertanya demi mengalihkan getaran sentimental di sanubarinya.
"Sudah, tinggal final touch-nya saja" Lora menimpali riang.
"Perfect" William lanjut memuji sambil mengerling persiapan di atas meja.
Mendengar sanjungan itu, Lora pun tersipu malu.
"Saya mandi dulu. Habis itu kita makan?" William berucap lagi mengisyaratkan untuk segera bersiap.
"Iya" balas Lora.
"Saya juga mau mandi dulu, om" sambungnya memberitahu.William meringis tipis. Namun kemudian sekelebat angan iseng mampir di benaknya dan ia berubah memandang Lora tanpa senyum.
.
*
.
Makanan sudah selesai ditata. Bunga mawar pink telah Lora letakkan dalam vas kristal besar di tengah meja.
"Apa menu makan malam hari ini chef Lora?" William bertanya akrab. Dengan sudah tampil rapi, ia siap membuktikan keahlian memasak Lora.
"Masakan nusantara" jawab Lora. Selesai mandi, Lora juga sudah berdandan cantik. Ia memakai dress floral transparan dari bahan voile berwarna kuning lembut.
"Lauknya ada ayam goreng lengkuas, ada tahu dan tempe, sayurnya ada tumis pakis. Lora juga bikin rawon kalau om sukanya daging" Lora mengoceh penuh semangat. Ia juga menyiapkan desert aneka buah-buahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SAVIOR | Ongoing
RomanceLora kabur dari malam perjodohannya dan bertemu dengan William Aryatama, seorang pria yang akhirnya memberinya tempat persembunyian sementara.