*Rin's POV
Tiba - tiba saja orang berjubah hitam itu berlari dan menyerang lelaki yang berada di hadapannya. Lelaki berjubah putih itu dengan hati - hati mundur ke belakang dan mencoba untuk menyerang balik tapi dia sedetik lebih lambat darinya. Orang berjubah hitam itu mencengkram tangan kiri dan kerah baju lelaki yang berjubah putih itu dan dengan kuat membantingnya dan mengenai sebuah tumpukan besi tua yang membuat tumpukan itu hancur berantakan.
Aku masih tidak tau kenapa mereka berdua bisa berkelahi dan apakah orang berjubah hitam itu juga jahat, tapi tampaknya aku mengenal lelaki berjubah hitam itu.
Bunyi tembakan membuatku tegang.
Aku melihat orang berjubah hitam itu berdiri sambil memegang pistol di tangan kirinya. Dari ujung laras pistol itu muncul asap putih halus.
Di hadapannya sekarang sudah tidak ada lagi lelaki berjubah putih itu. Hanya ada tumpukan besi yang hancur berantakan dan pasir. Pasir yang cukup banyak sehingga membuatku heran karena disekitar sini sama sekali tidak ada pasir.
Dia melihatku lalu dia menyimpan pistolnya di paha kirinya.
Dengan menggunakan mobil tua itu sebagai sandaran aku mencoba berdiri. Sakitnya sama sekali tidak hilang justru makin lama sakitnya makin terasa.
Dia berjalan pelan ke arahku dan terus melihatku.
Mata hitamku sama sekali tidak bisa lepas dari mata hitamnya.
Dia terus mendekat dan mendekat. Membuat jantungku berdetak keras dan kepalaku rasanya pening. Entah karena alasan apa aku merasa seperti ditarik oleh mata hitamnya.
Aku tersentak saat tangannya mencoba untuk menyentuh bahuku yang terluka. Tapi saat aku berusaha menghindar dia menatapku dengan tatapan bahwa dia bukan orang jahat dan matanya seolah berbicara bahwa semuanya baik - baik saja.
Dengan perlahan tangannya menyentuh bahuku dengan sangat lembut. Dia menyentuh bagian dekat lukaku sehigga rasanya sangat ngilu dan menyakitkan.
Tangannya menggunakan sarung tangan yang tidak menutupi jari - jari tangannya yang kurus dan panjang.
Tangan ini... Sepertinya aku pernah melihatnya. Kataku sendiri dalam hati.
Seperti menonton film, aku melihat seorang lelaki berambut biru dengan mata berwarna ungu yang mengenakan pakaian yang sama persis dengan orang ini.
Aku memejamkan mataku seolah - olah itu bisa membantuku memperjelas gambar yang sedang berputar di kepalaku. Dengan perlahan ingatanku akan kejadian 'malam itu' menjadi jelas. Rasanya kejadian itu bukan mimpi.
Tiba - tiba aku teringat akan orang yang tadi menculik Elysia. Dia orang yang sama pada malam itu! Lalu kalau diingat - ingat aku seolah dipukul hingga pingsan. Benar! Aku yakin akan hal itu!
Tapi, kenapa aku bisa sampai di rumah?
Seingatku ibu membawaku ke rumah sakit karena aku dan Elysia tiba - tiba sakit demam berat.
Tapi... Bagaimana aku sampai ke rumah?
Apakah orang - orang itu yang membawaku dan Elysia pulang?
Tapi untuk apa?
Sebuah sentuhan di bahu kiriku membuatku tersentak dan otomatis meringis kesakitan. Aku segera menatap lukaku yang ternyata telah di sentuh oleh orang asing itu. Tangannya sekarang beberapa senti dari lukaku. Tampaknya dia menarik kembali tangannya setelah mendengar aku meringis kesakitan. Di ujung - ujung jarinya terlihat darah yang menempel.
"Maaf aku tidak tepat waktu." Katanya tiba - tiba.
Aku segera menatap wajahnya dan terkejut melihat wajahnya yang terlihat bersalah. "Apa?" tanyaku.
"Andai saja aku datang lebih cepat..." dia berhenti dan menatap luka di bahuku kemudian ke wajahku. "Maaf."
Aku terkejut saat mendengar orang itu meminta maaf padaku. Atas dasar apa dia merasa bersalah karena aku terluka?
"Kenapa kau minta maaf?" tanyaku sambil mencoba menahan rasa sakit di bahuku.
"Karena tidak datang tepat waktu untuk menolongmu." Katanya.
Aku merasa pusing.
Memangnya aku pernah bertemu dengannya?
"Maksudku kenapa kau harus menolongku?" tanyaku mulai tidak sabar. Mataku mulai tidak fokus dan perlahan - lahan pandanganku jadi tidak jelas.
"Karena itu tugasku."
Jawabannya sangat spontan tapi sanggup membuatku merasa pusing.
Entah karena apa tapi aku kehilangan keseimbangan di kakiku dan aku terjatuh tapi pandanganku sudah menjadi gelap.
----------------------------------------
Yaaa kali ini chapternya pendek lagi hahaha
Sudah pendek cliffhanger pula
Tapi author bakalan update terus pokoknya tenang aja guys :)
YOU ARE READING
LEGEND OF ASWALD - The Fallen Mark
Fantasy[ BOOK 1 : COMPLETE ] Masa lalu terhubung dengan masa depan. Apa yang terjadi di masa depan semuanya akibat masa lalu. Semakin lama, Rin selalu mengalami mimpi yang aneh. Bagaimana jika pada akhirnya dia menyadari bahwa dia yang kini bukanlah Rin ya...