BAB 22

5.4K 549 3
                                    

BECAUSE

...

...

I'M GONNA GIVE YOU 2 CHAPTERS TODAY!

YES!!! TWO

Hehehe if you're happy then so am I ^^

Now moving on, enjoy~

----------------------------------------

*Rin's POV

Aku menatapnya lekat dan terdiam. Rheel juga melakukan hal yang sama. Atau lebih tepatnya dia menunggu reaksiku.

Aku terus terdiam dan terdiam. Lalu aku bertanya. "Ibuku juga ada di sini?"
Rheel sepertinya terkejut mendengar pertanyaanku. Dia diam untuk beberapa detik kemudian seolah dia baru mengerti pertanyaanku, dia menjawab. "Tidak. Bukan ibumu yang di sektor 23. Ibumu yang di sektor 23 hanya ilusi.

Aku menganga. Orang tuaku hanya ilusi? Mustahil, tapi kenapa? Kenapa mereka perlu membuat orang tua palsu untukku? Aku menanyakannya pada Rheel dan dia menjawab.

"Ibumu bilang kau butuh seseorang untuk menemanimu."

"Apa ibuku yang di sini sama dengan yang di sektor 23?"

Rheel tampaknya menyadari kalau aku memancarkan kegelisahan maka ia menepuk pundak kananku dengan sangat lembut. "Ibumu yang di sini sangat berbeda dengan di sektor 23. Dan dia sangat menyayangimu."

Aku tidak melihatnya−dia melarangku untuk melihat matanya. Hanya terdiam dan tidak tahu mau berbuat apa. Aku dapat merasakan pandangan Rheel tapi aku tetap tidak melihatnya.

"Lebih baik kita kembalikan dulu ingatanmu." Dia berjalan melewatiku dan membuka jendelaku. Cahaya matahari pagi yang sangat lembut memasuki kamar itu.

"Lewat jendela?" tanyaku.

"Iya, soalnya kalau kau melihat orang Aswald yang pangkat sosialnya tinggi badanmu bisa menjadi berat."

"Pangkat sosial?"

"Di Aswald ada 6 golongan masyarakat. Semakin tinggi pangkatnya maka semakin kuat juga dia. Apalagi di Shadow cukup banyak yang pangkatnya tinggi." Dia segera membantuku berdiri.

Saat kami berdua berada di depan jendela dia kembali mengamitku dengan 1 lengan. Aku menebak kalau kita akan lompat lagi.

"Mana Elysia?" tanyaku padanya saat kita sudah berada di kusen jendela.

"Dia masih belum sadarkan diri."

"Memangnya sudah berapa lama aku tertidur?"

"Tiga hari."

Aku terkejut. Lalu Rheel melanjutkan. "Biasanya kalau sudah tidak lama ke Aswald memang butuh beberapa hari untuk menyesuaikan diri. Bahkan 3 hari sudah termasuk cepat."

Aku mengangguk tanda mengerti. Kami sekarang berada di kusen jendela. Kuperkirakan kita berada 10 meter di atas tanah.

Pemandangan di hadapanku sungguh hebat. Tempat ini seperti bangunan besar yang di kelilingi oleh hutan yang sangat luas. Aku sungguh terkejut. Di hadapanku terpapar beribu - ribu tumbuhan hijau berbagai bentuk dan ukuran.

Rheel berkata. "Bersiaplah, kita akan pergi."

Aku sudah tahu apa maksudnya jadi aku langsung mengencangkan peganganku padanya. Dia segera melompat turun dan aku merasa tubuhku di tarik turun dengan sangat cepat.

Rheel mendarat benar - benar tanpa suara. Seakan - akan berat badan kami berdua tidak ada apa - apanya.

Dia melompat ke salah satu dahan pohon yang cukup besar dan melompat maju. Dia mendarat di dahan pohon yang lain dan begitu seterusnya. Gerakannya seperti ninja menurutku.

LEGEND OF ASWALD - The Fallen MarkWhere stories live. Discover now