9

217 32 17
                                    

Ini masih di hari yang sama kaya chap 8, cuma ini ketemuan langsung, ga via apapun key

Dobble apdet yeee

Apa sih shan?

###

Rabu, 12 agustus
Rumah nina

Nina berlari menuruni tangga sambil memakai jaketnya. Kebetulan ia sendirian di rumahnya. Ibunya baru saja pergi. Katanya mau ke rumah teman lamanya.

Setelah sampai pintu yang menghubungkan dengan dunia luar, ia menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya melalui mulut. Ia pun memutar kenop pintu dan membukanya.

Disitulah louis berdiri dengan nafas yang tersengal-sengal.

Nina menjadi panik melihat louis yang seperti itu. Nina segera menggiring nya masuk ke dalam rumah dan menyuruhnya duduk di ruang tamu.

Sambil menunggu louis yang masih terlihat ngos-ngosan, nina melangkah ke dapur untuk mengambilkan air minum untuk louis.

"Ngapain sih kamu pake ke rumah aku segala? Aku kan udah bilang kalo aku gapapa." Ucap nina sambil memberikan segelas air ke arah louis.

Louis meneguk habis air minum yang ada di gelas tersebut dan menyimpannya di meja yang ada disitu.

Ia pun mengambil nafas dan membuangnya perlahan. Setelah nafas nya kembali normal, ia pun mulai bicara.

"Kalo cewe bilang gapapa, berarti ada apa-apa nya. " ucapnya.

"Ak.." belum selesai bicara, louis memegang tangan nina. Lebih tepatnya menggenggam.
"Kalo emang lo butuh teman buat cerita, gue siap dan selalu ada kapanpun buat dengerin semua cerita lo." Ucap louis.

Nina mencoba melihat mata louis untuk memastikan apa ia serius atau tidak dengan ucapannya. Dan, ia terlihat tak seperti main-main.

"I just..." ucap nina terpotong. Ia pun menghela nafas dan "nothing." Lanjutnya.

Louis pun mendecak kesal karena nina selalu seperti itu. Menggantung. Seperti jemuran ibunya.

"Gue tau lu butuh waktu buat sendiri. But, gue selalu ada kalo lo butuh." Ucap louis sekali lagi untuk meyakinkan nina.

Nina segera melepaskan genggaman louis dan langsung terdiam.

Ia-nina berpikir, kenapa louis bersikap seperti ini? Sikapnya terlihat berbeda bila dibandingkan dengan di sekolah.

"Hey" ucap louis membuyarkan lamunan nina, " jadi sekarang gimana?" Lanjut louis.

"Gimana apanya?" Balas nina bingung.

"Tugas kelompoknya. Jadi kapan mau di kerja in nya?" Tanya louis sekali lagi.

"Umm aku.." balas nina mengantung.

"Sebenarnya tugasnya gampang kok. Gue bisa kerjain sendiri kalo emang lo ga bisa." Ucap louis, lagi.

"Tapi kan ini tugas kelompok lou?" Balas nina.

"Gue bisa kerjain sendiri kok, tenang aja. gue bisa maklumin lo karena lagi ada something." Ucap louis sambil tersenyum.

Kenapa dia harus tersenyum sih?- batin nina.

"Tap--" belum selesai bicara louis segera memotong nya terlebih dahulu.

"Eh gue harus cepet pulang nih, kasian adik gue sendirian dirumah, gue pamit ya, assalamualaikum. " ucap louis sambil berdiri dan melangkah ke pintu keluar.

Nina segera mengikutinya di belakang louis, dan setelah di teras rumah nina memanggil louis.

"Lou.."

"Ya?" Balas louis membalikkan badan sambil tersenyum.

"Um makasih ya. Buat semuanya. " ucap nina.

Louis mengangkat sebelah alisnya 'semuanya?' Batin louis.

Ketika louis hendak bertanya, nina segera menutup pintu rumahnya dan mengucapkan kata 'bye.'

Dan louis hanya menatap pintu rumah nina heran dan akhirnya melangkah pergi meninggalkan rumah nina.

Dan di balik pintu rumah tersebut, nina masih berdiri sambil tersenyum meneteskan air mata.

'Kenapa ia begitu baik? Kenapa baru sekarang?' Batin nina.

////

Bikin greget ga sih chap ini? Engga ya?
Ya sudahlah.

But, gue berterima kasih banget yang udah bersedia baca cerita abal ini, hatur nuhun gaess :*

Shana sayang louis
Tapi louis nya sayang shana ga ya?

#plak lupakan
So, vomment?

If  {L.W.T}Where stories live. Discover now