18

28 0 0
                                    

Sooo ini masih jauh dari epilog yaa

###

Flashback
2 pm

Louis membantingkan handphonenya ke kasur. Bukan ke lantai. Ia telentang di kasur Manchaster United-nya. Ia gagal lagi mengajak Nina hangout. Entah sudah berapa kali ia mengajak Nina hangout, tapi tetap tak berhasil juga. Padahal segala cara sudah ia lakukan tapi Nina tetap konsisten tak menerima ajakan louis. Sungguh malang nasibmu Louis.

Setelah bosan di kasur, ia pun beranjak dari kasur menuju dapur. Ia mengambil makanan ringan yang ada di kulkas, soda pun tak ketinggalan dan berakhir duduk diruang tv sambil menonton tv.

Berjam-jam menonton tv, akhirnya Louis pun jatuh tertidur di sofa.

10 pm

Louis terbangun karena suara pintu terbuka. Ternyata ayah Louis.

Ia pun berdiri dan meninggalakan sofanya mengikuti ayahnya yang berjalan ke ruang kerjanya.

"Apa pasien itu makin parah?" Tanya Louis setibanya di ruang kerja ayahnya.

Ayahnya pun duduk di kursi kerjanya dan mengeluarkan berkas-berkas penting pasiennya.

"Dia semakin parah Louis. Keadaannya semakin menurun entah karena apa." Ucap ayah Louis sambil menghembuskan nafas panjangnya.

Ayahanda Louis adalah dokter di sebuah Rumah Sakit ternama. Dan ia memiliki pasien khusus yang sudah ia tangani beberapa tahun terakhir. Ayah Louis bilang pasiennya itu seumuran dengan Louis, tapi tidak tahu sekolah dimana.

Louis selalu bertanya bagaimana keadaan pasien tersebut. Hanya untuk basa-basi pada ayahnya ketika baru pulanig dari Rumah Sakit. Tapi makin kesini kepo-nya Louis semakin membesar pada pasien itu. Walaupun Louis sering menanyakan keadaan pasien tersebut, ia tidak pernah tahu namanya. Tiap kali ia mau menanyakan nama pasien itu pada ayahnya, ia selalu lupa ketika sudah berhadapan dengan ayahnya. Dan sepertinya sekarang Dewi Fortuna sedang dipihaknya karena ia tidak lupa untuk menanyakan nama pasien itu.

"Aku ga pernah tau nama pasien itu siapa sampe sekarang dad." Ucap Louis pada ayahnya.

"Kamu nya ga pernah nanya." Balas ayahnya santai.

Louis cemberut.

"Cantik ga sih dad?" Tanya Louis penasaran.

"Cantik, pake banget. Tapi dia ga suka dandan, jadi ga keliatan cantiknya." Balas ayahnya.

"Punya foto nya ga dad? Penasaran nih" ucap Louis mendekati ayahnya.

Ayahnya menyodorkan sebuah map hijau yang berisi data pasien tersebut.

Louis mengambilnya dan membuka map tersebut. Ia membuka halaman demi halaman yang berisi kata-kata medis yang ia tak mengerti sampai akhirnya ia mematung melihat berkas tersebut.

Telapak tangannya basah. Jantungnya berdegup kencang. Matanya berkali-kali membaca ulang data tersebut dan melihat pas foto yang dilampirkan di halaman tersebut.

Ia mundur selangkah demi selangkah hingga menabrak rak buku yang ada di belakangnya.

"Louis! Hati-hati dong. Kalo rak nya jatuh nimpa kamu gimana?" Cerocos ayahnya khawatir pada anak sulungnya.

Tapi anak sulungnya itu tak bergeming. Tatapannya kosong. Seakan ia tak tahu arah jalan pulang.

Ayahnya hanya menatap heran Louis. Ia mengambil berkas pasiennya itu dari tangan Louis.

"Kamu kenal sama Nina?" Tanya ayah Louis tenang.

"dia gadis yang selalu aku ceritain ke dad." Suara Louis terdengar serak ketika mengucapkan kalimat tersebut.

///

Suck dude hehe :D

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

If  {L.W.T}Where stories live. Discover now