LOVE STORY ON KONOHA

PART 23

Setelah menikmati hidangan yang ditanggung oleh Gaara, suasana di meja makan mulai terasa lebih santai, meskipun beberapa orang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kekenyangan. Chouji yang tak kenal lelah saat menyantap makanan, tampak puas setelah berhasil menghabiskan hampir tiga kilogram daging banyaknya. Tubuhnya yang besar kini terlihat semakin membuncit, namun senyum lebar tetap tersungging di wajahnya.

Gaara baru saja selesai membayar tagihan, sambil melangkah memasuki ruangan, tiba-tiba suara Kiba yang antusias kembali mengintrupsi di antara percakapan mereka "Yoo minna, bagaimana kalau kita bermain permainan memutar kunai?" serunya penuh semangat.

"Siapa yang ditunjuk oleh kunai, maka dia harus menjawab satu pertanyaan dengan jujur" lanjut si pria bertato segitiga diwajah, matanya menyiratkan kebahagiaan, seolah tahu bahwa ini akan menjadi permainan yang menyenangkan.

Mendengar usulan itu, suasana seketika hening. Semua orang tampak berpikir sejenak, saling menatap, mempertimbangkan apakah mereka setuju atau tidak.

Sakura memasang wajah serius lalu mengangkat suaranya "Setuju!" sahutnya terdengar cukup keras, menunjukkan bahwa ia siap untuk ikut serta. Emeraldnya melirik-lirik ke arah Sasuke yang duduk di dihadapannya, pria itu tampak sibuk memperhatikan gadis indigo disampingnya, membuat Sakura sedikit antusias ingin mengajukan suatu pertanyaaan pada dua orang itu.

Sementara itu, Sai si pria pucat yang tidak pernah kehabisan kata-kata, melirik satu per satu dari Hinata, Sasuke, hingga manik hitamnya berakhir pada Naruto. "Hmm, apakah kalian takut?" tanyanya, dengan senyum palsu yang membuat orang jengah terpasang di wajahnya.

Kata-kata yang mengalun dari bibir pucat Sai terdengar mengejek, dan senyum sinisnya semakin membuat suasana terasa sedikit tegang. Sasuke mendengus pelan, merasa risih, meskipun tetap tidak mengubah ekspresinya yang dingin.

Akhirnya, semua orang mengangguk setuju, kecuali Sasuke yang tampak lebih memilih untuk diam. Shino, Jugo, dan Gaara, ketiga pria pendiam itu juga tidak langsung memberikan respons, tetapi mereka tetap ikut bergabung dalam permainan, meskipun tidak begitu bersemangat. Masing-masing tampak lebih memilih untuk membiarkan alur permainan berjalan tanpa terlalu banyak berbicara.

Kiba terlihat sudah sangat tidak sabar, dengan senyuman lebar ia pun merogoh kunainya lalu segera memutarnya di atas meja.

Semua orang terdiam menatap kunai yang berotasi dengan cepat dan menunggu dengan hati-hati ke mana arah kunai itu akan mengarah. Dari balik dada mereka seonggok daging mengetuk-ngetuk kuat di dalamnya, merasa was-was dan sedikit cemas jika saja terpilih menjadi penjawab pertanyaan.

Setelah beberapa detik berlalu akhirnya kunai itu pun mulai berhenti, benda tajam tersebut perlahan menunjuk pada seseorang, dan sosok itu adalah, Sasuke. Semua mata langsung tertuju pada pria Uchiha yang biasanya begitu tenang dan dingin itu.

"Ah, Sasuke yaa, tampaknya ini adalah giliranmu" ujar Kiba dengan seringaian nakal di wajahnya.

"Hmm.. siapakah yang akan menjadi orang pertama yang akan Sasuke jawab?" tanya Kiba dengan penuh antusias. Semua orang tahu, permainan ini akan semakin seru ketika giliran Sasuke tiba.

Sasuke menatap kunai yang berhenti tepat di hadapannya. Tanpa mengubah ekspresi wajah, ia melirik sebentar ke arah Hinata yang duduk tidak jauh darinya. "Tanyakan saja" ujarnya datar, mencoba terlihat tidak tertarik meskipun seluruh tubuhnya merasakan ketegangan yang terbangun. Semua orang menunggu, penasaran dengan pertanyaan yang akan dilontarkan.

"Yooshh, baiklah, karena ini yang pertama, jadi akulah yang akan mengajukan pertanyaan untuk permainan ini" dahi bertanda berlian Sakura mengernyit mendengar pernyataan Kiba tersebut, gerakan bibirnya yang ingin mengajukan diri harus terhenti olehnya. Seharusnya ini adalah kesempatan emas Sakura untuk mengajukan pertanyaan pada Sasuke, bukan pria anjing itu. Emeraldnya berputar malas berharap kunai akan kembali berputar ke arah Sasuke.