PART 28

193 105 40
                                    

H-4 pernikahan Naruto dan Hinata...

Suasana di ruangan itu begitu meriah. Gelas-gelas beradu, menciptakan dentingan riang. Para ninja kebanggaan Desa Konoha berseru, "Cheers!" untuk merayakan pernikahan Naruto dan Hinata yang tinggal menghitung jari. Bahkan, Kazekage Gaara beserta kedua saudaranya ikut hadir disana, menambah semarak acara.

"Yosh! Kekkon omedetou, Hinata!. Dan kau, Naruto, bajingan kuning!. Sialan, kau begitu beruntung mendapatkan istri sesempurna Hinata. Mungkin jika aku jadi dia, aku tidak akan sudi menerima pria bodoh dan tidak peka seperti kau!." Sesaat, cuitan itu mengundang gelak tawa dari para nakama, hingga pada akhirnya semua fokus mata kembali terpusat ke arah si pria anjing itu ketika ia berkata, "Huft, tak kusangka kalian akan menikah secepat ini!. Sial, sepertinya mulai dari sekarang aku juga harus mencari seseorang untuk mengasuh Akamaru." Luapan kekesalan itupun di hempaskan Kiba dengan menenggak sebotol penuh alkohol yang membuat pipinya memerah.

Naruto menggaruk tengkuknya, tersanjung namun canggung. "Hahah, yaaah, kau juga harus menyusulku dattebayo. Tapi... dengan wajahmu yang seperti itu, aku jadi kurang yakin," balasnya menyindir, langsung menaikkan emosi si pria bertato tiga di wajahnya.

Dengan emosi yang memuncak, Kiba mengatupkan lengannya erat-erat di leher si pirang, mereka bertengkar seperti biasa. Kiba dengan umpatan kerasnya dan gumaman Naruto yang terdengar seperti kumur-kumur.

Di tengah keributan, Ino dengan wajah muramnya mencicit, "Bagaimana dengan Sakura dan Sasuke? Mereka benar-benar tidak ada kabar. Hmm, bahkan si jidat itu tidak mengatakan apapun padaku," Ino terlihat sedih, meskipun sering bertengkar dan berdebat dengan Sakura, tapi rasa sayangnya terhadap sang sahabat, tak berkurang sedikitpun.

Mendengar itu, Kiba melepaskan kalungan lengannya dari leher Naruto, dan berkata, "Yaaa, apa lagi yang dilakukan dua orang dewasa jika menghilang?. Lagipula, Sasuke sudah putus asa, dia pasti membutuhkan pelampiasan. Biarkan saja mereka menikmati masa mereka berdua."

Jduar!

Bak petir di siang bolong, suasana menjadi hening dalam sekejap, ketegangan menyelimuti ruangan. Kiba menggaruk tengkuknya merasa takut dan bingung melihat reaksi teman-temannya. "He-hey, ayolah, aku hanya bercanda," cengirnya kikuk, mencoba meredakan situasi yang dibuatnya.

Beberapa menit selanjutnya, suasana berangsur mencair, meski tidak bertahan lama.

Ino menoleh ke arah Sai yang mengembangkan seringaian andalannya, hingga perlahan manik aquamarine sang gadis blonde itu berangsur membesar. Ino bergegas hendak menutupi bibir pucat pria disampingnya untuk tidak membuka suara, namun, Sai terlebih dahulu mengeluarkan suara dengan wajah datarnya yang khas, "Atau... apakah Sasuke sedang membalaskan dendamnya pada Sakura?. Karena gadis itu mungkin saja salah satu alasan kenapa Sasuke kehilangan Hinata, gadis yang dicintainya."

Ucapan itu langsung menyulut emosi Naruto. Wajahnya mengeras, alisnya bertaut tajam. "Ck, Sai, kau...!!!" decaknya geram dengan tangan mengepal erat, siap memberi pelajaran pada pria berkulit pucat itu.

Namun, sebelum Naruto melangkah lebih jauh, sebuah tangan mungil menahan lengannya. Hinata yang berada disampingnya memandang Naruto dengan tatapan lembut. Ia menggeleng pelan, dua... tiga kali, memberi sinyal agar Naruto menahan diri.

Naruto menghela napas panjang, kemudian memalingkan wajahnya kasar kesamping, menahan amarah yang nyaris meluap. Ia terlihat sangat marah, terlihat dari dada bidangnya yang kembang kempis tak beraturan.

Setelah merasa cukup tenang, Naruto kembali mengepalkan kedua tangannya, berusaha mengendalikan diri. Ia menarik napas panjang, hingga perlahan amarah itu mereda disaat sekelebat kenangan masa lalu bersama tim 7—kebersamaan mereka, tawa, pertarungan, dan air mata, melintas jelas dalam ingatannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 4 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVE STORY ON KONOHAWhere stories live. Discover now