41. Kenapa Kau Lakukan Itu?

1.8K 287 333
                                    

📌ada yang nungguin?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

📌ada yang nungguin?

📌maaf ngaret🙏

📌vote and comment, okey?

📌think about theory!


“Emang kita mau ke mana, sih?”

Cleo bertanya lantaran dia benar-benar tidak tahu apa pun. Padahal dirinya baru saja sembuh, baru lepas infus, tapi sudah di ajak pergi saja oleh para sahabat laknat ini.

“Ketemu si kembar,” jawab Eza yang duduk di sebelahnya. Cleo mengangguk dan kembali menatap jalanan. Remaja itu menyandarkan kepala pada jendela mobil.

“Tuan Muda. Haruskah kita mampir ke mansion terlebih dahulu? Sepertinya Tuan Besar mencari anda.” Reyhan mengalihkan pandang. Kemudian, berdecak.

“Dia mau apa lagi, sih?! Gak cukup buat lo di hukum sama batasin gerakan gue?” Dengan kasar dan kesadaran penuh, dia memukul dashboard mobil.

“Apa gue bunuh aja Kakek tua itu?” tanyanya ringan.
Semua orang yang mendengar tersentak kaget. Naresh langsung menggeplak kepala Reyhan membuat sang empu berbalik dan menatap horor kepada Naresh.

“Kok lo jahat banget, sih, Na? Kenapa pula gue di geplak?” tanyanya tak terima.

Decihan terdengar dari Naresh. “Menurut lo bagus ngomong gitu, hah?! Lo mau bunuh Kakek lo sendiri? Gila lo, ya! Mau gue buang lo ke kandang harimau?” Reyhan mengatupkan bibir. Ekspresi remaja itu masih sama. Dia tak terima dengan perlakuan Naresh.

Memilih membuang napas kasar, dia membenarkan duduknya. “Kak. Kita mampir dulu ke mansion. Setelah itu, lo antar mereka ketemu si kembar.” Hanya itu yang Reyhan ucapkan diiringi mata yang kian terpejam.

Mahen yang melihat sikap Reyhan pun menyenggol lengan Naresh. Mereka saling tatap sebentar. “Na. Lo kayanya harus minta maaf sama Reyhan,” bisiknya pada Naresh.

“Ada alasan kenapa Reyhan kaya gitu. Nanti lo minta maaf, ya sama dia.” Naresh bergeming. Masih menatap Reyhan. Sejujurnya dia masih marah dengan sahabatnya itu. Tingkah Reyhan sangat tidak tertebak dan membuat dia pusing.

“Iya. Nanti gue minta maaf sama dia.”

Perjalanan ke mansion Kakek Reyhan membutuhkan waktu selama 30 menit. Reyhan turun dari mobil, melambaikan tangan dan tersenyum ketika mobil yang dibawa Joel pergi dari perkarangan mansion. Sepersekian detik setelahnya, Reyhan mendatarkan raut wajah. Remaja itu berbalik. Menatap bangunan megah yang menjadi saksi bisunya menjalani hidup.

404! Not Found Donde viven las historias. Descúbrelo ahora