Chapter-1

3.9K 44 3
                                    

“Erina, aku bisa jelasin semuanya”, tiba-tiba saja Evans sudah berada di hadapan Erina yang baru saja turun dari kursi meja bar.

“Jelasin? kurang jelas semua bukti ini hah?!”,

“tapi..”,

“dan asal kamu tau Tuan Revans Zyne Mozart yang terhormat, adek kamu Darren itu telah menghancurkan masa depan , Lyana. Kamu dan keluarga mu adalah orang paling jahat dan  kejam yang pernah aku kenal, dan ironisnya kamu juga merupakan orang aku cintai!!”, ini benar-benar menyakitkan. Dihadapan ku berdiri seseorang yang pernah aku cintai dan sekarang orang ini telah berubah menjadi orang yang paling aku benci di seluruh dunia. Bagaimana bisa aku mencintai orang yang telah membunuh kedua orang tuaku dan menghancurkan seluruh kehidupanku, Lyn yang mengalami depresi karna malam mengerikan yang pernah dia lewati, dan hal itu tidak jauh dari keluarga Mozart.

“Eri...”,

“Stop! aku gak mau denger suara mu lagi”.  ok selesai tidak ada yang perlu diperpanjang lagi. aku membencinya. Benar-benar membencinya. Aku harus pergi manjauh darinya.

***


“Arrgghhh...sorry-sorry”, hash benar-benar sial, aku menabrak orang  tsk.

'Wow'..hanya kata itu yang bisa aku katakan, untuk detik ini waktu ini hari ini..ya ampunnn apa aku baru saja bertemu dengan Lucifer? Astaga..orang ini benar-benar tampan tapi sekaligus menakutkan. Aku hanya bisa terkejut melihatnya. Sorot matanya tajam dan dalam, seperti bisa menembus kedalaman diriku. Matanya..apa warnanya itu? Blue Sapphier? alis hitam tebal yang membingkai matanya yang kecil dan tajam seperti elang, Sang Eagle Eyes. ckck.. rambut pirang  yang mencapai lehernya. boleh aku katakan dia mampu membuatku berhenti bernafas sekarang? dia mempunyai wajah malaikat dengan sayap hitam di belakang tubuhnya. Bagaimana bisa aku berkata seperti itu? yah dia memang terlihat seperti itu, mungkin aku memang sudah gila. Dan dia tersenyum?! bahkan senyum itu tidak terlihat tulus..ckck. Apa-apaan aku ini?

“aku minta maaf, aku sedang terburu-buru”,  aku membungkuk singkat dan berusaha meninggalkan tempat itu secepatnya takut terintimidasi lebih lama lagi.

“Terburu-buru karna orang itu hem??” dia mengalihkan pandangannya ke belakang punggungku. Disana tampak Evans yang sedang berusaha melawati kerumunan orang  yang sedang berdansa dan berjalan ke arahku. “Oh shit.” aku menggigit bibir bawahku.  “yaa sepertinya begitu..bye”. Belum sampai tiga langkah aku berjalan tiba-tiba ada tangan yang mencekalku.

“Aku bisa menolongmu kalau kau mau”

“Maksudmu?”

“Menghindari orang itu dan yang lainnya?” tanyanya dengan suara yang dingin dengan aura membunuh yang terpancar.  Apa-apaan orang ini membuatku merinding saja dan helloww anda berdiri terlalu dekat tuan, wangi tubuhmu merusak kerja neutron di otak ku. Aku terdiam dengan dahi berkernyit. “Apapun yang kau inginkan my girl..aku bisa melakukannya untuk mu”. Orang itu menyeringai tapi ini benar-benar menggoda, sepertinya orang ini memang bisa membantuku, terutama balas dendam ini.

Pact With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang