Chapter 1: A Feeling That Never Changes

43 4 0
                                    

Sekolah Dasar Kashiwagi, Tokyo, Jepang, pukul 11.00, 12 Februari 2006.

Seorang pria kecil berusia 11 tahun sedang berjalan dengan teman-teman sekelasnya. Rambut hitam tebal yang disisir ke kiri dan wajah yang tampan, dengan sweater merah, celana hitam dan uwabaki putih. Dia adalah Shinji Akira, murid kelas 6 SD yang merupakan seorang bintang pelajar di sekolahnya ini. Tak ada yang tidak mengenal Shinji, guru-guru sering memujinya. Dia memang pendiam, kalem dan bisa dibilang cool untuk anak seumuran dirinya. Tapi memang begitu sifatnya. "Yo, Shin-chan!" Seorang anak yang sepantaran dengannya menepuk pundak Shinji. Dia adalah Ryuichi Anakai. Teman Shinji dari Taman Kanak-Kanak dulu. "Oh, Ryu-kun." Jawab Shinji menoleh pada Ryuichi. "Tadi kau keren sekali! Aku tak menyangka kelompok kita menang latihan sepak bola tadi!" Tukas Ryuichi bersemangat. "Biasa saja, ah." Jawab Shinji cuek. "Masih saja jual mahal. Eh, dua hari lagi hari Valentine loh! Siap-siap laci mejamu penuh coklat lagi?" Tanya Ryuichi. "Tidak masalah. Setidaknya aku bisa makan coklat sepuasnya." Jawabnya singkat. "Jadi kau hanya mementingkan coklat ya?" Tanya Ryuichi. "Kita kan masih anak-anak, lalu kenapa? Kan belum boleh pacaran." Jawab Shinji santai. Pandangannya teralihkan pada seorang gadis kecil cantik dan bersurai coklat, kelihatannya sedang mencari sesuatu. Shinji memutuskan untuk menghampiri anak itu. "Sedang cari apa?" Tanya Shinji pada gadis itu. "A-aku sedang mencari pensilku. Hari ini aku ada pelajaran bahasa. Jika tidak ada pensil maka aku tidak bisa ikut kelas.." Jelas gadis itu dengan suara bergetar, air matanya mulai berlinang. Shinji mulai bertanya. "Pensilmu hilang dimana?" Gadis itu menunjukkan jarinya ke sebuah kotak pensil yang berantakan itu. "Oh..." Shinji melihat kotak pensil yang isinya berserakan itu, hanya ada rautan, penghapus dan buku catatan kecil. Shinji memasukkan isi dari kotak pensil itu dan menutupnya. "Ini." Shinji memberikan kotak pensil gadis itu. "Aku tak dapat menemukan pensilmu, jadi ini aku pinjamkan." Dia memberikan pensil berwarna hitam dengan sebuah sticker robot. Shinji dan Ryuichi pun pergi meninggalkan anak itu. "Terima kasih! Namamu siapa...eh.." Gadis itu mencoba memanggil Shinji, tapi dia sudah pergi duluan. Tapi yang Jelas, gadis kecil ini tidak akan melupakan si laki-laki yang sudah berbaik hati meminjamkannya pensil.

Hari pun berganti ke hari Valentine. Shinji memasuki kelasnya dan duduk di tempatnya, dan mendapati lacinya penuh coklat. Dia pun memasukkan coklat-coklat itu ke dalam ranselnya. Bukannya dia tak menerimanya, melainkan dia makan pulang sekolah nanti. "Coklat ya? Lumayan banyak juga." Gumamnya melihat coklat-coklat itu. Tanpa disadari, waktu sekolah sudah usai. Seorang gadis kecil berlari ke arah Shinji. "A-ah..." Si gadis kecil kelihatannya ingin mengucapkan sesuatu. "Hn?" Shinji menoleh. Matanya sedikit melebar, ternyata gadis itu adalah gadis yang kehilangan pensilnya beberapa hari lalu. "Ini!!" Sang gadis memberikan sekotak coklat. Shinji mengambil coklat itu. "Namamu, siapa?" Tanya Shinji. "Eh? Miyuki, Miyuki Takara..." Jawab sang gadis. "Aku Shinji Akira, salam kenal." Dari situlah awal pertemuan mereka, dan awal tumbuhnya cinta Shinji kepada Miyuki, gadis yang sekarang adalah teman masa kecilnya bersama Ryuichi. Beberapa tahun berlalu. Mereka sudah menjadi teman sangat lama. Bahkan satu sekolah. Tapi, perasaannmu Shinji pada Miyuki belum hilang. Suatu hari di sebuah SMA....

"Jadi, itu pemikiranmu mengenai coklat?"

"Iya."

"Seperti biasa, kau kalau dapat coklat di hari Valentine malah dimakan."

"Tidak mungkin tidak diapa-apakan, benar?"

"Yah, benar juga sih."

Setting berpindah 6 tahun kemudian. Shinji kini berusia 17 tahun, dan masih bersama Ryuichi. Dia bersekolah di Yukimura High School. Dia, Miyuki dan Ryuichi bersekolah di tempat yang sama. Shinji melihat Miyuki berdua dengan Agares Alluvard. Pria yang digosipkan dekat dengan dirinya.

"Miyuki dekat dengan Agares ya." Gumam Ryuichi.

"Iya." Jawab Shinji singkat.

"Mereka itu pasangan kekasih. Yah, gadis seperti Miyuki mana ada laki-laki yang tidak mau." Kata Ryuichi melihat ke arah mereka berdua.

Nine Years to EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang