Chapter 3: A Hope That Already Lost

28 0 0
                                    

Chapter OST: Arifureta Kanashimi no Hate - Ayase Eli (CV: Yoshino Nanjo)

Sudah kuputuskan untuk menyatakan perasaanku pada Miyuki hari ini. Aku memacu motorku menuju sekolah, dengan cincin di kantung celanaku. Aku akhirnya sampai di acara Prom Night sekolah, sudah tradisi disekolahku bahwa Prom Night sebagai perayaan kelulusan. Aku segera memasuki lobi sekolah. Disana Ryuichi ternyata menunggu.

"Kau kemana saja? Lama aku menunggu disini." Ujarnya menghela napas.

"Maaf, tadi aku ada urusan." Jawabku.

"Urusan apa?" Tanyanya kembali

"Ada pokoknya." Ujarku tersenyum kecil. Padahal tadi mengambil cincin.

Aku dan Ryuichi masuk ke ballroom sekolah. Sudah ramai disana. Aku melihat Miyuki duduk disana sendirian. Aku memutuskan untuk duduk disampingnya.

"Shin-kun! Kukira kau tak datang." Ujarnya cukup senang.

"Datang kok. Cuma agak lama ada urusan." Jawabku tersenyum kecil. Aku sudah siap untuk menyatakan seluruh perasaanku padanya.

"Sebentar lagi acara dansa. Kau mau berpasangan tidak?" Tanyanya padaku.

"Boleh, dengan senang hati kuterima." Ucapku tersenyum. Acara sudah dimulai. Seraya MC menaiki panggung.

"Selamat sore semuanya! Waktu menunjukkan pukul 6 sore dan selamat datang ke acara Prom Night SMA Yukimura! Saya Toshi selalu MC dan Rapper tercinta anda juga mewakili seluruh murid kelas 12. Apakah kalian anak kelas 10 dan kelas 11 siap untuk acara kali ini??"

Ruangan penuh sorakan kebahagiaan. Aku hanya bertepuk tangan.

"Yak, bisa dilihat disini ada Pangeran Yukimura. Peringkat pertama laki-laki paling tampan, nilai akademik tertinggi. Dan juara Karate tingkat National dan bergelar sabuk hitam di klub! Shinji Akira!"

Ruangan penuh sorakan kebahagiaan para wanita. Aku sudah biasa dengan semua ini.

"Disebelahnya ada nona Miyuki Takara. Putri Yukimura dan gadis tercantik, terpintar dan termanis! Mereka terlihat serasi ya!"

Sorakan para laki-laki terdengar. Dia hanya melambai kecil.

Tidak lama setelah itu, acara dansa dimulai. Aku berdansa Miyuki, tentu saja dansa formal. Tangan kiriku memegang pinggulnya, dengan tangan kananku memegang tangan kanannya.

"Aku tidak biasa diajak berdansa seperti ini..." Ucap Miyuki agak malu.

"Aku juga. Aku tidak biasa diajak berdansa." Jawabku santai. Ini pertama kalinya aku menyentuh tangannya. Kulitnya begitu lembut dan halus. Aku terus berdansa dengannya. Aku merasa senang bisa berdua dengannya. Tak terasa sesi berdansa sudah selesai. Sekarang waktunya free time. Aku masih ada disana bersama Miyuki. Kami membicarakan beberapa hal. Hingga Darell menghampiriku.

"Maa, maa. Sedang bermesraan ya?" Tanyanya.

"Kami hanya mengobrol, apa itu salah?" Tanyaku menatapnya tajam.

"Hei, hei. Tenang, aku cuma mau mengobrol dengan Miyuki sebentar." Jawabnya.

Aku berdiri dan meninggalkan Darell ke toilet.

"Miyuki, bisa ikut sebentar?" Tanya Darell pada Miyuki.

"Eh, baik..." Dia pun mengikuti Darell. Keluar dari ruangan itu.

Aku mencuci wajahku. Entah kenapa aku begitu kesal jika melihatnya bersama Miyuki. Berbeda dengan Agares karena kami adalah teman sejak kelas satu SMA. Aku mengambil kotak hitam kecil, kubuka kotak itu, berisi cincin yang kubeli dari toko kemarin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nine Years to EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang