Bab XIII - Cruising -

8.6K 401 24
                                    


Aku mau ngucapin thanks banget buat Wisya4513 karena udah tangkep kesalahan aku dalam satu adegan cerita ini dan ketahuan banget kalo aku amatir dalam menulis :D wakakaka..
Jadi, untuk penjelasan istri Rifan di Bab Step itu, dia bukan adik tingkat ya. Dia seangkatan dengan Rifan, jadi dia gak seumuran dengan Kiran. Dia seumurannya dengan Rifan. Jadi, untuk pertanyaan Kiran ke April di Bab gonna, anggap aja dia gak pernah bertanya :D #plak karena memang seharusnya Aulia itu lebih tua dari Kiran dan Kakaknya April
-_-
Sorry aku salah Nehnik.. Hiks :(
Trus, sorry juga kalau ada yang typo dan ada beberapa kesalahan, aku sadar kok :D padahal sebelum terbitin udah melalui proses editing, tapi tetap aja ada yang salah ya. Emang otak aku aja yang aneh sih. Hahahaha.
Ya udah itu aja sih, daripada banyak cingcong langsung aja nih.. Cekidooooot..

- Kiran -

Aku berdiri dan merenggangkan tubuh ke kiri dan kanan. Aku baru saja selesai mengikuti briefing untuk persiapan keberangkatan besok. Pegal banget duduk selama 4 jam untuk mendengarkan briefing.

Tapi, aku senang sih. Soalnya bisa duduk di samping Rifan selama 4 jam ini. Selama briefing aku kebanyakan diam saja. Tapi, Rifan banyak bertanya dan memberi masukkan juga. Dan gaya bicaranya tuh benar-benar berwibawa banget. Khas pemimpin lah. Cocok deh jadi GM dia. Cucok banget!

"Aduh duh duh duh..." Rengut ku saat pipi kanan ku di tarik dengan tragisnya.

Aku menoleh untuk melihat siapa pelakunya. Tapi, sebenarnya aku sudah tau sih siapa pelakunya. Rifan berdiri di samping ku dengan jari telunjuk dan jempolnya masih mencubit pipi ku dengan ganas.

"Sakit tau. Lepas ihh" sungut ku sambil menepis jarinya.

Akhirnya dia pun melepaskan cubitannya dan tersenyum kecil memandang ku. Aku mengelus-elus pipi ku yang perih akibat cubitannya. Duh, makin chubby kan nih pipi.

"Ntar kalau sudah operan shift, sms aku. Kita pulang sama-sama. Aku gak ada operasi hari ini." Katanya.

"Oke. " Jawabku mantap.

"Ya udah aku balik ke ruangan dulu. Kamu juga balik gih. Selamat bekerja ya" serunya kemudian.

"Yokai. Selamat bekerja juga" sahutku dengan semangat.

Rifan pun berbalik dan meninggalkan ruangan. Aku pun juga bergerak dan berjalan meninggalkan ruang Rapat itu dan kembali ke ruangan ku bekerja.

Aku akhirnya tiba di ruangan ku dan menuju nurse station, saat tiba di nurse station Reni dan Lita melihat ku sambil bersikut-sikutan. Heran neh nih dua manusia, hobby banget sikut-sikutan.

"Cieee.. Yang besok ke Singapura nih." Celetuk Reni saat aku sudah duduk di nurse station.

"Hehehe ya gitu deh. Doain ya semoga selamat sampai tujuan" kata ku dengan cengiran.

"Jangan lupa oleh-olehnya ya Kir" seru Lita sambil tersenyum sok manis untuk ku. Reni juga mengangguk mengiyakan.

"Oleh-oleh? Oke. Ntar aku bawain batu dari sana. Hahaha" jawab ku mencoba ngelawak.

"Ihh pelit banget sih. Masa kasih batu. Disini juga banyak" cibirnya membuat bibirnya yang udah maju makin maju 10centi.

"Hahaha. Ya kan batu Indonesia sama batu Singapura beda kan? Anggap aja oleh-oleh. Buah tangan" sahut ku sambil menaikkan turunkan alis ku.

"Ya buah tangan jangan batu juga kali Kir" Seru Reni ikut mencibir.

"Iya deh kalau gitu aku bawain pasir aja ya gantiin batu" kata ku sambil tersenyum jail. Yang membuat keduanya langsung cemberut.

Sunrise in NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang