Bab XIV

20.2K 1K 3
                                    

Author Pov

Dante segara keluar dari ruangan sekap prilly. Wajahnya sudah memerah karena memendam kekesalan. Rencananya meleset jauh. Dante mempercepat langkahnya menuju ruangan kerjanya untuk mengambil senjata yang ia butuhkan. Saat memasuki ruangannya sudah ada seorang pria yang sedang duduk di kursi kekuasaannya.

"Ah apakah sebegitu rindunya kau ingin bertemu denganku sampai mengubah rencana kita?"

"Yeah aku sudah sangat merindukanmu. Aku sudah sangat ingin merasakan tanganku yang berlumurkan darah mu"

Dante tersenyum meremehkan. "Sebelum hal itu terjadi kau sudah mati ditanganku ali"

Ya pria itu adalah ali. Ali yang setelah tahu semua hal yang menimpa prilly menjadi semakin geram dan tak bisa menunggu lagi waktu yang telah dijanjikan dante. Segera ali dan semua anak buahnya menyerang markas dante.

Ali tersenyum meremehkan. Dia berdiri dari posisi duduknya. Berjalan mendekati dante.

"Lets see"

Dengan gerakan cepat tangan kanan dante ingin memukul rahang ali. Ali dengan gerakan tak kalah cepat bergeser menghindari pukulan dante. Kaki panjang ali berbalas memukul muka dante membuat badan dante berputar dengan cepat dan terjatuh dengan posisi tertelungkup. Saat Posisi dante yang tertelungkup kedua tangan dante dengan cepat menarik kaki ali yang sedang berdiri di depannya sehingga membuat ali terjatuh. Ali segera menendang kepala dante dan bangun dari posisinya yang terjatuh menunggu dante bangun.

"Kemampuanmu lumayan juga" dante berkata sambil menghapus darah yah mengucur dari pelipisnya.

"Kau belum tahu semua kemampuanku pengecut !"

Kali ini ali yang menyerang terlebih dahulu. Dengan cepat kedua tangan ali sudah mencekik leher jenjang dante. Dante yang pelan pelan kehabisan nafas langsung memukul ulu hati ali membuat cekikannya terlepas. Ali membalas dengan menendang ulu hati dante menarik sebelah tangan dante dengan keras dan membenturkannya ke tembok. Dantepun meluruh kelantai.

Sedangkan di tempat prilly di sekap prilly mendengar ribut2 yang berasal dari luar ruangan yang ia tempati sekarang. Dia berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya tapi tak bisa terlepas. Prilly mulai berteriak meminta tolong. Tak lama anak buah dante dengan tubuh tinggi besar dan berotot masuk dengan tergesa.

"Berani kau teriak. Aku potong lidahmu!!" Anak buah dante mengancam prilly dan melakban mulut prilly. Tanpa sepengetahuan anak buah dante. Ada yang diam2 masuk ke dalam ruangan prilly disekap. Prilly melihat itu tapi orang itu menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya sendiri tanda untuk prilly diam dan bersikap sewajarnya.

Orang itu mulai memukul tengkuk anak buah dante untuk membuat anak buah dante pingsan. Tapi tak sesuai harapan. Anak buah dante tidak pingsan dia malah berbalik dan langsung menyerang orang itu. Terjadi perkelahian yang hebat di depan prilly saling memukul menendang dan menangkis. hingga terdengar bunyi letusan senjata diantara mereka. Prilly terkaget mendengar suara itu. Dia bingung siapa yang akhirnya tertembak karena posisi kedua orang itu saling berpelukan dengan masing2 tangan yang menahan gerakan lawannya.

Tak lama anak buah dante jatuh terkapar dengan perut yang terus mengeluarkan darah. Bahkan prilly pusing melihatnya karena terlalu banyak darah yang keluar. Orang itupun lekas memasukan kembali senjatanya ke balik punggungnya yang tertutup jaket kulit berwarna hitam. Dia mendekat ke arah prilly. Prilly terkaget dengan itu karena dia takut orang itu akan melukainya.

"Tenanglah, saya mark orang kepercayaan tuan ali. Dia yang menyuruhku untuk membebaskan nona"

Prillypun bernafas lega saat mendengarkan perkaataan mark.

I Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang