Part 11

50.7K 3.1K 71
                                    

Hai hai hai, ada yang masih ingat sama Mas Dar gak? Kayaknya sih udah pada lupa deh. Secara author mati suri di wattpad hampir satu tahun ini. Maafin author ya guys :*

Seruni POV

"Apa gak sebaiknya kamu menginap disini saja Ndok?" Ibu masih saja membujukku untuk aku menginap disini, sebenarnya aku tak tega menolak permintaan Ibu. Apalagi sekarang Ibu hanya tinggal berdua dengan Bapak. Tetapi aku masih belum sanggup untuk dapat kembali tidur di kamar yang memang selama aku remaja hingga sekarang menjadi saksi nyata betapa bahagianya aku.

Bukannya sekarang aku tak bahagia, ntah mengapa aku merasa aku perlu waktu untuk sedikit menenangkan hatiku yang masih galau merana ini.

"Bu besok Seruni harus ke kampus ketemu sama Dosen pembimbing Seruni," kilahku. "Tapi kamu kan bisa berangkat dari sini Ndok," kembali Ibu melancarkan sanggahannya agar aku tak dapat lagi alsan untuk menolak.

"Bu, semua keperluan untuk besok ada di rumah Pak Aji, repot kalau besok Seruni harus balik dulu untuk ambil keperluannya," yah mungkin saja alasan ini dapat diterima oleh Ibu. "Sudah-sudah Bu, besok kan Seruni bisa mampir kesini kalau pulang dari kampus. Ayo nak Bapak antar," aku mengangguk kepada Bapak dan sekali lagi aku berpamitan kepada Ibu yang sepertinya tak rela.

"Jadi sudah sejauh mana persiapan pernikahanmu Ndok?" Bapak bertanya disela kegiatan menyetirnya, aku memejamkan mataku pelan berusaha menghapus bayangan Dosen itu dari pikiranku.

"Aku akan tetap menunggu Pak Aji Yah, walaupun sekarang dia tak ada kabar sama sekali," jawabku pelan. Aku ragu apakah Bapak mendengar perkataanku atau tidak. "Kalau seandainya dia kembali tanpa ada kabar tentang orang tuamu?" pertanyaan Bapak kontan membuat hati kecilku menangis, menangis mendengar kemungkinan yang bisa saja terjadi.

"Seruni akan tetap pada komitmen Seruni Pak, maka dengan begitu pernikahannya batal," tenggorokanku tercekat saat aku mencerna kata-kata yang aku ucapkan sendiri. Aku ingin menarik kata-kata yang menyakitkan untuk hatiku sendiri. Tetapi ini memang sudah keputusan dari awal.

"Nak sebaiknya dipertimbangkan dulu, Nak Dar itu anak yang baik dan Soleh. Bapak yakin dia bisa menjaga dan membimbingmu Nak," nasehat Bapak sebelum aku membuka pintu mobil dan berpamitan dengan Bapak.

"Rasulullah bersabda 'Seorang wanita yang penuh barokah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya.'"

Ntah kenapa tiba-tiba aku teringat tausiyah-tausiyah yang sempat aku dengarkan saat dia masih aktif menjadi remaja masjid di dekat rumahku "Yang mudah menikahinya, apakah aku termasuk mudah untuk dinikahi?" tanyaku kepada diri sendiri.

"Sepertinya aku tergolong wanita yang celaka," aku menyimpulkannya sambil berderai air mata, sepertinya Bapak benar. Aku memang harus melupakan obsesiku tentang orang tua kandungku, setidaknya aku lega mengtahui kenyataan hidupku yang sebenarnya.

"Tapi bagaimana aku menyampaikan kepada Pak Aji? Sedangkan dia saja susah di temui," pikirku gusar sambil bergumam sendiri.

Darsono atau Aji POV

Aku sudah hampir frustasi, sampai sekarang aku belum juga menemukan titik terang. Aku mengusap wajahku kasar, sudah lewat satu bulan dan aku belum menemukan orang tua Seruni. Bahkan besok masa cutiku akan habis, dan aku belum sedikitpun menemukan titik terang.

Selama aku menghilang ini aku sengaja mengganti nomor ponselku untuk sementara, nomor yang aku gunakan hanya untuk aku berkomunikasi dengan orang-orangku yang tersebar di beberapa daerah.

"Apa mungkin mereka pindah keluar negeri?" gumamku kepada diri sendiri, beberapa waktu lalu aku sempat mendapat kabar dari orang suruhanku di Bandung. Pencarianku dimulai dari bekal yang aku dapat dari kedua orang tua angkat Seruni.

Kilas Balik On

"Jadi apa yang ingin kamu ketahui Nak?" tanya Bapak Seruni lembut. Aku baru saja menceritakan perihal permintaan Seruni, mereka cukup kaget mendengar permintaan Seruni.

"Apa saja yang Bapak ketahui tentang orang tua kandung Seruni," aku berusaha mengucapkannya sehalus mungkin, aku takut menyinggung perasaan mereka yang sangat lembut.

"Baiklah nak, kamu bisa memulai pencarianmu di kota Bandung Nak. Nama lengkapnya Syarief Ibrahim dan Anjani Resti. Bapak menaruh harapan juga padamu Nak, setidaknya mereka dapat menghadiri pernikahan Seruni. Kamu bisa pergi ke alamat ini," Bapak Seruni menyerahkan secarik kertas yang seperti suratkepadaku.

"Itu surat terakhir sekitar 20 tahun lalu yang kami terima, saat itu umur Seruni 2 tahun. Kami juga tidak tahu kenapa mereka meninggalkan Seruni begitu saja Nak," jelas Bapak Seruni.

"Bapak sudah pernah mencoba mencari mereka namun hasilnya nihil Nak."

Kilas Balik Off

Author POV

Seruni baru saja selesai bimbingan dengan dosennya, Seruni memiih duduk di taman yang ada di tengah-tengah gedung universitas. Seruni memperhatikan mahasiswa dan mahasiswi yang lalu lalang. Ada yang lagi sibuk ngerumpi sambil jalan, ada yang lagi main Hp, ada juga yang lagi pacaran dan masih banyak lagi.

Seruni tak menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan, Darsono lah yang sedari tadi memperhatikan dan mengawasi Seruni. Sebenarnya begitu banyak kerinduan yang dirasakan keduanya. Darsono yang berusaha menepati janjinya dan Seruni yang tak tahu harus mencari Darsono kemana.

Saat Darsono sedang asyik memperhatikan Seruni seorang mahasiswi menghampirinya untuk bimbingan. Darsono paling tidak suka bimbingan diruang kerja menurutnya sambil berdiri sekarang juga tak masalah. Tanpa Darsono ketahui Seruni sudah melangkah kearahnya dengan kilasan marah dan rindu yang menjadi satu.

Yah, Seruni tak sengaja menangkap sosok Dosen yang berhasil mencuri hatinya. "Ehem! Permisi," Seruan yang dikatakan Seruni berhasil membuat Darsono tegang untuk beberapa detik. Karena tahu kalau dia tak bisa menghindar lagi Darsono meminta mahasiswinya untuk segera minggat.

"Ada apa Seruni?" pertanyaan dingin yang keluar dari mulut Darsono cukup menohok hati Seruni. Darsono berkata seolah-olah mereka baru saja bertemu tadi pagi walaupun kenyataannya sudah 1 bulan lebih mereka tak bertemu.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Anda," Seruni ikut-ikutan kesal mendengar suara dingin dan menyebalkan milik Darsono. Alhasil Seruni menggunakan bahasa formal dengan nada ketus yang luar biasa.

"Mari kita bicarakan di ruangan saya," setelah mengatakan kalimat tersebut. Darsono langsung melangkahkan kakinya tanpa perduli dengan Seruni. Bukannya dia tak perduli namun, dia takut jika topengnya dilepas maka runtuhlah semua pertahannannya. Bisa saja dirinya langsung memohon kepada Seruni untuk mengganti mahar yang diinginkan Seruni.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Darsono sudah mulai mengurangi nada ketus dalam suaranya. "Begini, saya ingin Anda menikahi saya secepatnya," kalimat yang keluar dari bibir Seruni berhasil membuat Darsono melotot tak percaya.

"Saya akan mengganti mahar yang saya inginkan, dan untuk maharnya bebas anda yang tentukan," Seruni mengatakannya dengan satu tarikan nafas saking gugupnya. Bahkan muka Seruni sudah memerah dibalik kerudungnya, Seruni menekan jauh malu dan egonya.

"Tapi kenapa?" Darsono mengerutkan keningnya berusaha untuk mencari sendiri penjelas dari permintaan Seruni.

"Rasulullah bersabda 'Seorang wanita yang penuh barokah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya.'" Ucap Seruni pelan bahkan nyaris tak terdengar. "Aku ingin menjadi wanita penuh barokah bukan wanita yang celaka." Lanjut Seruni yang langsung menundukkan kepalanya menatap kesepasang kakinya yang terbalut sepatu sneakers.

Darsono tersenyum sambil memperhatikan Seruni yang masih menunduk. Darsono menarik nafas pelan sebelum berkata "baiklah jika itu maumu, nanti malam kita ke rumah kedua orang tuaku."

"Terima kasih Mas," suara Seruni yang pelan masih dapat didengar oleh Darsono dan senyum Darsono semakin mengembang begitu mendengar panggilan yang sangat dia rindukan itu.

TBC

Mas Darsono?! (Dreame)Where stories live. Discover now