Pergi Tuk Kembali

25.6K 1.1K 28
                                    

~Menata hati yang telah hancur berkeping keping tidaklah semudah membangunnya sedari awal~ Milli ASH

Milli POV

Setengah jam sudah aku berdiri mondar mandir didepan ruang tindakan tempat papa ditangani. Setelah pertengkaran hebat antara kami bertiga, tiba tiba papa mengalami serangan jantung kembali. Aku merasa bersalah telah membentak dan mengatakan bahwa aku sangat membenci beliau. Itu semua spontan kukatakan karena kekecewaanku dan keterkejutanku akan pernyataan papa bahwa ini semua adalah rencana beliau. Sampai sejauh itu papa mengatur ini semua.

Sempat kulihat wajah Argio, ups! maksudku Kevin, juga sama cemasnya dengan diriku. Ia duduk dengan menundukkan kepalanya yang ia topang menggunakan tangannya. Entah mengapa melihatnya membuatku lagi lagi teringat akan kebohongannya. Perih rasanya. Selang beberapa menit kemudian, dokter Vincent keluar dan aku diikuti oleh Kevin langsung menemui beliau.

"Milli, kondisi papamu....," ucapan dokter Vincent terdengar ragu ragu.

"Bagaimana kondisi papa, dok?" Tanyaku penuh kecemasan.

"Papamu dalam kondisi yang kritis saat ini. Dan barusan beliau meminta kau dan suamimu untuk bertemu dengan beliau," ucap dokter Vincent dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tanpa banyak bertanya lagi, aku dan Kevin bergegas masuk kedalam ruangan.

Didalam ruangan itu, tubuh papa terbaring lemah dengan beberapa selang yang menempel di tubuhnya. Seketika tangisku pecah melihat kondisi papa yang begitu lemah. Bunyi detak jantung papa pada alat elektrokardiograf membuatku menjadi merinding. Ini semua salahku.

"Papa.....," aku memanggil beliau dan beliau pun menoleh ke arahku. Tangisku semakin kencang dikala melihat wajah papa yang begitu pucat. Bahkan Kevin harus menopang tubuhku dengan memegang pundakku karena tubuhku yang melemas seketika.

"Mi...lli, Ke...vin... kemarilah," ucap papa terbata bata.

"Papa, jangan banyak bicara dulu," sahutku disertai isak tangisku.

"Milli... berjanjilah pada papa, kau...dan Kevin ti...dak akan ber..pisah ataupun bercerai sampai kapan..pun," ucap papa dengan susah payah. Aku dan Kevin hanya sama sama terdiam.

"Papa, sudahlah. Papa seharusnya beristirahat," sahut Kevin.

"Ti...dak Kevin. Milli, berjanjilah pada papa. Kalau tidak papa ti...dak akan bisa pergi de...ngan te..nang," papa sudah terlalu banyak bicara membuatku semakin khawatir.

"Papa, sudahlah. Please," pintaku tak menjawab permintaannya.

"Milli.. papa mo..hon. berjanjilah sa..yang," papa menarik tanganku keatas kepalanya menyuruhku untuk berjanji. Tangisku pun semakin kencang tak tertahankan.

"Iya pa, Milli janji. Milli tidak akan berpisah dan bercerai dari Kevin. Milli berjanji, pa. Jadi sekarang, papa harus sembuh. Papa harus berkumpul lagi dengan kami," ucapku menuruti keinginan papa.

"Ke...vin, berjanjilah pada pa...pa. kau akan selalu ada di...samping Mi...lli se..la..ma..nya...," ucap papa pada Kevin.

"Iya pa, aku berjanji. Aku berjanji akan selalu ada disamping Milli selamanya," sahut Kevin juga dengan berurai airmata. Kurasakan bahwa ia sama bersedihnya dengan diriku.

"Terima ka..sih. pa..pa bi..sa tenang pergi se..karang," papa menyatukan kedua tangan kami dan yang kulihat setelah itu papa menutup matanya perlahan bersamaan dengan bunyi nyaring pada alat elektrokardiograf yang menunjukkan garis lurus pada layar monitornya. Seketika duniaku berubah menjadi gelap gulita. Tak kuingat lagi apa yang terjadi pada diriku setelah melihat peristiwa itu.

Kevin POV

Seketika kudekap tubuh Milli yang terkulai pingsan melihat kondisi papa. Dokter Vincent dan para perawat lainnya merangsek masuk kedalam ruang perawatan dan melakukan prosedur pemeriksaan yang menegangkan. Konsentrasiku terbagi antara Milli dan papa. Akhirnya kuputuskan untuk membawa Milli keruang perawatan agar segera mendapat tindakan secepatnya. Tak lama berselang, kulihat dokter Vincent menghampiriku dan mengatakan kabar buruk itu. Papa telah pergi untuk selamanya. Papa telah meninggal dunia. Seketika lututku lemas mendengar penuturan dokter Vincent. Tak kubayangkan betapa histerisnya Milli saat ia sadar nanti dan mengetahui bahwa papa telah berpulang untuk selama lamanya.

My Husband My Office BoyWhere stories live. Discover now