Our Miracles

23.3K 957 12
                                    

~ There can be miracles, when you believe
Though hope is frail, It's hard to kill Who knows what miracles, you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe ~

"Kevin!! Apa yang terjadi?" Feby dan Jason segera menghampiri Kevin yang masih terduduk mendekap tubuh Milli yang terkulai pingsan.

"Kakak!!" Disaat yang bersamaan Aura pun tiba disana.

"Ceritanya panjang! Sekarang, kita harus cepat membawa Milli kerumah sakit," Jason membantu menggendong Milli, sementara Aura dan Feby membantu memapah Kevin sampai ke mobil.

"Jason!! Bisa kau tambah tidak kecepatannya?" Tanya Kevin terlihat tidak sabar sambil terus sesekali membelai dan mengecup pucuk kepala Milli yang saat ini berada di pangkuannya.

"Baik tuan," Jason melajukan mobilnya dengan kecepatan semaksimal mungkin.

Sesampainya dirumah sakit, Kevin dan Milli langsung mendapatkan penanganan medis dari tim dokter masing masing.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya? Dia dan bayi kami baik baik saja kan?" Tanya Kevin pada dokter yang saat ini sedang memeriksa keadaannya.

"Tenang saja tuan, tim kami sedang berusaha sebaik mungkin," ucap sang dokter yang masih fokus pada pemeriksaan kaki Kevin.

"Dokter!! Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Sekarang bawa aku ketempat istriku! Aku ingin melihatnya, aku ingin memastikan keadaannya, dok!" Teriak Kevin pada sang dokter yang masih saja fokus memeriksa kondisinya.

"Dokter!!! Kau ini dengar atau tidak? Apa karena sering menggunakan stetoskop membuat pendengaranmu jadi berkurang, hah!!!" Bentak Kevin tak terkendali.

Aura sedari tadi memperhatikan gerak gerik sang kakak yang terlihat gelisah dan bolak balik membentak dokter yang memeriksanya dengan berdiri terpaku melipat kedua tangannya di dada.

"Bagaimana keadaan kaki kakak saya, dok?" Tanya Aura pada dokter yang memeriksa Kevin.

"Aura! Bawa aku ke tempat Milli sekarang!" Perintah Kevin pada Aura yang sedari tadi hanya memperhatikan tingkah polah Kevin yang seperti sedang kesetanan.

"Dokter! Beri kakakku ini suntikan penenang," pinta Aura pada sang dokter.

"Tidak!! Aura!! Jangan!! Oke... oke.. aku janji tidak akan bertingkah seperti ini lagi. Tapi kumohon, bawa aku ketempat Milli sekarang, please," pinta Kevin mulai melunak dengan wajah memelas.

"Jadi, bagaimana kondisi kaki kakak saya ini, dok?" Tanya Aura tanpa menghiraukan permohonan Kevin padanya.

"Kaki tuan Kevin baik baik saja. Bisa dibilang ini sebuah keajaiban. Tuan Kevin dinyatakan, bisa berjalan lagi," ucapan dokter sontak membuat Kevin dan Aura menyunggingkan senyumnya.

Setelah dokter selesai memeriksa kondisi Kevin, dengan masih sedikit tertatih, Kevin dan Aura segera menemui Feby dan Jason yang menunggu didepan ruang tindakan menanti kabar baik untuk keadaan Milli. Selang beberapa menit kemudian, dokter yang memeriksa Milli keluar dari ruangan dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

"Dokter!! Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Kevin terlihat tidak sabaran.

"Saya punya kabar baik sekaligus kabar buruk untuk anda tuan. Kabar baiknya, Kami berhasil menyelamatkan bayi yang ada didalam kandungan istri anda. Namun kabar buruknya, keadaan istri anda saat ini dalam kondisi koma. Shock yang dialaminya membuat kondisi psikisnya terguncang dan membuatnya sulit kembali ke kesadarannya," jelas sang dokter.

"Lalu, kapan ia akan sadar, dok?" Tanya Kevin dengan airmata yang menggenangi pelupuk matanya.

"Tergantung kemajuan kondisi psikisnya. Orang yang dalam kondisi koma, sebenarnya bisa berinteraksi dengan kita asal kita selalu rajin mengajaknya berkomunikasi, tentu saja kami pun akan terus mengusahakan kesembuhan istri anda lewat tindakan medis juga," jelas sang dokter membuat tubuh Kevin seketika lunglai terduduk diatas kursi.

My Husband My Office BoyWhere stories live. Discover now