3

554 35 6
                                    

" Mira , Amir , Auni ... Mama dengan ayah akan oversea . 2 minggu ja . Amir , boleh jaga kakak dengan adik ? " Puan Fardiana serba salah . Dia benar - benar terpaksa . Yalah , dia terpaksa berurusan di luar negara . Nak buat macam mana ?

" Mira tak kisah pun " Mira sedikit pun tidak kisah . Malahan dia berasa senang hati .

" Auni ? " Puan Fardiana bertanya kepada anak bongsunya .

" Auni nak ikut mama ... " Auni menyendeng .

" Tak boleh sayang . Kat sana nanti mama sibuk . Siapa nak jaga ? "
Puan Fardiana memujuk sambil mengusap kepala anak kesayangannya itu .

Auni mengengek . Biasalah , budak - budak . Sebelum ini , mereka sekeluarga memang tak pernah terpisah . Tapi untuk sekali ini , mereka terpaksa ...

███████████████████

Encik Shahril mengangkat beg galas miliknya dan milik isterinya . Puan Fardiana benar - benar berat hati .

" Sayang , baik - baik duduk rumah . Jangan main api . Senja ja , tutup tingkap , pintu . Tau . Kita ni duk dekat dengan hutan . Paham - paham lah . Mira , nanti masakkan untuk adik - adik ya " Pesan Puan Fardiana .

" Ye ma . Bye ! " Mira lansung tidak kisah .

Mira , Auni dan Amir menyalam kedua ibu bapa mereka . Auni menangis sambil memeluk pinggang Mira . Mira memandang Auni dengan pandangan kosong . Kosong seperti hatinya yang kurang dengan perasaan kasih sayang .

███████████████████

" Assalamualaikum warah matullah ... " Amir memberi salam pertama . Mereka bertiga saling bersalaman . Solat itu tiang agama . Tidak solat , maka runtuhlah agama . Mira terus ke dapur untuk memasak makan malam . Sekadar santapan untuk mereka adik - beradik.

Sedang Mira menuruni anak tangga , kedengaran bunyi di dapur . Mungkin itu Amir yang ingin membantunya masak . Nanti dulu , Amir kat atas kan ? Mungkin dia dah turun dulu .

" Amir , rajinnya " Mira menyapa.

Amir hanya terus memotong sayur . Tiba - tiba pisau itu menyinggah ke jari Amir .

" Amir ! Kau okee tak ? Nak akak amikkan plaster ? " Mira sedikit cemas.

Amir menunjukkan jarinya . Pelik . Tiada darah .

" Kakak ! Sedapnya bau " Amir yang berada di tangga memanggil Mira .

Mira berpaling . " Amir ?! " Mira berpaling semula dan kelihatan ' Amir ' yang LAGI SATU sudah hilang . Tetapi , masakannya ... Masakannya masih lagi ada .

" Amir , kau main - main eah dengan akak ? Tak lawak " Mira menanyakan soalan yang ingin menenangkan hatinya .

Tapi , jawapan Amir tak diduga . " Lawak apanya kak ? Amir ada dengab Auni tadi lipat sejadah . Kitorang kemas-kemas sikit ruang tamu kat atas "

" Huh ? " Mira takut . Apa yang harus dibuatnya dengan masakan di atas kuali itu ? Aduh ! Dia bingung ...

===========================

Teruskan membaca ya ! :)
Terima kasih banyak - banyak pada orang yang vote cerita saya yang boring ni . Hahaha .

AIR [ Hiatus ]Onde histórias criam vida. Descubra agora