Chapter 8

825 30 2
                                    

Revisi

Author pov*

"Kamu mengidap penyakit Leukimia Ca" air mata Tasya mengalir begitu saja mendengar kalimat yang terucap dari bibir Ayahnya.

"Papah becanda kan? Galucu pah" Elak tasya. tetap dengan airmata yang mengalir dipipinya.

"Papah tidak bercanda sayang " ucap sang ayah dengan bergetar melihat putri semata wayangnya menangis.

"Tapi aku bisa sembuh kan pah?" tanya tasya menatap ayahnya.

"Kamu bisa sembuh sayang, papah janji" tutur sang ayah untuk menenangkan putrinya itu.

"Papah serius kan?"

"Papah serius sayang" Tasya tidak menjawab perkataan ayahnya karena terlalu sibuk berpikir.

"Pah?"

"Iya sayang"

"Pah? Tolong jangan kasih tau siapapun tentang penyakit tasya ya?" Ujar tasya.

"Tap-- "

"Please pah , papah harus janji gabakal kasih tau mereka" pinta tasya.

"Papah janji gabakalan kasih tau tentang penyakit kamu ke mereka" ujar sang ayah menarik putrinya kedalam dekapannya. Tasya pun mengusap jejak airmatanya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

Tasya pun membalas pelukan sang ayah. 'Yatuhan berilah kesembuhan bagi putriku ini, Doa sang ayah untuk peri kecilnya. Tasya'

"Caca, papah mau tebus obat dulu ya " ujar sang ayah seraya melepas pelukannya. Dan berlalu keluar dengan raut wajah yang lesu.

"Iyaudah pah " Tasya pun kembali istirahat diatas tempat tidurnya itu.

==========

"Arghh Sialan, gue khawatir " ujar seorang lelaki menjambak rambutnya frustasi.

"Kita juga khawatir Lex " ujar yang lainnya. Lelaki yang dipanggil Alex itu langsung berdiri dengan sigap ketika mendengar Pintu ruang inap Tasya berderit, dan keluarlah lelaki paruh baya yang tidak lain merupakan ayah Tasya sendiri.

"Gimana om?" tanya Alex, dengan raut wajah khawatirnya. Karena tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya, ia langsung menyelonong masuk diikuti yang lain.

========

'Mau ga mau gue harus terima kenyataan kalo hidup gue tinggal sebentar.' Pikir Tasya

".Ahhhhh" teriakan Tasya menggema diruangan kamar inapnya.

"Tasyaa? Lo kenapa? " Tanya Alvaro.

Tasya tidak tau kapan mereka masuk

"Hah?" Tasya Mengernyitkan alis bingung, dengan gerakan gesit Tasya l mengelap jejak air mata yang ada disekitar pipinya.

"Lo kenapa? Teriak teriak " Tanya Alex.

"Oh itu tadi ada Kecoa terbang " Bohong Tasya, mereka menautkan alis pertanda bingung. 'bego mana ada kecoa di rumah sakit' maki Tasya pada dirinya sendiri.

"Kecoa terbang? " tanya Alex dengan alis terangkat sebelah .

"Iyaa tadi ada kecoa terbang " ujar Tasya tetap dengan alasannya, seraya meyakinkan mereka.

Mereka hanya mengangguk tanda percaya akan ucapan gue barusan. 'Maaf gue harus bohong kekalian.' Batin Tasya.

"Kalian ga di Villa? " tanya Tasya mengalihkan topik, Dan mereka dengan mudahnya teralihkan.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang