Chapter 10

1K 28 2
                                    

*flashback

Kemarahan tasya memuncak sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian di kantin, Dengan gesit tasya langsung pergi meninggalkan kantin yang sedah ramai membicarakan Tasya dan Sandra.

Tasya tetap berjalan dengan cepat dan berhenti di Taman belakang, dimana Sandra dan Indra resmi menjadi sepasang kekasih, Dia menghempaskan tubuhnya di kursi taman dan seseorang menempatkan dirinya di samping Tasya.

Tasya mengangkat kepalanya dan mendapatkan sandralah yang duduk disamping dengan wajah yang sudah dibanjiri air mata, Tasya melengos begitu saja.

"Sya please dengerin aku dulu." pinta Sandra memohon sambil menggenggam pergelangan tangan Tasya.

"Lo mau ngomong apa lagi Hah? " Teriak Tasya tepat didepan muka Sandra. Dia tetap menahan diri agar air matanya tidak keluar.

"Aku Bilang Gasuka sama Indra karena kamu suka sama dia, aku ga mau menghancurkan kebahagiaan kamu saat itu, makanya aku mendem perasaan ini, aku takut kamu sakit hati sya " Penjelasan Sandra membuat Tasya Diam mencerna kalimat yang baru saja dilontarkan Sandra.

"tapi lo tetep nerima dia jadi pacar lo, gabisa apa lo diem aja kalo jadian sama dia seenggaknya gue gabakalan sakit hati kaya gini. Coba dari Awal lo bilang suka sama indra sakit yang gue rasain sekarang ga akan sesakit ini " Tasya berhenti sejenak mengambil nafas karena suaranya semakin parau.

"karena kalo gue tau dari awal pasti gue bakalan ngelupain perasaan gue ke Indra, dan lo dengan Baiknya Ngasih Pin dan Nomor hpnya ke gue sama aja lo yang bikin gue berharap lebih sama indra Dan Rasa sakit yang gue rasain gabakalan sesakit ini San!"
Tasya menggantung ucapannya sesaat untuk mengatur nafasnya.

"Salah gue juga sih ya, Ga peka karena cinta itu buta jadi gue gabisa ngeliat perasaan lo terhadap indra, dan dengan begonya gue ga curiga dari mana lo dapet nomornya, pinnya dan tau segalanya tentang dia. Bukannya itu terlalu aneh? Tapi guenya aja yang gapeka sama sekitar. " Imbuh Tasya dengan lirih membuat siapapun yang mendengarnya merasa ngilu.

"Sya, aku tau apa yang aku lakuin itu salah dan ga pantes dapet maaf dari kamu tapi tolong jangan berhenti jadi sahabat aku." Lirih Sandra yang menatap Tasya.

"Maaf San, apa yang gue rasain terlalu sakit, mungkin untuk sementara waktu jangan hubungi gue, karena gua butuh waktu sendiri." Ucap Tasya pelan seraya berdiri dan meninggalkan sandra disana seorang diri.

Sandra tidak mengehentikan langkahnya, karena Tasya yang memintanya agar menjauh.

'Dan aku bakalan menjauh sesuai permintaan kamu sya.' batin Sandra.

Sandrapun melangkah meninggalkan taman dan pergi kekelas, ketika dikelas dia melihat Tasya duduk dengan kepala tertunduk.

Bunyi kursi yang ditarik membuat Tasya sadar jika Sandra sudah kembali. Bahkan dia tidak tahu bahwa itu hari terakhir sebelum kepergian Sandra.

Hari berganti Hari.

Tasya tidak peduli akan keberadaan Sandra.

Bulan berganti bulan.

Tasya mulai menyadari bahwa Sandra sudah tidak pernah terlihat lagi disekolah.

Tasya pun mulai mencari tau akan keberadaan Sandra yang sudah menghilang dari pandangannya selama beberapa bulan ini. Ia pun bertanya pada orang terdekat Sandra tapi hanya satu jawaban yang ia dapat yaitu tidak tau, seolah kepergian cewek itu tidak pernah terjadi. Dan harapan terakhir Tasya, hanyalah Indra. Mungkin cowok itu tau keberadaan Sandra sekarang.

Diapun menghampiri Indra meminta cowok itu untuk mengikutinya, Sampai lah di taman belakang dimana semua kenangan terjadi.

"Gua mau langsung to the point aja Ndra, Lo tau ga Sandra kemana?" Tanya Tasya terkesan seperti dikejar waktu.

"Taulah, guekan pacarnya, kalo gasalah waktu itu dia bilang bakalan ke perancis ikut bokapnya" Jawab Indra Enteng. Dengan pedenya lo bilang pacar ndra? Go to hell Ndra!

"Oh ke perancis, thanks, and i wanna say 1 thing you must stay away from sandra, cause you just make her Sad if she know you're cheated from her, Dont you ever think about her feeling?" Ucap Tasya penuh penekanan setiap katanya, Dan berlalu meninggalkan Indra dengan wajah khawatirnya.

Sejak saat itulah Tasya tidak pernah bertemu lagi dengan Sandra.

*flashback off.

Author pov*

" Lo aja gabisa lupa apalagi gue yang disakitin San! " Ucap Tasya dengan gerakan menunjuk dirinya sendiri.

" Lo bahkan langsung pergi gitu aja San, Gue udah nyari lo kesana sini tapi hasilnya apa? nihil Gue gaketemu sama lo, tapi lo seenaknya pergi tanpa bilang ke gue."Lanjut Tasya.

" Sya---

"Apa lo tau? Kal... " Ucapan Tasya memotong kalimat yang ingin diucapkan oleh Sandra.

"TASYA! DENGERIN AKU !" Teriakan Sandra membuat Tasya diam. Ini pertama kalinya Sandra berteriak ke pada Tasya, Karena setau Tasya Sandra adalah gadis yang lembut.

"Dengerin penjelasan aku dulu sebentar aja Sya, Aku pergi karena ayah aku dipindah dinas ke sana, aku pengen bilang sama kamu, tapi kamu masih aja ngebahas tentang Indra Indra dan Indra kamu ga mikirin kan perasaan aku gimana liat kamu kaya gitu, aku juga sakit Sya, Coba kamu pikir gimana perasaan kamu kalo ngeliat Sahabat kamu nangis karena apa yang kamu lakuin? Kamu gatau kaya gimana Sya " Sandra memberi Jeda sebentar Untuk menarik Nafas.

"Itu Sakit sya, disaat Sahabat yang kamu sayang nangis tepat didepan mata kamu, kamu pasti bingung kenapa aku bisa ada disini , jawabannya karena aku selalu mantau kamu dari sana Sya , Aku masih punya nomor kamu sampai sekarang tapi aku ga pernah ngehubungin kamu karena aku takut kamu masih marah sama aku Sya , Aku kasih pin sama no hp indra supaya kamu bisa jadian sama indra Sya, Aku gamau kasih tau kamu karena kebahagiaan kamu saat itu adalah Indra " Tutur kata Sandra membuat Tasya diam.

'Apakah aku terlalu egois? Sampai aku tidak memperdulikan Sandra saat itu, aku hanya memikirkan rasa sakit yang aku rasakan tanpa memikirkan Sandra.' Batin Tasya berbicara.

"Gue Egois ya San, sampe lupa sama Sahabat gue, Bahkan gue sampe gatau perasaan sahabat gue gimana " Lirih Tasya dengan kepala ditundukkan.

"kamu engga egois Sya, karena setiap orang kalo udah Sakit hati ngga bakalan mikirin perasaan yang lain kaya gimana." Setiap kalimat yang keluar dari mulut Sandra bagaikan kalimat penenang untuk Tasya, karena hingga saat ini hanya kata kata dari Sandralah yang bisa membuat dirinya merasa tenang.

@------------------

HELLO, thank you for 1,20k readers thanks guys, gue gabutuh vote ko aku cuma butuh karya aku dibaca sama kalian karena itu juga udah bentuk apresiasi dari kalian ke aku, tolong ya seenggaknya dibaca, walaupun ceritanya ga bagus, Makasih yaaaa.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang