sat

1.3K 237 43
                                    

Seperti biasa, Cara selalu berangkat telat beberapa menit setelah jam masuk. Dan anehnya, para dosen pun selalu memperbolehkan Cara untuk masuk dan ngikutin pelajaran sampai akhir.

Gue jadi keinget obrolan Joanna dan temen sekomplotannya yang bilang kalo Cara itu adalah anak Charles-salah satu donator terbesar di kampus. Apa itu alesannya Cara bersikap seenaknya seperti berangkat terlambat? Dan, apa itu juga jadi alesan bagi para dosen untuk tetap memperbolehkan Cara ngikutin pelajaran?

Dan ya, gue juga inget kejadian obrolan kemarin mengenai rencana jahat Joanna dan Cee. Mereka mau deketin Cara gegara merupakan anak dari Charles Delevingne yang jujur gue sebenernya tau orangnya aja enggak. Tapi, mereka juga mau jadiin pertemanan mereka dengan Cara sebagai senjata untuk bales dendam ke gue. Lah? Yang ini sumpah bego banget.

"Ssshh... ssshh..."

Gue menoleh saat denger Cara mendesis ke gue. "Ya?"

"Um, nama lo siapa?"

Gue hampir mau nelen ludah karena terkesiap kaget saat denger pertanyaan Cara. "Uh.., nama gue Harry Styles."

Dia mengulas senyum dan berkata, "kita bisa tukeran tempat duduk, gak, Harry? Gue risih harus duduk di dekat mereka."

Gue mengikuti arah bola mata Cara yang ternyata menunjuk ke arah Joanna beserta komplotannya yang pindah tempat duduk di dekat bangku Cara.

"Um, ngapa emangnya?"

Cara mengedikkan kedua bahunya sekali. "Gak tau, sih. Tapi, geli aja ngeliat gelagat mereka yang centil gitu. Gue jadi gak fokus belajar."

Wow! Baru kali ini sumveh tumveh-tumveh gue denger pengakuan cewek yang ternyata punya semangat dalam belajar.

"Okay."

Setelah ngucapin satu patah kata itu, gue langsung bangkit dari tempat duduk, begitu juga Cara. Kami akhirnya pindah tempat duduk.

"Thanks, ya, Harry." Kata Cara.

Gue mengangguk sekali. "Santai aja."

***

"Hai, Cara!" Sapa Joanna, ngampirin bangku Cara, usai dosen keluar dari kelas. Cara yang masih fokus nyalin yang ada di papan tulis pun Cuma diem gak nanggepin keberadaan Joanna. Dari lirikan mata, gue ngeliat temen satu komplotan Joanna yang lagi menyabarkan Joanna di belakang bangku Cara. Jelas Joanna marah. Sebelum Cara pindah ke kampus ini, gak ada satu pun mahasiswa yang mengabaikan Joanna.

Kecuali gue. Haha.

"Gue suka semua hasil desain pakaian Daddy lo!" Celetuk Cee sambil berusaha mengambil perhatian Cara dengan berdiri sehingga menutup pandangannya dari papan tulis.

Oh, jadi Charles Delevingne itu seorang designer.

"Semua orang juga suka." Jawab Cara tak peduli, mendorong tubuh Cee yang menutup pandangannya pada papan tulis.

Gue yang berada di samping Cara cuma bisa diem sambil nahan ketawa dengan nutup mulut gue.

"Um, so, apa kita boleh main ke rumah lo?" Tanya Cee dengan wajah penuh harap.

Sumpah, gue pengen boker ngeliat mukak tuh anak!

"Mau ngapain?" Pandangan Cara masih fokus pada buku tulisnya. Belum sempat Joanna atau pun Cee menjawab, Cara lebih dulu memotong, "Maaf, yah. Tapi gue tau semua rencana jahat orang-orang seperti lo semua."

Joanna dan yang lainnya pun menggeram kesal seraya menghentakkan kaki. Dan gue gak bisa nahan untuk gak ketawa. Untungnya salah satu dari mereka gak peduli dengan keberadaan gue. Tapi, sumpah, Joanna dan temen-temennya itu emang kampungan banget!

"Tapi, kita cuma mau jadi temen elo doang kok." Sela Joanna, masih ngotot dengan rencananya.

Saat itulah, Cara menghentikan aktivitas menulisnya. Ditaruh pulpen di atas meja sebelum menggebrak meja seraya bangkit dari tempat duduk. Joanna dan yang lainnya pun sempat tersentak di tempat karena terkejut.

Dengan jari telunjuk yang terangkat untuk menunjuk Joanna, Cara pun berkata, "gue gak mau punya teman yang hanya manfaatin gue, atau pun daddy gue! Demi sempak fir'aun dan popok dajjal, baru kali ini gue nemuin orang yang kampungan kek lo semua. Permisi."

Setelah mengucapkan kalimat yang amat kejam itu, Cara menghampiri meja gue, narik tangan gue untuk berdiri, dan ngajak gue keluar dari kelas.

-----

Double update, kan?:))

gue capek&map kalo gaje h3h3


Pink ➳ h.sWhere stories live. Discover now